Aksi Premanisme Ormas Palak THR, Ingatlah Peringatan Keras Rasulullah SAW Ini
Rasulullah larang aksi premanisme dalam segala bentuknya.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ormas ‘pemalak’ tunjangan hari raya (THR) meresahkan masyarakat. Islam pun sangat menentang keberadaan premanisme yang mendasari aktivitas semacam ini.
Dalam Islam dikenal dengan balthajah. Balthajah atau premanisme adalah sebuah kata yang berarti menggunakan kekerasan dan kekuatan untuk mengintimidasi orang lain atau mengambil harta benda mereka.
Dengan demikian, premanisme merupakan dosa besar, dan penyebarannya menghancurkan keamanan dan stabilitas yang ingin ditegakkan oleh syariat Islam di muka bumi, dan menjadikannya sebagai salah satu persyaratan dari tujuan-tujuannya, yang meliputi perlindungan jiwa, kehormatan dan harta benda.
Dikutip dari laman resmi Dar al-Ifta Mesir, hukum Islam melarang intimidasi bahkan jika itu dilakukan sebagai lelucon, menggunakan alat yang sepele, atau mengambil sesuatu yang tidak berharga. Imam al-Bukhari dan Muslim menukilkan peringatan Rasulullah SAW dalam hadits berikut:
عن أبي هريرة رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وآله وسلم قال: «لَا يُشِيرُ أَحَدُكُمْ عَلَى أَخِيهِ بِالسِّلَاحِ، فَإِنَّهُ لَا يَدْرِي، لَععَلَّ الشَّيْطَانَ يَنْزِعُ فِي يَدِهِ، فَيَقَعُ فِي حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ
Dari Abu Hurairah RA, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Janganlah kalian menodongkan senjata kepada saudaramu, karena kalian tidak tahu, bisa jadi setan akan merebutnya dari tanganmu dan kalian akan terjatuh ke dalam neraka.”
Riwayat lain dari Imam Muslim menyebutkan sebagai berikut:
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قَالَ أَبُو الْقَاسِمِ صلى الله عليه وآله وسلم: مَنْ أَشَارَ إِلَى أَخِيهِ بِحَدِيدَةٍ، فَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ تَلْعَنُهُ حَتَّى يَدَعَهُ، وَإِنْ كَانَ أَخَاهُ لِأَبِيهِ وَأُمِّهِ
Dari Abu Hurairah RA dia berkata, “Abu al-Qasim SAW, dia bersabda, "Barangsiapa yang menodongkan saudaranya dengan besi, maka para malaikat akan melaknatnya hingga dia meninggalkannya, meskipun dia adalah saudara dari ayah dan ibunya.”
BACA JUGA: Berkat Kecerdasan Ilmuwan Iran, Program Nuklir tak Dapat Diserang atau Dibom Sekalipun
Demikian pula dalam riwayat yang dinukilkan al-Bazzar dan Imam ath-Thabarani sebagai berikut:
عَنْ عَامِرِ بْنِ رَبِيعَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِي صلى الله عليه وآله وسلم قال: لَا تُرَوِّعُوا الْمُسْلِمَ فَإِنَّ رَوْعَةَ الْمُسْلِمِ ظُلْمٌ عَظِيمٌ
Dari Amir bin Rabi'ah, Nabi SAW bersabda, "Janganlah kalian mengintimidasi Muslim, karena intimidasi Muslim adalah kezaliman yang besar."
Sebelumnya, Ketua Umum DPP LSM Gerhana Indonesia Inuar Ependi alias Gumay membuat video permintaan maaf atas ulah anak buahnya menusuk petugas keamanan (satpam) SMKN 9 Tangerang di Desa Pesanggrahan, Kecamatan Solear, Kabupaten Tangerang, Banten pada Senin (17/3/2025) sekitar pukul 12.10 WIB.
Insiden yang melibatkan dua petugas satpam bernama Karyono dan Sunarto terjadi di halaman sekolah.
Kedua pelaku penusukan itu merupakan anggota LSM Gerhana Indonesia. Mereka saat itu ingin meminta tunjangan hari raya (THR) kepada pihak sekolah, karena sudah berkirim surat sebelumnya. Adapun korban juga berstatus ketua RT setempat dan anggota PSHT Ranting Solear.
Mendapati anak buahnya melakukan pemalakan dan menusuk satpam, Inuar pun meminta maaf. "Saya Ketua Umum LSM Gerhana Indonesia mengucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya dan kepada korban Bapak Karyono sebagai RT 04 dan teman-teman PSHT seluruh Indonesia," ucap Inuar dalam video klarifikasinya dikutip di Jakarta pada Kamis (20/3/2025).
Menurut dia, dua anak buahnya dalam menjalankan tugas meminta THR tidak menjalankan standar operasional sistem (SOP).
Dia juga mengaku, dua anak buahnya itu bergerak tanpa sepengetahuannya sebagai ketua umum LSM Gerhana Indonesia.
"Ini di luar dugaan saya sebagai ketua umum LSM Gerhana Indonesia, dan saya sebagai ketua umum akan bertanggung jawab dalam persoalan ini," ujar Inuar.
Karena itu, Inuar menyerahkan persoalan tersebut ke pihak kepolisian. Dia mengaku, sudah berkoordinasi Polda Metro Jaya dan Banten, serta Polresta Tangerang dan dan Polsek Bakauheni.
BACA JUGA: 13 Fakta tentang Sains 14 Abad Silam yang Dibuktikan Kebenarannya Oleh Ilmu Modern
Dia juga menyampaikan, sudah menghubungi ASDP agar agar kedua pelaku tidak kabur menggunakan kapal menyeberang ke Lampung.
"Yang intinya saya memohon maaf kepada teman teman PSHT, seluruh pengurus PSHT karena kejadian ini diluar jangkauan dan bukan SOP saya," ucap Inuar.
Dia juga menjelaskan, sudah berkoordinasi dengan pihak keluarga. Namun, keberadaan pelaku hingga kini belum diketahui.
Sementara itu, dalam video lainnya, puluhan anggota Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) langsung menunjukkan solidaritas atas penusukan satpam oleh LSM Gerhana Indonesia.
Mereka pun melakukan aksi balas dendam dengan mendatangi rumah kontrakan yang sempat digunakan sebagai kantor oleh LSM Gerhana Indonesia
Para anggota PSHT merobohkan rumah itu hingga rata sebagai respons atas dua anggota LSM Gerhana Indonesia, yang menusuk satpam sekolah. Hingga kini, belum diketahui keberadaan para pelaku penusukan.
Benalu
Keberadaan oknum organisasi masyarakat (ormas) kerap menjadi benalu bagi para pelaku usaha menjelang Lebaran. Pasalnya, tempat usaha mereka tidak jarang menjadi sasaran pungutan ormas yang ingin mendapatkan tunjangan hari raya (THR).
Salah seorang pemilik toko bangunan di kawasan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Ahmad (48 tahun), mengaku hampir setiap menjelang Lebaran pasti didatangi ormas untuk meminta THR. Karenanya, mau tidak mau ia harus memberikan THR kepada mereka.
"Ada di sini ormas yang minta THR. Biasanya saya kasih Rp 200 ribu," kata dia kepada Republika.co.id Jumat (21/3/2025).
Menurut dia, anggota ormas yang meminta THR ke toko bangunannya itu merupakan warga sekitar. Ia pun mengaku kenal secara pribadi dengan anggota ormas itu.
Dia menilai, orang itu biasanya selalu datang setiap menjelang Lebaran untuk meminta THR atas nama ormas. Permintaan itu biasanya langsung disampaikan tanpa adanya surat edaran. "Karena saya kenal juga, ya sudah dikasih. Enggak enak juga, soalnya di belakang sering ketemu," ujar Ahmad.
Sebagai pelaku usaha, Ahmad mengaku sedikit jengkel dengan keberadaan ormas tersebut. Namun, ida tetap bisa menerimanya. Pasalnya, hanya ada satu ormas yang meminta THR di tempat toko bangunannya berdiri.
"Jadi anggep aja sedekah. Soalnya yang minta juga cuma satu, saya kenal juga orangnya," kata dia.
Kedatangan permintaan THR dari ormas tidak hanya dirasakan oleh Ahmad. Candra (25), salah seorang pengusaha warung nasi atau warteg di kawasan Meruya, Jakarta Barat, juga merasakan hal serupa.
Bahkan, ormas yang datang ke wartegnya untuk meminta THR tidak hanya satu, melainkan dua. Menurut dia, hingga saat ini sudah ada dua ormas yang mengirimkan surat permintaan THR ke warteg miliknya. Satu surat dari Forkabi, dan satunya dari GRIB.
Namun baru ormas pertama yang diberikan THR. "Gue kasih aja Rp 20 ribu," kata dia kepada Republika.co.id.
BACA JUGA: Pertama Kali dalam Sejarah, Simpati Rakyat Amerika Serikat untuk Israel Anjlok Parah
Candra mengatakan, ormas yang namanya disebut kedua adalah pemain baru di wilayahnya. Pasalnya, biasanya hanya Forkabi dan PP yang meminta THR ke warteg miliknya.
"Kalau tahun ini ada GRIB, berarti ada tiga ormas yang mesti dikasih THR. Lumayan juga," kata dia.
Candra mengaku sebal dengan keberadaan ormas-ormas itu. Ia menilai, ormas-ormas itu hanya bisa memalak dari pelaku usaha. Padahal, tidak ada pengaruh dari keberadaan ormas terhadap keamanan lingkungan. "Selama ini cuma minta, uang keamanan, THR, tapi kerjanya enggak keliatan," ujar dia.