Permintaan Terakhir Paus, Minta Mobilnya Dijadikan Klinik Keliling untuk Anak di Gaza  

Permintaan Terakhir Paus, Minta Mobilnya Dijadikan Klinik Keliling untuk Anak di Gaza

REUTERS/Remo Casilli
Paus Fransiskus melihat instalasi Bintang Betlehem yang menampilkan patung bayi Yesus mengenakan keffiyeh Palestina di Aula Paulus VI Vatikan, Sabtu (7/12/2024). Instalasi ini dirancang oleh seniman Palestina Johny Andonia dan Faten Nastas Mitwasi yang berasal dari Bethlehem, Palestina. Keffiyeh Palestina dipandang sebagai simbol nasional dan merupakan simbol perjuangan melawan pendudukan Israel.
Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA — Sebuah permintaan terakhir mendiang Paus Fransiskus kini mulai diwujudkan, yakni mengubah kendaraan yang digunakannya saat mengunjungi Betlehem pada 2014 lalu menjadi klinik keliling untuk anak-anak di Jalur Gaza.

Baca Juga


Inisiatif kemanusiaan ini diumumkan oleh televisi Swedia pada Ahad (5/5/2025), sebagai bagian dari komitmen Vatikan terhadap rakyat Palestina.

Mobil yang telah menjadi simbol kunjungan bersejarah Paus ini akan diperlengkapi dengan alat medis dan dilapisi pelindung anti pecahan peluru.

Proyek ini digagas melalui kolaborasi antara Caritas Swedia dan Caritas Yerusalem, dengan koordinasi langsung dari Sekretaris Jenderal Caritas Swedia, Peter Brune, dan Anton Safar dari Yerusalem.

Menurut laporan Kantor Berita Palestina WAFA, inisiatif ini mendapat persetujuan pribadi dari Paus Fransiskus sebelum wafat. “Jika proyek ini akan membantu anak-anak Gaza, maka proyek ini layak digunakan dengan cara ini,” ujar Paus dikutip Middleeastmonitor, Selasa (6/5/2025). 

Dalam pernyataan resminya, Brune menegaskan bahwa klinik keliling ini akan memungkinkan tim medis menjangkau anak-anak yang selama ini terputus dari layanan kesehatan, di tengah runtuhnya sistem medis Gaza akibat agresi dan blokade berkepanjangan. 

BACA JUGA: Terungkap Ayat Alquran Ini Sebut Api yang Bakar Israel adalah Tentara Allah SWT?

 

“Ini bukan sekadar kendaraan, ini adalah pesan bahwa dunia tidak melupakan anak-anak Gaza,” ucap Brune. 

Namun, tantangan besar menghadang proyek ini. Karena,  tidak mudah untuk membawa kendaraan tersebut ke Gaza yang telah terkepung dan tertutup bagi bantuan kemanusiaan selama lebih dari dua bulan terakhir.

INFOGRAFIS Fakta menarik seputar Paus Fransiskus - (dok rep)

 

Caritas Jerusalem, yang telah lama menjalankan misi kemanusiaan di wilayah itu, akan memimpin implementasi lapangan. Anton Safar menilai kendaraan ini punya makna simbolis yang kuat.

“Mobil ini mencerminkan belas kasih dan perhatian Paus terhadap mereka yang paling rentan,” kata Anton.

Bulan lalu, Kementerian Luar Negeri Palestina menyampaikan duka atas wafatnya Paus Fransiskus, menyebutnya sebagai “seorang teman setia dan pembawa pesan perdamaian.” Paus meninggal saat masih menyerukan diakhirinya genosida terhadap rakyat Palestina.

Selama 12 tahun masa kepemimpinannya, Paus Fransiskus dikenal lantang membela hak-hak Palestina. Dia secara konsisten mengecam kekerasan di Gaza dan mendorong dunia internasional untuk hadir memberikan bantuan nyata. 

Selama perayaan Paskah pada lalu, Paus Fransiskus mengecam "situasi tragis dan memalukan" di Jalur Gaza, sambil memperingatkan terhadap "meningkatnya atmosfer anti-Semitisme yang menyebar ke seluruh dunia." Pesan Paskah Paus dibacakan oleh seorang ajudan dari balkon Basilika Santo Petrus.

"Saya menyerukan kepada pihak-pihak yang bertikai untuk melakukan gencatan senjata, membebaskan sandera, dan memberikan bantuan kepada orang-orang yang kelaparan yang merindukan masa depan yang damai," kata paus dalam pesannya, yang dibacakan oleh ajudan paus dari balkon Basilika Santo Petrus.

Baru-baru ini, Paus semakin mengkritik perang Israel di Gaza dan telah berulang kali menyerukan penghentian perang.

Dalam beberapa bulan terakhir, Fransiskus telah menggambarkan serangan Israel ke Gaza sebagai "bukan perang tetapi kebrutalan" dan menyarankan agar masyarakat internasional mempertimbangkan apakah serangan ke Gaza merupakan genosida terhadap Palestina. Pernyataan Paus tersebut membuat marah Israel, yang memanggil duta besar Vatikan untuk negara itu.

BACA JUGA: 7 Perilaku yang Dicintai Allah SWT Seperti Disebutkan dalam Alquran dan Hadits 

Pada akhir 2024 lalu, Paus Fransiskus menyatakan penolakan tegasnya terhadap serangan udara Israel baru-baru ini di Jalur Gaza, dan menggambarkannya sebagai "bukan perang, tetapi kebrutalan". Berbicara dalam sebuah pertemuan dengan anggota Dewan Kepausan untuk Natal, Paus merujuk pada situasi tragis di Jalur Gaza.

Paus menggambarkan serangan udara Israel, yang menargetkan sebuah rumah di pusat Kota Gaza menewaskan tujuh orang, termasuk empat anak-anak, sebagai "brutal". "Saya ingin mengatakan ini, karena itu memilukan," kata dia.


 Paus Fransiskus mencatat bahwa Israel tidak mengizinkan Kardinal Pierbattista Pizzaballa, Patriark Latin Yerusalem, untuk memasuki Jalur Gaza seperti yang dijanjikan, yang menurut Paus tidak dapat dibenarkan.

Kementerian Luar Negeri Israel mengkritik pernyataan Paus sebagai "mengecewakan" dan "tidak sesuai dengan konteks realistis perang melawan terorisme".

BACA JUGA: Surat Napoleon Bonaparte untuk Bangsa Yahudi dan Kebencian Akut Terhadap Islam

Pernyataan Paus Fransiskus datang pada saat yang sensitif, ketika hubungan antara Vatikan dan Israel semakin tegang. Paus Fransiskus, yang mewakili kepemimpinan 1,4 miliar umat Katolik di Gereja Katolik, selalu berhati-hati dalam menangani konflik politik, namun dia menjadi lebih berani dalam sikapnya baru-baru ini terhadap agresi Israel ke Gaza.

Sebelumnya, dia mengatakan bahwa apa yang terjadi di Gaza dapat dikategorikan sebagai genosida, yang memicu reaksi marah dari pemerintah Israel.

Sejak 7 Oktober 2023, Israel telah melancarkan perang pemusnahan di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 165 ribu warga Palestina dan melukai lebih dari 11 ribu orang, sebagian besar dari mereka adalah anak-anak dan perempuan, dan lebih dari 11 ribu orang hilang di tengah-tengah bencana kelaparan yang semakin parah di Jalur Gaza yang terkepung.

Paus Fransiskus dilaporkan wafat pada Senin Paskah, 21 April 2025. Paus mengembuskan napas terakhir pada usia 88 tahun di kediamannya di Casa Santa Marta, Vatikan, demikian laporan @VaticanNews.

Sementara itu, Presiden Uni Eropa Roberta Metsola membuat status duka atas kepergian Paus. "Eropa berduka atas meninggalnya Yang Mulia Paus Fransiskus. Senyumnya yang menular memikat hati jutaan orang di seluruh dunia," ucapnya melalui akun X @EP_President.

Dia melanjutkan, "Paus Rakyat akan dikenang karena cintanya pada kehidupan, harapannya pada perdamaian, belas kasihnya pada kesetaraan & keadilan sosial. Semoga dia beristirahat dengan tenang."

Paus Fransiskus adalah paus pertama yang terpilih dari benua Amerika. Dia juga menjadi Paus pertama yang berasal dari luar Eropa dalam 1.200 tahun terakhir. Paus Fransiskus memiliki nama asli Jorge Mario Bergoglio dan merupakan anggota Serikat Yesus (Yesuit).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler