Rudal Houthi Hantam Israel, Sirene Peringatan Mengaung dan Jutaan Warga Ngumpet

Houthi berjanji akan terus melakukan perlawanan.

AP Photo/Osamah Abdulrahman
Pendukung Houthi meneriakkan slogan-slogan selama demonstrasi anti-AS. dan unjuk rasa anti-Israel di Sanaa, Yaman, Senin, 17 Maret 2025.
Rep: Fitrian Zamzami Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM— Tentara Israel mengumumkan pada Jumat (21/3/2025) malam bahwa sirene diaktifkan di Israel tengah, Yerusalem dan permukiman di Tepi Barat yang diduduki setelah sebuah rudal yang ditembakkan dari Yaman terlihat.

Tentara mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka berhasil mencegat rudal tersebut, rudal kedua yang diluncurkan dari Yaman dalam waktu 24 jam, sebelum rudal tersebut memasuki wilayah udara Israel.

Channel 12 Israel mengatakan bahwa Bandara Ben Gurion di Tel Aviv telah menangguhkan penerbangan pulang-pergi akibat rudal yang ditembakkan dari Yaman.

Ini adalah keempat kalinya sebuah roket ditembakkan dari Yaman ke Israel sejak kesepakatan gencatan senjata Gaza pada 19 Januari lalu, sebelum Israel melanggarnya.

Otoritas Ambulans Israel juga melaporkan bahwa 13 orang terluka saat menuju tempat penampungan, dan 3 orang menderita serangan panik, namun tidak ada luka serius yang dilaporkan.

Kelompok Ansar Allah (Houthi) menembakkan sebuah rudal pada hari Kamis dini hari ke pusat kota Israel, memicu sirene di beberapa kota, sementara jutaan warga Israel bergegas ke tempat perlindungan.

BACA JUGA: Berkat Kecerdasan Ilmuwan Iran, Program Nuklir tak Dapat Diserang atau Dibom Sekalipun

Baca Juga



Juru militer kelompok Houthi Brigadir Jenderal Yahya Saree mengatakan, Pasukan Roket telah meluncurkan rudal balistik hipersonik Palestina-2 ke Bandara Ben Gurion di Israel. Mereka menjanjikan akan terus menyasar bandara itu selama serangan terhadap Gaza dilakukan.

Akibatnya, sirene berbunyi di hampir dua lusin kota besar yang diduduki Israel, termasuk beberapa pemukiman kota di Tel Aviv dan di al-Quds dan Beit Shemesh yang diduduki. Tentara Israel mengatakan pada Jumat malam bahwa mereka telah menembak jatuh sebuah rudal yang ditembakkan dari Yaman sebelum melintasi wilayah Israel.

 

Patut dicatat bahwa sejak November 2023, Houthi telah menargetkan kapal kargo milik atau yang terkait dengan Israel di Laut Merah atau di mana pun yang mereka jangkau dengan rudal dan pesawat tak berawak, sebagai bagian dari solidaritas mereka terhadap Jalur Gaza, yang telah - dan terus - menjadi sasaran agresi Israel yang berkelanjutan.

Kelompok Houthi kini telah mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, dan juru bicaranya Yahya Saree mengatakan dalam pidato yang disiarkan televisi pada Sabtu dini hari bahwa kelompok yang didukung Iran menembakkan rudal balistik ke arah bandara Ben Gurion dekat Tel Aviv.

Saree mengatakan ini adalah serangan ketiga kelompok itu terhadap Israel dalam 48 jam. Saree menambahkan, Houthi juga telah melancarkan lebih dari satu serangan terhadap kapal induk Amerika Serikat USS Harry S Truman di Laut Merah.

Militer Amerika Serikat belum mengkonfirmasi kejadian itu. Dugaan serangan tersebut terjadi meskipun ada ancaman dari Presiden Donald Trump bahwa kelompok tersebut akan “dimusnahkan sepenuhnya” di tengah kampanye pemboman baru yang dilakukan militer Amerika Serikat di Yaman.

Saree menekankan bahwa Bandara Ben Gurion tidak lagi aman untuk lalu lintas udara, dan memperingatkan bahwa bandara tersebut akan tetap menjadi target sampai perang Israel di Gaza berakhir.

Komando militer pendudukan Israel mengatakan bahwa sirene diaktifkan pada Jumat malam di beberapa daerah di wilayah tengah wilayah Palestina yang diduduki setelah peluncuran rudal dari Yaman, dan menambahkan bahwa proyektil tersebut berhasil dicegat.

BACA JUGA: 13 Fakta tentang Sains 14 Abad Silam yang Dibuktikan Kebenarannya Oleh Ilmu Modern 

Suara ledakan rudal pencegat terdengar di seluruh wilayah pusat dan Yerusalem. Media Israel melaporkan penghentian sementara lalu lintas udara di Bandara utama Ben Gurion.

Ini menandai keempat kalinya dalam pekan ini Yaman menargetkan “Israel” tengah, setelah jeda operasi selama dua bulan bertepatan dengan perjanjian gencatan senjata di Gaza, yang dilanggar “Israel” pekan lalu dengan melanjutkan perangnya di wilayah itu.

Mengenai konfrontasi yang sedang berlangsung di laut, Saree mengumumkan bahwa Angkatan Udara Tak Berawak Houthi meluncurkan beberapa drone serang satu arah ke kapal Angkatan Laut Amerika Serikat yang ditempatkan di samping kapal induk USS Harry S Truman di Laut Merah.

Houthi Laut Merah - (Republika)

 

Serangan sporadis ini terjadi dalam konteks upaya AS untuk memaksa Yaman menghentikan dukungannya terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza.

Pesawat Amerika Serikat, yang lepas landas dari kapal induk Carrier Strike Group 8, telah melakukan lusinan serangan udara tanpa pandang bulu yang menargetkan warga sipil Yaman, infrastruktur sipil, dan sasaran militer.

Semalam pada hari Jumat, kelompok Houthi mengumumkan bahwa mereka telah menyerang sasaran militer Israel di selatan Yafa yang diduduki dengan menggunakan rudal Palestine-2.

Dalam sebuah pernyataan, Yahya Saree membenarkan bahwa operasi tersebut berhasil mencapai targetnya, dan mencatat bahwa ini adalah operasi kedua dalam waktu 24 jam, menyusul serangan sebelumnya di Bandara Ben Gurion menggunakan rudal hipersonik Palestine-2 yang sama.

Saree menekankan bahwa operasi militer Houthi untuk mendukung Gaza akan terus berlanjut terlepas dari agresi Amerika Serikat yang sedang berlangsung di Yaman, dan menggarisbawahi bahwa operasi ini, bersama dengan blokade Yaman terhadap navigasi Israel, akan terus berlanjut sampai agresi terhadap Gaza berhenti dan pengepungan tersebut dicabut.

BACA JUGA: Pertama Kali dalam Sejarah, Simpati Rakyat Amerika Serikat untuk Israel Anjlok Parah 

Kejahatan pendudukan

Sejak fajar hari Selasa, Israel tiba-tiba mengintensifkan kejahatannya di Gaza dengan melancarkan serangan udara yang menargetkan warga sipil, yang mengakibatkan 591 orang syahid dan 1.042 orang terluka, 70 persen di antaranya adalah anak-anak, perempuan dan orang tua, menurut pernyataan dari kantor media pemerintah Gaza.

Serangan-serangan tersebut merupakan pelanggaran terbesar terhadap kesepakatan gencatan senjata yang rapuh yang ditengahi oleh Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat, yang mulai berlaku pada tanggal 19 Januari.

Fase pertama dari kesepakatan tersebut, yang berlangsung selama 42 hari, berakhir pada awal Maret 2025, setelah itu Israel kembali menutup penyeberangan di Jalur Gaza untuk bantuan kemanusiaan, setelah mengizinkan bantuan dalam jumlah terbatas untuk masuk selama periode gencatan senjata.

Daftar Kejahatan Tentara Israel - (Republika)

Sementara itu, Tentara Israel melancarkan serangan darat pada Kamis (20/3/2025) di Jalur Gaza utara dan selatan di tengah serangan baru terhadap daerah kantong Palestina tersebut.

 

Israel mengklaim bahwa pasukannya dan pasukan keamanan domestik Shin Bet menyerang infrastruktur Hamas di Beit Lahia sebelum dimulainya serangan darat.

Dalam pernyataan militer Israel disebutkan bahwa "dalam beberapa jam terakhir, pasukan kami telah memulai operasi darat di lingkungan Shaboura di Rafah, menghancurkan beberapa target infrastruktur," tanpa menjelaskan tujuan serangan darat di Rafah.

"Tentara telah memperluas kegiatan militer di Jalur Gaza selatan, sambil melanjutkan operasi di bagian utara dan tengah Jalur tersebut," tambah pernyataan militer Israel itu.

Pada Rabu (19/3/2025), tentara mengatakan telah memulai operasi darat "tepat sasaran" di Gaza tengah dan selatan untuk memperluas zona penyangga di Gaza tengah.

Dan pada Kamis, tentara mulai melarang warga Palestina bepergian melalui Jalan Salah al-Din, rute yang ditetapkan untuk jalur aman antara Gaza utara dan selatan.

BACA JUGA: Pertama Kali dalam Sejarah, Simpati Rakyat Amerika Serikat untuk Israel Anjlok Parah

Lebih dari 700 warga Palestina syahid dan lebih dari 900 lainnya cedera dalam serangan udara mendadak Israel di Gaza sejak Selasa, yang melanggar gencatan senjata dan perjanjian pertukaran tahanan yang berlaku sejak Januari.

Hampir 50 ribu warga Palestina syahid, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan lebih dari 112 ribu lainnya cedera dalam serangan militer Israel yang brutal di Gaza sejak Oktober 2023.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler