Media Zionis: AS Dukung Turki di Suriah, Israel Mundur, Erdogan: Israel Teroris

Presiden Turki Erdogan sebut perdamaian harus terwujud di Gaza.

IDF
Ilustrasi tentara Israel.
Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Babak baru konflik di Timur Tengah semakin panas. Israel yang selama ini didukung Amerika terpaksa harus mengendurkan kekuatan militernya di Suriah, karena negara yang dahulu dikuasai Bashar Assad itu kini menjadi basis pengaruh Turki yang dipimpin Presiden Erdogan.

Baca Juga


Situs web Israel The Times of Israel menjelaskan bahwa Israel dipaksa untuk menyesuaikan diri dengan pengaruh Turki yang semakin besar di Suriah. Situs web tersebut menekankan bahwa Israel tidak memiliki pilihan untuk menghadapi Presiden Erdogan selain mengikuti ketentuan Presiden Amerika Donald Trump yang menyarankan Netanyahu untuk baik-baik dengan Turki.

Hal ini terjadi dengan latar belakang "ambisi Turki untuk memainkan peran negara kuat yang dibutuhkan Suriah untuk bangkit dari kekacauan yang terjadi setelah jatuhnya rezim sebelumnya."

"Pada akhirnya, jika menyangkut Suriah, Turki lebih peduli daripada Israel dan berinvestasi sesuai dengan itu," kata Galia Lindenstrauss, seorang peneliti di Institut Studi Keamanan Nasional Israel (INSS), mengatakan kepada situs web tersebut. "Kepentingan Israel di Suriah murni terkait keamanan, dan itu memberi Ankara keuntungan."

Dukungan Presiden AS Donald Trump terhadap Erdogan "juga membatasi kemampuan Israel untuk bermanuver." Trump menjelaskan dengan jelas selama pertemuannya baru-baru ini dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih kesediaannya untuk "membantu Israel menangani masalah Turki, tetapi Israel harus rasional terhadap Turki, karena Turki adalah teman Amerika."

Sebut Israel negara teroris

Presiden Erdogan menekankan pada hari Jumat bahwa akan sangat sulit untuk mencapai perdamaian abadi di Jalur Gaza sementara Israel melanjutkan kejahatannya dan merusak upaya gencatan senjata. Dia menggambarkan Israel sebagai negara "teroris", dan tidak ada definisi lain untuk itu.

 

Dalam pembukaan resmi Forum Diplomatik Antalya ke-4, Erdogan menekankan bahwa "diamnya Israel atas pembantaian tersebut sama saja dengan terlibat dalam kejahatan ini."

Mengenai Suriah, Presiden Turki mengatakan negaranya terlibat dalam dialog dan pemahaman yang erat dengan para aktor berpengaruh di kawasan, khususnya Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin, untuk menjaga integritas wilayah Suriah.

 

 

"Jangan sampai ada yang salah paham mengenai ketenangan kami di Suriah, karena ketenangan itu bersumber dari keinginan kami untuk menyelesaikan masalah melalui dialog."

 

Ia juga menegaskan bahwa "Turki harus bergabung dengan Uni Eropa sesegera mungkin," seraya mencatat bahwa "keamanan Eropa tidak terbayangkan tanpa Turki."

 

Erdogan menjelaskan bahwa Turki sangat mementingkan pencapaian target perdagangan senilai $100 miliar dengan sekutu dan mitra strategisnya, Amerika Serikat.

Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Turki menegaskan bahwa "Israel menimbulkan ancaman terbesar bagi keamanan regional melalui serangannya terhadap perdamaian regional dan persatuan nasional negara-negara di kawasan tersebut."

Pastikan perang di Gaza berhenti permanen

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan menegaskan kembali penolakan negaranya terhadap rencana apa pun yang bertujuan memaksa warga Palestina meninggalkan tanah air mereka.

Hal ini disampaikan dalam konferensi pers setelah pertemuan Kelompok Kontak Gaza, dengan tema "Solusi Dua Negara dan Perdamaian Abadi di Timur Tengah," yang dibentuk oleh Organisasi Kerja Sama Islam dan Liga Arab, di sela-sela Forum Diplomatik Antalya.

 
Fidan menyatakan bahwa para peserta membahas situasi kemanusiaan di Jalur Gaza, upaya untuk menegakkan kembali perjanjian gencatan senjata, perkembangan di wilayah Palestina yang diduduki, dan konsekuensi dari meningkatnya agresi Israel di tingkat regional, seraya menekankan "perlunya tindakan internasional menuju perdamaian dan solusi dua negara."

 

Fidan menekankan perlunya memastikan gencatan senjata permanen di Jalur Gaza sesegera mungkin, dan menyatakan dukungan negaranya terhadap inisiatif gencatan senjata Qatar-Mesir-Amerika.

Fidan mencatat bahwa pertemuan tersebut dihadiri oleh para menteri luar negeri Palestina yang diduduki, Arab Saudi, Qatar, Mesir, Yordania, Bahrain, Indonesia, dan sekretaris jenderal Organisasi Kerja Sama Islam dan Liga Negara-negara Arab, bersama dengan perwakilan dari UEA, Cina, Rusia, Irlandia, Spanyol, Norwegia, Slovenia, Nigeria, dan Uni Eropa.

Penegasan RI dukung Palestina

Menteri Luar Negeri RI Sugiono menegaskan dukungan Indonesia bagi rakyat Palestina dalam Pertemuan Joint Arab-Islamic Ministerial Committee di Antalya, Republik Turki pada Jumat (11/4).

 

 

"Indonesia berkomitmen untuk memainkan peran lebih aktif dalam membantu rakyat Palestina," tegas Menteri Luar Negeri RI Sugiono dalam pertemuan tersebut, sebagaimana rilis pers Kemlu yang diperoleh pada Sabtu.

 

Rangkaian Joint Arab-Islamic Ministerial Committee diawali dengan pertemuan para Menteri Luar Negeri anggota Utusan Khusus OKI-Liga Arab, yang dilanjutkan dengan extended meeting yang melibatkan mitra yaitu sejumlah negara Eropa serta anggota Dewan Keamanan PBB.

Menteri Energi dan Infrastruktur Uni Emirat Arab (UAE) Suhail Al-Mazroui (kiri) dan Menteri Luar Negeri Sugiono (kanan) dalam acara Forum Bisnis UEA-RI di Kawasan Jakarta Selatan, Kamis (30/1/2025). - (Eva Rianti/Republika)

Dalam pernyataannya, Menlu Sugiono menegaskan dukungan Indonesia untuk mewujudkan kemerdekaan Palestina berdasarkan Solusi Dua Negara (Two-State Solution).

Menlu Sugiono menyampaikan pula kesediaan Indonesia untuk memberikan perawatan medis bagi warga Palestina yang terluka dan mengalami trauma akibat perang. Menlu menyampaikan bahwa hal itu akan dilakukan apabila semua pemangku kepentingan juga menyetujuinya.

Terkait hal itu, Presiden RI tengah berada di kawasan tersebut untuk melakukan konsultasi dengan Pemimpin sejumlah negara di Timur Tengah. Pertemuan menyepakati Joint Statement Antalya Ministerial Meeting for the Implementation of the Two-State Solution and Lasting Peace in the Middle East.

 

 

Menlu Sugiono berada di Republik Turki dalam rangka mendampingi Presiden RI pada rangkaian kunjungan Presiden RI ke Timur Tengah. Menlu RI memperoleh mandat pada KTT Luar Biasa OKI-Liga Arab pada 11 November 2023, sebagai salah satu Utusan Khusus OKI-Liga Arab.

 

Salah satu mandat Utusan Khusus antara lain untuk menghentikan kekejaman Israel di Gaza dan memulai kembali proses politik menuju perdamaian abadi. Utusan Khusus OKI-Liga Arab beranggotakan Menlu Arab Saudi, Indonesia, Jordania, Mesir, Palestina, Qatar, Turki, dan Nigeria.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler