Janganlah Berteman dengan Lima Orang Ini, Mengapa? Berikut Penjelasannya

Islam mengajarkan selektif memilih teman.

dok republika
Ilustrasi. Islam mengajarkan selektif memilih teman.
Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Prinsip pertemanan dalam Islam menekankan pentingnya berteman dengan orang-orang sholeh dan menghindari pengaruh buruk. Pentingnya memilih teman yang baik ini tertuang dalam hadits berikut:

Baca Juga


Rasulullah SAW bersabda,

الرَّجُلُ عَلَى دِيْنِ خَلِيْلِهِ، فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخْالِلُ

Artinya: “Seseorang di atas agama sahabatnya, hendaknya salah seorang dari kalian melihat siapa yang hendak ia jadikan sahabatnya” (HR At-Tirmidzi)

Dalam buku "Tenangkan Pikiran dan Hatimu Setiap Saat dengan Petuah-Petuah Bijak" yang disusun Shalih Ahmad Asy-Syami juga telah dijelaskan orang-orang yang perlu dihindari dalam pertemanan.

Pertama, janganlah berteman dengan orang bodoh karena akan berujung pada kesendirian dan keterkucilan. Hal terbaik yang ia lakukan justru akan mencelakai dirimu padahal ia bermaksud memberi faedah.

"Karena itu, lebih baik engkau memiliki musuh yang cerdas daripada kawan yang bodoh," jelas Asy-Syami.

Kedua, janganlah berteman dengan orang yang buruk budi pekerti karena ia tidak akan mampu menguasai diri di saat marah dan syahwat.

Ketiga, janganlah berteman dengan orang fasik yang selalu berbuat maksiat karena orang yang takut kepada Allah tak akan kukuh dalam berbuat dosa besar, dan orang yang tidak takut kepada Allah tidak dapat dihentikan kerusakannya.

BACA JUGA: Viral Perempuan Pukul Askar di Area Masjid Nabawi Madinah, Ini Tanggapan Arab Saudi

Keempat, janganlah berteman dengan orang yang rakus terhadap dunia karena berteman dengannya adalah racun yang mematikan. Sebab, tabiat manusia adalah suka meniru dan mengikuti, bahkan bisa jadi tanpa disadarinya.

"Jadi, duduk bersanding dengan orang rakus akan membuat sifat rakusmu meningkat. Sedangkan duduk bersanding dengan orang zuhud akan menambah kezuhudanmu," kata Asy-Syami.

Kelima, janganlah engkau berteman dengan seorang pembohong karena engkau pasti tertipu olehnya. Sebab, ia laksana fata- morgana, bisa membuat yang jauh menjadi dekat dan yang dekat menjadi jauh.

Memilah Teman - (About Islam)

 Islam telah memberikan tuntunan tentang bagaimana seorang Muslim dalam menjalin pertemanan sehingga mengantarkan dirinya serta orang-orang disekitarnya senantiasa berbuat kebaikan di jalan Allah SWT dan mencegah dari segala kemaksiatan.

Maka hindarilah berteman dengan orang yang suka menyebar luaskan rahasia, suka terhadap maksiat dan tak peduli terhadap amal-amal yang mendekatkan pada Allah SWT. Maka sekiranya tidak mampu untuk mendakwahinya ke jalan lurus lebih baik menjauhinya agar tidak terpapar prilaku dan kebiasaan buruknya. 

يَا عَلِيُّ، بِئْسَ الصَّدِيْقُ الَّذِيْ يُقَصِّرُ فِيْ صَدِيْقِهِ وَيُفْشِيْ سِرَّهُ

Artinya: “Wahai Ali seburuk-buruknya teman itu adalah orang yang teledor terhadap temannya dan menyebar luaskan rahasia temannya. (Lihat kitab Washiyat al-Musthafa, kitab berisi wasiat-wasiat Rasulullah kepada Ali bin Abi Thalib yang disusun Syekh Abdul Wahab bin Ahmad bin Ali bin Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Musa Asy Syarani Al Anshari Asy Syafi'i Asy Syadzili Al Mishri atau dikenal sebagai Imam Asy Syarani).

Maksud teledor dalam pengertian di atas adalah sosok teman yang tidak memperdulikan temannya baik dari sisi lahir maupun batin. 

Dari sisi lahir misalnya ia tak memperdulikan kendati temannya kekurangan bahkan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari dan lain sebagainya. 

Sedangkan dari sisi batiniyah misalnya ia tak memperdulikan temannya ketika terjerumus dalam perbuatan maksiat atau dosa, bahkan ia sama sekali tidak pernah mengajak temannya agar semakin menjadi pribadi yang baik. Selain itu disebutkan juga teman yang buruk adalah yang suka menyebar rahasia, menyebar aib, bergosip tentang temannya. 

Maka hendaknya jeli dalam melihat teman. Sebab ada teman yang menghormati temannya namun ada juga teman yang hanya ingin dipuji dan diagungkan dan tak mau membantu, menolong dan menyayangi. 

يَا عَلِيُّ، لِلصَّدَاقَةِ عَلَامَاتٌ أَنْ يَجْعَلَ مَالَهُ دُوْنَ مَالِكَ وَنَفْسَهُ دُوْنَ نَفْسِكَ وَعِرْضَهُ  دُوْنَ عِرْضِكَ

“Wahai Ali pertemanan itu punya beberapa tanda. Teman menjadikan hartanya di bawah hartamu (maksudnya tandanya teman itu tidak mau mengungguli, tidak mau menyaingi). Dan dirinya berada di bawah dirimu (maksudnya teman itu rendah hati) dan harga dirinya di bawah harga dirimu (maksudnya teman itu mau menghormati temannya). 

BACA JUGA: Siapakah Osama Al-Rifai, Ulama Kontroversial yang Ditunjuk Sebagai Mufti Agung Suriah?

Oleh karena itu bertemanlah sebanyak-banyaknya namun demikian perbanyaklah pertemanan dengan orang-orang saleh dan janganlah mengobarkan permusuhan dengan siapapun. 

يَا عَلِيُّ، أَلْفُ صَدِيْقٍ قَلِيْلٌ وَعَدُوٌّ وَاحِدٌ كَثِيْرٌ  “Wahai Ali seribu teman itu sedikit dan satu musuh itu banyak.” 

Karena itu dalam menjalani hidup seorang Muslim harus terus memperbanyak teman dan menghindari permusuhan. Sebab satu orang saja yang menjadi musuh dalam hidup itu sudah membuat sulit hidup. Semisal ada satu orang yang menebar fitnah, maka hal itu sudah cukup mempersulit kehidupan.     

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler