Masuk Surga Berkat Utang

Memberikan kelonggaran bagi orang yang berutang adalah amal mulia.

Utang (ilustrasi)
republika
Utang (ilustrasi)
Red: A.Syalaby Ichsan

REPUBLIKA.CO.ID, Siapkan bekal terbaik Anda menghadapi kematian, apa pun dan seberapa pun besar amalan itu. Allah SWT telah memberitahukan kepada manusia melalui firman-Nya ketika kematian mendatangi seorang hamba dan ajalnya telah tiba, malaikat mendatanginya.

Baca Juga


Jika dia adalah orang yang beriman, malaikat memberinya berita gembira. Jika dia adalah orang kafir, malaikat bertanya kepadanya, mencelanya, menyiksanya, dan menyampaikan neraka.

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, 'Tuhan kami ialah Allah', kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan), 'Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih, dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu. (QS Fushshilat: 30).

Allah berfirman tentang orang-orang kafir para pendosa ketika ajal menjemput, Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri, (kepada mereka) malaikat bertanya, 'Dalam keadaan bagaimana kamu ini?' Mereka menjawab, 'Adalah kami orangorang yang tertindas di negeri (Makkah).' Para malaikat berkata, 'Bukankah bumi Allah itu luas sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?' Orang-orang itu tempatnya neraka Jahanam dan Jahanam itu seburuk-buruk tempat kembali. (QS an-Nisa: 97)

Kisah berikut ini menceritakan nasib seorang saleh dari kalangan Bani Israil yang diselamatkan dari siksa kubur dan siksa api neraka berkat membebaskan utang. Riwayat tentang kisah ini disebutkan Imam Bukhari dalam kitab Shahih-nya dari jalur Abu Hurairah.

 

 

Alkisah, pria yang sudah meninggal tersebut didatangi malaikat dan disodori sejumlah pertanyaan, terutama amal kebajikan yang pernah dilakukan selama hidup di alam dunia.

Namun, si pria kebingungan saat ditanya amal kebaikannya. Dia tidak menemukan amal kebaikan untuk dirinya. Tidak satu pun amal membahagiakan yang pernah aku lakukan, ujar dia.

Malaikat memintanya kembali mengingat-ingat amal apa saja yang bisa dia banggakan. Tetap saja, si pria tak mampu menunjukkan amal kebaikan kecuali hanya perniagaan yang menjadi profesinya.

Lalu, si pria bercerita, semasa hidup dia pernah memerintahkan para pegawai yang bekerja padanya supaya menangguhkan utang orang yang mampu dan memaafkan orang yang tidak mampu.

Dia menjelaskan alasannya kepada mereka dan berkata, Semoga Allah SWT memaafkan kita. Allah lantas mengabul kan harapan dan doa si pria. Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW mendoakan mereka yang melakukan hal kebajikan semacam ini.

Semoga Allah merahmati seorang hamba yang berlapang dada jika menjual, berlapang dada jika membeli, berlapang dada jika membayar, dan berlapang dada jika menuntut. Kisah ini juga mengajarkan kepada kita tentang keutamaan memberi tempo kepada orang yang mampu dan memaaf kan orang yang tidak mampu. Pelakunya yang ikhlas mendapatkan janji maaf dari Allah pada saat bertemu dengan-Nya.



sumber : Pusat Data Republika
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler