Mengapa Umat Islam Kini Lemah dan tak Berdaya? Ini 7 Sebabnya Menurut Alquran Hadits
Umat Islam saat ini menghadapi titik nadir ketidakberdayaan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Persoalan yang mendera dunia Islam saat ini di berbagai belahan bumi, menunjukkan betapa lemahnya umat Muslim.
Padahal, lembaran sejarah Islam telah membuktikan tentang kedigdayaan umat Muslim dan potensi besar yang mereka miliki.
Sebagai contoh, adalah kisah keberanian Rabi’i bin Amir, yang diutus Sa’ad bin Abi Waqash menghadapi Rostam Farrokhzād.
Rabi'i masuk ke hadapan mereka. Rostam mengenakan mahkota emas dan duduk di atas tempat tidur emas. Rabi'i menemuianya dengan pakaian yang bagus, dengan senjatanya, pedangnya, yang dia letakkan di dalam sebuah kain, perisai, dan seekor kuda betina yang pendek, dan dia terus menungganginya hingga dia menginjak permadani.
Kemudian Rabi’i turun dan mengikat tali kudanya pada dua bantal yang telah dia potong, dan ketika dia mendekati Rostam, para prajurit berkata kepadanya, "Letakkan senjatamu."
Rabi’I menjawab, "Saya tidak datang kepada kalian untuk meletakkan senjata atas perintah kalian, tetapi saya datang kepada kalian karena kalian mengundang saya, dan jika kalian membiarkan saya seperti ini atau tidak, saya akan kembali."
Rostam berkata, "Apa yang membawamu ke sini?" Rab'i berkata, "Allah telah mengutus kami untuk membebaskan mereka yang ingin keluar dari penyembahan budak kepada penyembahan Tuhan (Allah SWT) para budak, dan dari kesempitan dunia kepada kelapangan, dan dari ketidakadilan agama-agama kepada keadilan Islam."
Keberanian yang sungguh luar biasa, tidak menampakkan ketakutan sama sekali. Lantas bagaimana sekarang? Mengapa umat Islam dunia disebut-sebut lemah? Berikut ini berapa penyebab lemanya umat Islam:
BACA JUGA: Ternyata Begini Kondisi Sebenarnya Tentara Israel yang Ditutup-tutupi Selama Perang Gaza
Pertama, cinta dunia dan takut mati
عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « يُوشِكُ الأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى الأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا ». فَقَالَ قَائِلٌ وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ قَالَ « بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ وَلَكِننَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ وَلَيَنْزِعَنَّ اللَّهُ مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمُ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ فِى قُلُوبِكُمُ الْوَهَنَ ». فَققَالَ قَائِلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْوَهَنُ قَالَ « حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ ».
Dari Tsauban, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hampir saja para umat (yang kafir dan sesat, pen) mengerumuni kalian dari berbagai penjuru, sebagaimana mereka berkumpul menghadapi makanan dalam piring”. Kemudian seseorang bertanya,”Katakanlah wahai Rasulullah, apakah kami pada saat itu sedikit?” Rasulullah berkata,”Bahkan kalian pada saat itu banyak. Akan tetapi kalian bagai sampah yang dibawa oleh air hujan. Allah akan menghilangkan rasa takut pada hati musuh kalian dan akan menimpakan dalam hati kalian ’Wahn’. Kemudian seseorang bertanya,”Apa itu ’wahn’?” Rasulullah berkata,”Cinta dunia dan takut mati.” (HR Abu Daud dan Ahmad)
Kedua, banyak berbuat maksiat
لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا الْحُسْنَىٰ وَزِيَادَةٌ ۖ وَلَا يَرْهَقُ وُجُوهَهُمْ قَتَرٌ وَلَا ذِلَّةٌ ۚ أُولَٰئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ وَالَّذِينَ كَسَبُوا السَّيِّئَاتِ جَزَاءُ سَيِّئَةٍ بِمِثْلِهَا وَتَرْهَقُهُمْ ذِلَّةٌ ۖ مَا لَهُمْ مِنَ اللَّهِ مِنْ عَاصِمٍ ۖ كَأَنَّمَا أُغْشِيَتْ وُجُوهُهُمْ قِطَعًا مِنَ اللَّيْلِ مُظْلِمًا ۚ أُولَٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
“Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya. Dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula) kehinaan. Mereka itulah penghuni surga, mereka kekal di dalamnya. Dan orang-orang yang mengerjakan kejahatan (mendapat) balasan yang setimpal dan mereka ditutupi kehinaan. Tidak ada bagi mereka seorang pelindungpun dari (azab) Allah, seakan-akan muka mereka ditutupi dengan kepingan-kepingan malam yang gelap gelita. Mereka itulah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” (QS Yunus: 26-27).
Ketiga, enggan menolong orang-orang yang terzalimi
عن جابر بن عبد الله وأبي طلحة بن سهل الأنصاري أنهما قالا: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم ما من امرئ يخذل امرأ مسلما في موضع تنتهك فيه حرمته وينتقص فيه من عرضه إلا خذله الله في موطن يحب فيه نصرته، وما من امرئ ينصر مسلما في موضع ينتقص فيه من عرضه وينتهك من حرمته إلا نصره الله في موطن يحب نصرته.”
BACA JUGA: Serangan Pahalgam, Membongkar Mesin Propaganda India terhadap Muslim
Dari Jabir bin Abdullah dan Abu Thalhah bin Sahal al-Anshari, “Tidak ada seorangpun yang meninggalkan seorang Muslim di tempat yang kesuciannya dilanggar dan kehormatannya direndahkan, melainkan Allah akan membuat dia berada dalam kondisi yang mengharapkan pertolongan dan Allah biarkan ia tidak tertolong, dan tidak ada seorang pun yang menyokong seorang Muslim di tempat yang kehormatannya dilanggar. dan kesuciannya dilanggar kecuali Allah akan membantunya di tempat yang ia berharap untuk untuk ditolong. (HR Ahmad dan Abu Daud).
Keempat, melanggar perintah Allah SWT dan Rasul-Nya
إِنَّ الَّذِينَ يُحَادُّونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ أُولَٰئِكَ فِي الْأَذَلِّينَ
“Sesungguhnya orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, mereka termasuk orang-orang yang sangat hina.” (QS al-Mujadilah: 20).
Kelima, patuh kepada selain Allah SWT
يَوْمَ يُكْشَفُ عَنْ سَاقٍ وَيُدْعَوْنَ إِلَى السُّجُودِ فَلَا يَسْتَطِيعُونَ خَاشِعَةً أَبْصَارُهُمْ تَرْهَقُهُمْ ذِلَّةٌ ۖ وَقَدْ كَانُوا يُدْعَوْنَ إِلَى السُّجُودِ وَهُمْ سَالِمُونَ
"Pada hari betis disingkapkan dan mereka dipanggil untuk bersujud; maka mereka tidak kuasa. (dalam keadaan) pandangan mereka tunduk ke bawah, lagi mereka diliputi kehinaan. Dan sesungguhnya mereka dahulu (di dunia) diseru untuk bersujud, dan mereka dalam keadaan sejahtera."”(QS al-Qalam: 43)
Keenam, meninggalkan seruan jihad
عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ:إِذَا تَبَايَعْتُمْ بِالْعِينَةِ، وَأَخَذْتُمْ أَذْنَابَ الْبَقَرِ، وَرَضِيتُمْ بِالزَّرْعِ، وَتَرَكْتُمُ الْجِهَادَ، سَلَّطَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ ذُلًّا لا يَنْزِعُهُ حَتَّى تَرْجِعُوا إِلَى دِينِكُمْ
Dari Ibnu Umar RA, dia berkata, “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Jika kalian saling berjual beli secara riba, dan kalian memegang ekor-ekor sapi (sibuk dengan peternakan), dan kalian ridha dengan pertanian, dan kalian meninggalkan jihad, Allah akan menguasakan kehinaan menimpa kalian. Tidak akan dicabutnya hingga kalian kembali pada (ajaran) agama kalian.” (HR Abu Daud)
BACA JUGA: Mengapa Madinah Jadi Pusat Islam dan Tujuan Utama Rasulullah SAW? Ini 7 Alasannya
Ketujuh, perpecahan antarumat
وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَا تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ ۖ وَاصْبِرُوا ۚ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
“Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”(QS al-Anfal: 46_