Kegagalan demi Kegagalan Intelijen Kala 7 Oktober Terungkap, Shin Bet Membuat Pengakuan

Pengakuan tersebut tercantum dalam investigasi internal Shin Bet.

AP
Pejuang Hamas melancarkan operasi badai Al Aqsa
Red: A.Syalaby Ichsan

REPUBLIKA.CO.ID, TELAVIV — Dinas Keamanan Israel Shin Bet membuat pengakuan telah gagal dalam mengantisipasi serangan Operasi Banjir Al Aqsa yang berlangsung pada 7 Oktober 2023.

Baca Juga


Pengakuan tersebut tercantum dalam investigasi internal Shin Bet terhadap operasi penyerangan dari para pejuang Gaza tersebut yang dipublikasikan oleh lembaga penyiaran publik Israel.

Dalam operasi tersebut, pejuang Hamas berhasil menyerang komando dan kendali militer Israel dalam beberapa menit pertama operasi yang melibatkan serangan darat, udara, dan laut. Media Israel melaporkan bahwa sebagian besar komandan lapangan—mulai dari pemimpin peleton dan kompi hingga komandan batalion—tewas pada awal serangan, termasuk tiga komandan brigade.

Investigasi militer menunjukkan kurangnya kesiapan di semua formasi, termasuk runtuhnya intelijen dari Aman dan Shin Bet. Investigasi tersebut juga menyoroti bahwa Divisi Gaza militer Israel dikalahkan dalam dua jam pertama operasi.

Menurut Shin Bet, faktor utama yang menyebabkan kegagalan yakni kegagalan memanfaatkan agen, menganalisis informasi, dan berkoordinasi dengan tentara.

Dalam ringkasan investigasinya yang disiarkan Israeli Public Broadcasting Corporation, Shin Bet mengakui mereka telah gagal dalam misinya untuk mencegah serangan. Mereka pun menempatkan sebagian tanggung jawab pada "kepemimpinan politik."

Angka-Angka Menjelang Badai Al-Aqsa - (Republika)

 

 

Laporan tersebut menyatakan bahwa Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, bertanggung jawab atas pengiriman uang ke Gaza dan menghindari pembunuhan para pemimpin Hamas, meskipun Shin Bet merekomendasikan untuk mengikuti pendekatan proaktif.

Investigasi tersebut juga menunjukkan kurangnya efektivitas dalam pengumpulan intelijen manusia, dan perekrutan yang lemah karena pembatasan yang diberlakukan pada pekerjaan Shin Bet di Gaza.

Sumber yang dekat dengan Netanyahu mengkritik laporan dinas keamanan Shin Bet pada Selasa, dengan menyatakan bahwa laporan tersebut gagal menjawab pertanyaan mendasar terkait kegagalan intelijen.

Kepala Shin Bet Israel, Ronen Bar, mengatakan dalam menanggapi pertanyaan tentang waktu pengunduran dirinya bahwa ia tidak akan puas dengan pengembalian 197 tawanan dari Gaza, tetapi akan berusaha membebaskan 59 tawanan lainnya.

Dia  menambahkan, "Saat komite investigasi resmi dibentuk, atas kegagalan 7 Oktober, saya akan menyerahkan tongkat estafet kepada salah satu deputi saya yang terhormat."

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler