Media AS: Tangkal Tarif Trump, RI akan Realisasikan Pembelian 24 F-15EX Senilai Rp 135 T

Boeing bahkan dilaporkan siap memproduksi 85 persen pesanan F-15EX di Indonesia.

Presiden Prabowo Subianto (ketiga kanan) didampingi Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto (kedua kanan) dan Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin (kanan) berjabat tangan dengan personel TNI sebelum memberi pengarahan kepada para Komandan Satuan TNI di Kompleks Istana Kepresidenan Bogor, Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat (7/2/2025). Acara tersebut diikuti 1.004 personel yang terdiri dari unsur pimpinan TNI 4 orang, pimpinan Mabes TNI 11 orang, TNI AD 613 orang, TNI AL 243 orang, TNI AU 133 orang.
ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Presiden Prabowo Subianto (ketiga kanan) didampingi Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto (kedua kanan) dan Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin (kanan) berjabat tangan dengan personel TNI sebelum memberi pengarahan kepada para Komandan Satuan TNI di Kompleks Istana Kepresidenan Bogor, Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat (7/2/2025). Acara tersebut diikuti 1.004 personel yang terdiri dari unsur pimpinan TNI 4 orang, pimpinan Mabes TNI 11 orang, TNI AD 613 orang, TNI AL 243 orang, TNI AU 133 orang.
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam laporannya pada Ahad (20/4/2025), the National Interest membuat judul, 'The Art of the Deal: Indonesia Buys F-15EX Fighter Jets' (Seni dari Kesepakatan: Indonesia Membeli F-15EX Jet Tempur). Media daring AS yang berfokus pada isu-isu petahanan, keamanan nasional, militer, dan politik luar negeri itu menyebut bahwa, Indonesia kemungkinan akan merealisasi rencana pembelian 24 F-15EX usai Donald Trump menetapkan tarif impor. 

The National Interest melansir laporan Bloomberg pada Jumat (18/4/2025), bahwa Indonesia kemungkinan akan membeli jet-jet tempur dan persenjataan dari AS untuk "mengurangi ketegangan perdagangan" dan bahkan "menangkal" kebijakan tarif Trump terhadap RI. Dalam sebuah rapat dengan Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin dan pejabat lain, Presiden Prabowo dilaporkan menyebut senjata-senjata yang bisa segera diimpor.

Senjata-senjata yang disebut itu termasuk F-15EX Eagle II, yang mana pernah diinisiasi rencana pembeliannya oleh Prabowo sendiri pada 2023. Saat itu, nilai rencana pembelian mencapai 8 miliar dolar AS, namun tidak dapat segera terealisasi lantaran keterbatasan anggaran RI.

Sebelumnya, pada 2022 Pemerintah RI telah meneken kontrak senilai 8,1 miliar dolar AS dengan perusahaan aviasi Prancis, Dassault Aviation untuk membelia 42 jet tempur Rafale. Setelah pembelian Rafale, belum jelas apakah Indonesia mampu memesan F-15EX, namun jika pembelian itu bisa menghindarkan RI dari tarif Trump, pemerintahan Prabowo dilaporkan akan mencari jalan keluar.

Pada 2 April, Gedung Putih mengumumkan Indonesia menjadi subjek tarif resiprokal sebesar 32 persen. Saat ini, delegasi RI yang dipimpin Menko Perekonomian Airlangga Hartarto sedang menggelar proses negosiasi tarif dengan pemerintahan Donald Trump.

Baca Juga



Boeing pun dilaporkan siap memproduksi jet tempur F-15EX di Indonesia demi mendapatkan kontrak pembelian dari pemerintahan Prabowo Subianto. Komitmen itu disampaikan oleh Presiden Boeing untuk Asia Tenggara Penny Burtt dalam taklimat media di Jakarta pada Selasa (15/4/2025).

Tawaran itu seperti dilaporkan oleh situs Bulgarian Military, Ahad (20/4/2025), bukan skadar taktik bisnis, tapi juga merefleksikan transformasi lebih luas dari industri pertahanan global, di mana negara-negara menuntut adanya transfer teknologi dan produksi dalam negeri sebagai syarat dari kontrak pembelian miliaran dolar AS. Saat Indonesia tengah bersiap memodernisasi angkatan udaranya, proposal Boeing memicu pertanyaan kritis tentang masa depan kerja sama pertahanan, geopolitik kawasan, dan risiko dari berbagi teknologi canggih.

F-15EX yang dijuluki Eagle II, adalah edisi terbaru dari seri F-15, pesawat bermesin ganda, jet tempur taktis untuk segala cuaca yang sejak peluncurannya pada 1970an menjadi tonggak sejarah superoritas AS di medan pertempuran idara. Didesain untuk menggantikan model F-15C/D, F-15EX menyediakan fitur-fitur canggih terbaru yang membuatnya menjadi salah satu jet tempur generasi 4.5 tercanggih di dunia.

Sistem fly-by-wire digital F-15EX meningkatkan kemampuan manuver, sementara sistem elektronik peperangan terbarunya menyediakan pertahanan andal guna melawan ancaman modern. Dengan kecepatan maksimal hingga 2.5 Mach, jarak jelajah tempur mencapai 1.200 mil laut, dan kemampuang untuk membawa sekitar 15 ribu kilogram bom, F-15EX adalah jet tempur serba bisa baik untuk misi perang udara-di-udara dan udara-di-darat.

Ketertarikan Indonesia terhadap F-15EX, yang nantinya dinamai F-15IDN jika kesepakatan terjadi, didasari atas kebutuhan mendesak untuk memodernasasi angkatan udaranya. Komposisi kekuatan angkatan udara Indonesia yang saat ini terdiri dari Shukoi Su-27 dan Su-30, Hawk 209s, dan F-5 Tigers, tak lagi setara dengan kebutuhan mengamankan negara kepulauan yang terdiri dari lebih 17 ribu pulau.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler