Lucky Hakim Kembalikan Nama Alun-alun Puspawangi Menjadi Indramayu, Ini Sejarahnya
Proses revitalisasi ditandai dengan dirobohkannya pagar alun-alun
REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU-- Alun-alun Indramayu menjadi bagian yang tak terpisahkan dari Pendopo Indramayu, termasuk kompleks perkantorannya, serta Masjid Agung Indramayu. Alun-alun itu juga kerap digunakan oleh masyarakat untuk berbagai aktivitas, seperti olah raga, hiburan, pameran, kuliner dan sebagainya.
Di masa kepemimpinan Bupati Indramayu, Nina Agustina, Alun-alun Indramayu pernah dilakukan revitalisasi. Proses revitalisasi itu diawali pada 19 Mei 2021 dan ditandai dengan dirobohkannya pagar alun-alun karena dinilai menjadi penyekat antara pemimpin dengan masyarakatnya.
Setelah melalui proses pembangunan selama lebih dari dua tahun, Alun-alun Indramayu akhirnya dibuka untuk umum pada 9 Februari 2024. Namun saat itu, nama Alun-alun Indramayu berubah menjadi Alun-alun Puspawangi.
Kini, setelah Lucky Hakim menjabat sebagai Bupati Indramayu menggantikan Nina Agustina, ia pun mengembalikan nama Alun-alun Puspawangi menjadi Alun-alun Indramayu.
“Banyak yang bertanya mengapa tulisan Puspawangi dibongkar di Alun-alun Indramayu? Karena saya menilai bahwa Alun-alun Indramayu, ya tulisannya Alun-alun Indramayu. Jadi, tidak perlu diganti-ganti namanya (menjadi Alun-alun Puspawangi), kembalikan ke fungsi semula,” ujar Lucky, dalam unggahan videonya, akhir pekan kemarin.
Perubahan kembali nama Alun-alun Puspawangi menjadi Alun-alun Indramayu pun mendapat tanggapan positif dari masyarakat. Kebanyakan dari mereka mendukung pengembalian nama Alun-alun Indramayu karena lebih menunjukkan identitas daerah mereka, alih-alih Puspawangi.
Tanggapan serupa juga disampaikan oleh pemerhati budaya sekaligus Kepala Pengelola Museum Bandar Cimanuk Indramayu, Nang Sadewo. Ia mengatakan, sejak awal tidak setuju perubahan nama Alun-alun Indramayu menjadi Alun-alun Puspawangi. Sikapnya itu juga sama dengan pegiat sejarah lainnya yang pada 2021 lalu tergabung dalam Tim 6.
“Jadi jika saat ini (nama Alun-alun Puspawangi) berganti kembali jadi Alun-alun Indramayu, memang itulah yang oleh Tim 6 saat itu rekomendasikan/setujui,” ujar pria yang biasa disapa Dewo itu kepada Republika, Rabu (5/3/2025).
Dewo menjelaskan, Alun-alun Indramayu menjadi bagian yang tak terpisahkan dari sejarah perkembangan Kabupaten Indramayu. “Dalam perjalanannya, Alun-alun Indramayu tentu saja tidak berbentuk seperti saat ini. Semuanya berangsur sesuai alur perjalanan sejarah dan fungsi pusat pemerintahan itu sendiri,” kata Dewo.
Dewo menjelaskan, pusat pemerintahan Indramayu semula terletak di Desa Dermayu, Kecamatan Sindang dan berakhir sekitar pertengahan tahun 1500-an. Selanjutnya, dimulai pemerintahan Sindang Beber antara tahun 1600-1700, yang berada di Desa Sindang atau sebelah barat Sungai Cimanuk.
Pusat pemerintahan kemudian dipindah di lokasi Pendopo Indramayu saat ini, yang terletak di Jalan Mayjen Sutoyo Kelurahan Lemahabang, Kecamatan Indramayu. Pendopo Indramayu itu lokasinya berhadapan langsung dengan Alun-alun Indramayu.
“Wilayah utama dari seluruh pusat pemerintahan itu dikenal dengan istilah Magersari, di era Bupati Raksanegara dan Kertanegara atau setelah Wangsa Wiralodra (pendiri Indramayu) tidak berkuasa lagi,” katanya.
Hal itu terus berlanjut di era Bupati Purbadinegara 1 dan 2 hingga masa kolonial berakhir dan masuk masa kemerdekaan hingga sekarang.
Dewo menambahkan, berdasarkan catatan sejarah dan manuskrip, Alun-alun Indramayu sebelumnya ditulis dengan nama ‘Aloen-aloen atau Aloon-aloon’. Tempat itu merupakan lapangan terbuka yang luasnya dikelilingi oleh jalan dan dapat digunakan untuk beragam kegiatan masyarakat.