Israel Latihan Militer dengan AS, Iran tak Mau Kalah Latgab dengan China dan Rusia

Iran menggelar latihan formasi taktis dengan Rusia dan China.

reuters
Sejumlah pesawat nirawak (drone) terlihat selama latihan militer di lokasi yang dirahasiakan di Iran,
Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Angkatan Laut Iran berhasil melaksanakan latihan fotografi dan operasi formasi taktis pada hari kedua latihan gabungan angkatan laut dengan angkatan laut Rusia dan Tiongkok. 

Baca Juga


Latihan Angkatan Laut tiga hari tersebut, diberi nama sandi Sabuk Keamanan Maritim 2025 dan dimulai pada Senin di Samudra Hindia dan Teluk Oman.

Laksamana Muda Mostafa Tajeddini, wakil komandan operasi Angkatan Laut Iran, mengatakan pada Selasa (12/3/2025) bahwa latihan fotografi udara (Photo Ex) dan formasi taktis telah berhasil dilakukan selama latihan gabungan (latgab) maritim tersebut.

Berbicara di sela-sela latihan, ia mengatakan semua tahapan latihan dipantau dan diawasi oleh pengintaian udara yang dilakukan oleh helikopter dari Angkatan Laut Iran dan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC).

"Iran berkomitmen untuk membangun keamanan baik secara regional maupun global," ujarnya dilansir laman IRNA, seraya menambahkan bahwa Angkatan Laut tidak akan membiarkan ancaman atau serangan apa pun ke perbatasan maritim negara tersebut.

Latihan Angkatan Laut ini digelar hampir bersamaan dengan latihan militer  Angkatan udara Israel dan AS. Keduanya menggelar latihan militer gabungan yang melibatkan pesawat pengebom strategis.  Demikian disampaikan  Pasukan Pertahanan Israel (IDF) beberapa hari lalu. 

 

Selama latihan tersebut, jet tempur F-35I dan F-15I Israel terbang bersama B-52 AS, pesawat pengebom strategis jarak jauh, kata IDF dalam sebuah pernyataan.

"Latihan tersebut difokuskan pada koordinasi operasional antara kedua militer untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam mengatasi berbagai ancaman regional," kata IDF.

Latihan tersebut bertujuan untuk memperkuat dan memelihara kerja sama jangka panjang antara kedua pasukan sambil memperluas konektivitas dan membangun kemampuan terpadu untuk berbagai skenario.

Latihan tersebut dilakukan pada saat yang sensitif di Timur Tengah, karena gencatan senjata antara Israel dan Hamas masih belum jelas. Israe jugal mengancam akan menargetkan fasilitas nuklir Iran dengan potensi dukungan AS.

Pada Februari, Presiden AS Donald Trump mengatakan kepada media AS bahwa ia lebih suka membuat kesepakatan dengan Iran 'tanpa senjata nuklir'. Namun jika tidak berhasil, ia memberi sinyal akan 'mengebom habis-habisan' negara itu.

Trump telah mengeluarkan apa yang disebutnya "peringatan terakhir" kepada Hamas di platform Truth Social miliknya, dengan mengatakan, "bebaskan semua sandera sekarang, jangan nanti, dan segera kembalikan semua jasad orang-orang yang telah Anda bunuh, atau semuanya akan BERAKHIR bagi Anda."

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler