Kapal Induk AS Kali Ketiga Diserang, Washington Akui Houthi Miliki Rudal-Rudal Canggih

Serangan Houthi terhadap USS Harry Truman adalah yang ketiga dalam 48 jam terakhir.

Angkatan Laut AS via AP
Sebuah pesawat diluncurkan dari USS Harry S. Truman di Laut Merah sebelum serangan udara di Sanaa, Yaman, Sabtu, 15 Maret 2025.
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Kelompok militant Houthi pada Selasa (18/3/2025) kembali melancarkan serangan terhadap kapal induk Amerika Serikat (AS) USS Harry S. Truman di Laut Merah. Serangan ini adalah kali ketiga dalam 48 jam terakhir.

Baca Juga


Juru bicara militer Houthi Yahya Saree mengatakan, mereka juga menargetkan kapal perusak AS sebagai balasan atas serangan udara AS terhadap Yaman. "Amerika harus bertanggung jawab penuh atas konsekuensi memiliterisasi Laut Merah dan memperluas skup konfrontasi," kata Saree.

Dia mengingatkan bahwa keberlanjutan serangan udara AS terhadap Yaman, "memberikan dampak negatif terhadap navigasi maritim."

Pada Senin (17/3/2025) Washington melancarkan serangan terbaru di wilayah Yaman, menargetkan pabrik besi di provinsi Al-Hudaydah. Dilaporka lebih dari 50 orang meninggal dunia dan 100 lain luka-luka akibat serangan itu. 

Houthi telah melancarkan serangan terhadap kapal-kapal laut terafiliasi Israel yang melalui Laut Merah dan Laut Arab tepatnya d selat Bab al-Mandab dan Teluk Aden sejak 2023. Serangan yang mereka sebut sebagai solidaritas untuk Jalur Gaza itu telah mengakibatkan disrupsi terhadap jalur perdagangan global.

Pada Januari, Houthi menghentikan serangan menyusul tercapainya gencatan senjata antara Hamas dan Israel. Namun, Houthi melanjutkan aksi pemblokadean kapal setelah Israel menyetop arus bantuan kemanusian masuk ke Gaza pada 2 Maret 2025.

Houthi Laut Merah - (Republika)

 

Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Mike Waltz mengatakan bahwa Houthi memiliki sistem pertahanan udara cangghing, rudal jelajah, drone, rudal balistik lain. Berbicara kepada ABC, dilansir Middle East Monitor, Waltz menekankan bahwa Washington tidak akan hanya menuntut Houthi bertanggung jawab, tetap juga Iran sebagai pendukung wajib bertanggung jawab.

Dia menambahkan, semua opsi disiapkan untuk menghentikan Iran memiliki senjata nujlir. Ia juga meminta Iran berhenti mendukung Houthi.

"Situasi di Yaman memburuk secara signifikan saat pemerintahan ini menjabat," kata Waltz mengklaim.

 

sumber : Andaolu
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler