Saat Puasa Pelihara Qalbu dan Jangan Terlalu Banyak Makan

Tak ada kantung yang sangat dibenci Allah SWT selain perut manusia yang kekenyangan

Ist
Serakah (Ilustrasi)
Rep: Fuji E Permana Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ulama mengingatkan saat bulan puasa Ramadhan, umat Islam jangan terlalu banyak makan. Walaupun makanannya halal, hal ini sebagaimana dijelaskan, Imam Al Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin. 

Baca Juga


Imam Al Ghazali mengingatkan bahwa jangan terlalu banyak makan saat berbuka puasa, sehingga perut tidak sampai kekenyangan. Sebab, tidak ada kantung yang sangat dibenci Allah SWT selain perut manusia yang terisi terlalu penuh, hingga kekenyangan. 

Bagaimana orang dapat mengambil hikmah puasa kalau pada saat berbuka puasa melahap makanan hingga kekenyangan. Karena membalas lapar dan hausnya di siang hari? 

Padahal, tujuan puasa adalah mengosongkan perut dan memperbaiki sistem kerjanya untuk mengendalikan hawa nafsu, serta untuk meningkatkan kualitas ketakwaan. 

Jika orang berpuasa dengan perut terisi penuh makanan dari pagi sampai petang, maka dorongan hawa nafsu lah yang muncul, dan ia akan dikuasai oleh ketamakan serta sikap rakus sepanjang hari.

Ulama terkemuka bernama lengkap Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Ahmad al-Ghazali juga mengingatkan agar Muslim yang berupasa tetap memelihara qalbu agar tetap khusyu kepada Allah SWT, melalui sikap takut dan berharap, juga dengan sabar dan doa. 

Sebab, orang yang berpuasa tidak mengetahui apakah puasanya diterima atau ditolak, apakah termasuk seorang yang dekat dengan Allah SWT atau tidak? Sudah menjadi kewajiban bagi setiap hamba untuk melakukan ibadah yang terbaik kepada Allah SWT.

Sebagaimana diriwayatkan bahwa suatu ketika al-Hasan al-Bashri Rahimahullah melintas di depan sekelompok orang yang sedang bermain-main dan bersenang-senang sambil tertawa riang di siang hari bulan Ramadhan. 

Al-Hasan al-Bashri berkata kepada mereka, "Allah SWT menjadikan bulan suci Ramadhan ini agar orang-orang menjauhkan diri dari perbuatan sia-sia, dan bersegera untuk berlomba-lomba meraih amalan yang shalih."

Tujuan puasa Ramadhan adalah untuk berlomba-kımba dalam kebaikan, guna meraih salah satu sifat Ilahiah, yaitu Maha Suci Allah SWT dari gemar makan dan minum. Hamba-hamba Allah SWT mewujudkannya melalui cara melaksanakan puasa, untuk menahan diri dari lapar dan haus, serta mengikuti dorongan malaikat muqarrabin dan menghancurkan dorongan setan. 

Manusia adalah makhluk yang mempunyai derajat paling mulia di antara makhluk lainnya, karena manusia dianugerahi akal oleh Allah SWT yang dengannya manusia dapat berpikir dan mengendalikan hawa nafsunya. 

Namun, kadangkala manusia jatuh ke derajat binatang, malah lebih rendah lagi, karena tidak bisa mengendalikan hawa nafsu. 

Akan tetapi, di pihak lain, derajat manusia bisa sama dengar para malaikat, malah mungkin akan lebih tinggi darinya Malaikat adalah makhluk yang senantiasa taat dan dekat kepada Allah SWT.

Hamba yang mengikuti dorongan malaikat dengan ketaatannya, niscaya dekat kepada Allah SWT sebagaimana dekatnya para malaikat. Kedekatan kepada Allah SWTdi sini hanya menunjuk kepada sifat, tidak menunjuk kepada tempat, ruang maupun waktu. Sebagaimana Rasulullah SAW pernah bersabda, "Puasa itu amanah, oleh karena itu, hendaklah setiap orang di antara kalian memelihara amanahnya."

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler