Militer Iran Siap Siaga Penuh Tangkis Segala Serangan Amerika dan Israel
Iran menggelar latihan perang gabungan dengan Rusia dan China
REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN— Komandan Angkatan Darat Iran, Brigadir Jenderal Kiumars Heidari, mengatakan bahwa pasukannya sepenuhnya siap untuk memberikan tanggapan tegas terhadap setiap tindakan agresi yang mungkin dilakukan terhadap negara tersebut.
Berbicara kepada wartawan pada Senin (10/3/2024), Heidari mengatakan bahwa Angkatan Bersenjata Iran tanpa henti menjalankan panduan dari Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah Seyyed Ali Khamenei. "Jari Angkatan Bersenjata berada di pelatuk dan mereka dalam keadaan siap," tambahnya dikutip dari Mehrnews, Selasa (11/3/2025).
Dia mencatat bahwa Angkatan Bersenjata telah melakukan semua persiapan yang diperlukan dan memiliki semua sumber daya untuk melawan ancaman apa pun dan akan mengalahkan para penyerang.
Kepala Komandan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Mayor Jenderal Hossein Salami mengatakan bahwa logika perlawanan IRGC adalah satu-satunya cara untuk menyelamatkan umat Islam dari dominasi musuh.
Berbicara di Festival Alquran ke-3 di Teheran pada hari Senin, kepala IRGC menekankan bahwa logika perlawanan yang dipegang oleh para penjaga Iran adalah satu-satunya cara untuk menyelamatkan umat Islam dari penawanan dan dominasi musuh.
Ketahanan adalah manifestasi nyata dari kesabaran, kepercayaan, dan mencari perlindungan dalam menghadapi kesulitan, katanya.
BACA JUGA: Mengapa para Pembenci Membakar Alquran dan Justru yang Terjadi di Luar Dugaan?
Ketika orang-orang beriman memasuki medan perang dengan iman, kesabaran, dan kepercayaan, satu orang dari mereka akan menang melawan sepuluh orang musuh, katanya, seraya menambahkan bahwa jika orang-orang beriman menunjukkan kelemahan, rasio ini akan berubah.
Para pejuang Yaman adalah tanda yang jelas dari tanda-tanda Ilahi ini; mereka berdiri melawan musuh yang sombong dan tidak menyerah pada rasa takut.
Orang-orang Yaman, Irak, Hizbullah Lebanon, dan saudara-saudara Palestina telah memahami kebenaran ini dengan baik di medan perang, kata Salami, seraya menambahkan, "Kami juga telah menyentuh realitas dan kebenaran Ilahi ini selama bertahun-tahun di medan jihad."
"Jalan kita menuju keselamatan adalah dengan berpegang pada Alquran. Kitab suci ini adalah resep sejati untuk kebahagiaan manusia, membimbing mereka dari kegelapan kebodohan menuju cahaya pengetahuan dan keimanan," kata Mayor Jenderal Salami.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump meningkatkan tekanan terhadap Iran pada minggu lalu saat ia mengklaim bahwa Teheran dapat ditangani baik melalui cara-cara militer atau dengan mencapai kesepakatan atas program nuklirnya.
Namun, Ayatollah Khamenei pada hari Sabtu mengatakan bahwa desakan beberapa negara pengganggu untuk mengadakan pembicaraan dengan Iran tidak bertujuan untuk menyelesaikan masalah, dan menekankan bahwa Iran tidak akan pernah menerima ekspektasi negara-negara pengganggu.
Kapal perang Rusia dan China telah memasuki Teluk Persia untuk berpartisipasi dalam latihan militer gabungan bersama angkatan laut Iran dan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), media Iran melaporkan pada Senin (10/3/2025).
Latihan Sabuk Keamanan Laut edisi ke-7, yang melibatkan Rusia, Tiongkok, dan Iran, akan berlangsung di bagian utara Samudra Hindia, menurut kantor berita IRNA.
Beberapa negara akan mengamati latihan tersebut, termasuk Azerbaijan, Afrika Selatan, Oman, Kazakhstan, Pakistan, Qatar, Irak, Uni Emirat Arab, dan Sri Lanka.
Negara-negara ini diharapkan memantau manuver tersebut, yang menyoroti kerja sama militer yang berkembang di antara kekuatan non-Barat.
BACA JUGA: Semua Pakar Sepakat Israel Kalah dalam Perang Gaza, tapi Mengapa?
Angkatan Laut Iran akan mengerahkan beberapa kapal perang, termasuk kapal perusak Jamaran, Alvand, dan Bayandor, bersama dengan fregat Neyzeh, Genaveh, Nayband, dan Bahregan. IRGC juga akan berpartisipasi dengan fregat Shahid Sayyad Shirazi, Shahid Rouhi, dan Shahid Mahmoudi, menurut laporan media Iran.
Latihan tersebut dijadwalkan akan dimulai pada Selasa di kota pelabuhan Iran, Chabahar. Latihan akan difokuskan pada peningkatan keamanan regional dan penguatan koordinasi militer. Sejumlah operasi angkatan laut akan dilakukan, termasuk misi pencarian dan penyelamatan, manuver antipembajakan, dan latihan artileri.
Angkatan laut China telah menyumbangkan sebuah kapal perusak dan sebuah kapal pasokan, sementara Rusia telah mengerahkan dua korvet dan sebuah kapal tanker untuk latihan, lapor Al Mayadeen.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengaku tak mengkhawatirkan latihan militer bersama Iran, China, dan Rusia di Teluk Oman pada akhir pekan lalu. Latihan militer itu digelar tak lama setelah Donald Trump mengirim surat kepada Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei sebagai upaya negosiasi program nuklir Iran.
Dikutip dari Just The News, Senin (11/3/2025), Trump mengkelaim tidak khawatir sama sekali atas latihan mliter bersama ketiga negara itu. Saat ditanya wartawan mengapa ia tidak khawatir, "Karena kami lebih kuat dari mereka semua, kami memiliki lebih banyak kekuatan dari mereka. Saya telah membangun ulang militer (AS), sayangnya Biden tak ada hubungannya dengan itu."
Sebelumnya, Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei menolak upaya negosiasi Amerika Serikat (AS) terkait program nuklir Iran. Berbicara di hadapan sejumlah pejabat tinggi, Khamenei tidak spesifik menyebut AS, tapi mengatatakan, satu "pemerintahan perundung" ngotot untuk mendorong negosiasi.
"Negosiasi mereka tidak bertujuan untuk menyelesaikan masalah, tapi untuk ... mari bicara untuk menerapkan sanksi yang kami mau terhadap pihak lawan di meja perundingan," kata Khamenei dilaporkan CBS, Sabtu (8/3/2025).
BACA JUGA: Tumben Israel Mau Gencatan Senjata Ramadhan, Ternyata Ini ‘Udangnya’ yang Ditolak Hamas
Pernyataan Khamenei dilontarkan sehari setelah Presiden Amerika Serikt Donald Trump mengeklaim telah mengirim surat kepada Ayatollah dengan tujuan mencari kesepakatan baru dengan Teheran agar menghentikan program nuklir dan menggantikan kesepakatan yang pernah ditarik Amerika Serikt saat ia berkuasa pada periode pertama. Namun, seperti dilaporkan AFP, Iran mengatakan belum menerima surat Trump itu.
"Kami mendengar itu (surat Trump) tapi kami belum menerimanya," ujar Menteri Luar Negeri Abbas Araghchi dikutip televisi nasional Iran.