5 Ayat Alquran Ini Jelaskan Bagaimana Seharusnya Cinta Manusia Disalurkan
Cinta adalah naluri manusiawi yang dimiliki anak Adam
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Alquran berfungsi sebagai pengingat yang konstan bagi kita semua tentang kekuatan pengabdian dan keimanan kepada Allah SWT, yang sering kali diwakili melalui cinta yang mendalam kepada Allah SWT.
Mencintai Allah dapat memampukan kita untuk benar-benar beribadah dan mengabdikan diri kita pada keimanan, yang dapat diwujudkan dengan mencintai seni ciptaan Allah SWT.
Seni ciptaan Allah SWT seperti yang terlihat dalam keindahan jiwa yang baik hati, alam semesta yang megah atau bahkan dalam helaian rumput di padang rumput, semuanya merupakan jalan untuk membantu menemukan jalan kita menuju Allah.
Untuk membantu menghidupkan kembali, menegaskan kembali, atau menemukan Allah SWT dan cinta kita kepada Allah SWT, berikut ini adalah lima ayat dari Alquran tentang kekuatan cinta dalam iman.
1. Kasih sayang dan kemesraan di Antara sesama manusia. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
وَمِنْ اٰيٰتِهٖٓ اَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوْٓا اِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَّوَدَّةً وَّرَحْمَةً ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ
Wa min āyātihī an khalaqa lakum min anfusikum azwājal litaskunū ilaihā wa ja‘ala bainakum mawaddataw wa raḥmah(tan), inna fī żālika la'āyātil liqaumiy yatafakkarūn(a).
"Di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah bahwa Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari (jenis) dirimu sendiri agar kamu merasa tenteram kepadanya. Dia menjadikan di antaramu rasa cinta dan kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir." (QS Ar-Rum ayat 21)
BACA JUGA: Mengapa para Pembenci Membakar Alquran dan Justru yang Terjadi di Luar Dugaan?
Di sini, Alquran membantu kita memahami kebutuhan bawaan manusia akan pendamping, bagaimanapun juga, kita adalah makhluk sosial yang membutuhkan kasih sayang dan cinta.
Dengan demikian, dalam bingkai Islam, Alquran mendorong kita untuk menemukan pendamping dan pasangan, yang pada gilirannya, dapat membantu kita memahami pentingnya dan sukacita dalam berbagi kasih sayang dan belas kasihan di antara dua orang.
2. Orang-orang beriman Itu seperti saudara. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَ اَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ ࣖ
Innamal-mu'minūna ikhwatun fa aṣliḥū baina akhawaikum wattaqullāha la‘allakum turḥamūn(a).
"Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah kedua saudaramu (yang bertikai) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu dirahmati." (QS Al-Hujurat Ayat 10)
Dengan menyamakan semua orang beriman sebagai saudara atau keluarga, Alquran memberikan pengingat bagi kita semua bahwa kita harus saling mengasihi satu sama lain sebagai bagian dari keluarga umat manusia yang lebih luas.
Cinta seharusnya tidak terbatas pada cinta romantis atau cinta pasangan dan sebaliknya harus digunakan untuk membantu membangun masyarakat yang penuh kasih dan saling menghormati.
3. Berbuat baik. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
وَاَنْفِقُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَلَا تُلْقُوْا بِاَيْدِيْكُمْ اِلَى التَّهْلُكَةِ ۛ وَاَحْسِنُوْا ۛ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَ
Wa anfiqū fī sabīlillāhi wa lā tulqū bi'aidīkum ilat-tahlukah(ti), wa aḥsinū, innallāha yuḥibbul-muḥsinīn(a).
"Berinfaklah di jalan Allah, janganlah jerumuskan dirimu ke dalam kebinasaan, dan berbuatbaiklah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik." (QS Al-Baqarah Ayat 195)
BACA JUGA: Semua Pakar Sepakat Israel Kalah dalam Perang Gaza, tapi Mengapa?
Ayat yang tampaknya sederhana ini menawarkan refleksi mendalam tentang bagaimana menjadi seorang Muslim yang taat dicintai oleh Allah, untuk dapat menerima cinta dari Yang Maha Tinggi, adalah berkat yang melebihi apa yang dapat dibayangkan oleh banyak dari kita. Yang harus kita lakukan adalah berbuat baik.
Sementara apa artinya berbuat baik di dunia ini dapat diperluas di artikel lain, apa yang dapat kita ambil dari kalimat ini sekarang adalah bahwa kita harus selalu berusaha untuk membuat keputusan yang tepat dalam hidup, dengan tujuan akhir melakukan segala sesuatu yang kita bisa untuk mencoba dan menerima cinta Allah.
4. Kita akan kembali kepada Allah SWT bersama-sama. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
وَاَنْزَلْنَآ اِلَيْكَ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتٰبِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ وَلَا تَتَّبِعْ اَهْوَاۤءَهُمْ عَمَّا جَاۤءَكَ مِنَ الْحَقِّۗ لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَّمِنْهَاجًا ۗوَلَوْ شَاۤءَ اللّٰهُ لَجَعَلَكُمْ اُمَّةً وَّاحِدَةً وَّلٰكِنْ لِّيَبْلُوَكُمْ فِيْ مَآ اٰتٰىكُمْ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرٰتِۗ اِلَى اللّٰهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيْعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيْهِ تَخْتَلِفُوْنَۙ
Wa anzalnā ilaikal-kitāba bil-ḥaqqi muṣaddiqal limā baina yadaihi minal-kitābi wa muhaiminan ‘alaihi faḥkum bainahum bimā anzalallāhu wa lā tattabi‘ ahwā'ahum ‘ammā jā'aka minal-ḥaqq(i), likullin ja‘alnā minkum syir‘ataw wa minhājā(n), wa lau syā'allāhu laja‘alakum ummataw wāḥidataw wa lākil liyabluwakum fī mā ātākum fastabiqul-khairāt(i), ilallāhi marji‘ukum jamī‘an fa yunabbi'ukum bimā kuntum fīhi takhtalifūn(a).
"Kami telah menurunkan kitab suci (Alquran) kepadamu (Nabi Muhammad) dengan (membawa) kebenaran sebagai pembenar kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan sebagai penjaganya (acuan kebenaran terhadapnya). Maka, putuskanlah (perkara) mereka menurut aturan yang diturunkan Allah dan janganlah engkau mengikuti hawa nafsu mereka dengan (meninggalkan) kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk setiap umat di antara kamu Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Seandainya Allah menghendaki, niscaya Dia menjadikanmu satu umat (saja). Akan tetapi, Allah hendak mengujimu tentang karunia yang telah Dia anugerahkan kepadamu. Maka, berlomba-lombalah dalam berbuat kebaikan. Hanya kepada Allah kamu semua kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang selama ini kamu perselisihkan." (QS al-Maidah Ayat 48)
Di sini Alquran mengingatkan kita akan dua hal. Pertama, kita diciptakan berbeda untuk diuji dengan berbagai cara, dan kedua, pada akhirnya, kita semua akan dikembalikan kepada Allah SWT bersama-sama, terlepas dari perbedaan apapun yang mungkin kita miliki selama hidup kita di dunia ini.
Mengetahui bahwa kita semua akan kembali kepada Allah bersama-sama, terlepas dari ujian dan bangsa yang berbeda, dapat menjadi pengingat yang kuat akan kekuatan untuk saling mengasihi dan menghormati satu sama lain selama hidup di dunia ini.
Akhirnya akan sama bagi kita semua, kita akan kembali kepada Allah untuk mempertanggungjawabkan perbuatan kita, yang berarti kita harus selalu memperlakukan satu sama lain dengan tingkat empati dan cinta.
5. Membagikan cinta Anda. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتّٰى تُنْفِقُوْا مِمَّا تُحِبُّوْنَ ۗوَمَا تُنْفِقُوْا مِنْ شَيْءٍ فَاِنَّ اللّٰهَ بِهٖ عَلِيْمٌ
Lan tanālul-birra ḥattā tunfiqū mimmā tuḥibbūn(a), wa mā tunfiqū min syai'in fa innallāha bihī ‘alīm(un).
"Kamu sekali-kali tidak akan memperoleh kebajikan (yang sempurna) sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai. Apa pun yang kamu infakkan, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui tentangnya." (QS Ali Imran Ayat 92)
BACA JUGA: Tumben Israel Mau Gencatan Senjata Ramadhan, Ternyata Ini ‘Udangnya’ yang Ditolak Hamas
Terakhir, Alquran mengajarkan kita pentingnya berbagi kasih karena hanya dengan berbagi kasih, kita baru bisa memahami betapa pentingnya hal tersebut.
Ayat ini mengingatkan kita bahwa kita harus berusaha memberi dan berbagi apapun yang kita miliki, sebagai kewajiban untuk hidup dalam masyarakat yang bersaudara yang saling menghormati dan mengasihi satu sama lain seperti keluarga.