Trump Dilaporkan Marah Atas Sikap Arogan dan Manipulatif Netanyahu

Trump pun akhirnya terpaksa memotong hubungan komunikasi dengan Netanyahu.

AP Photo/Evan Vucci
Presiden AS Donald Trump bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih, Washington, Selasa, 4 Februari 2025.
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Meski tidak ada keterangan resmi dari Gedung Putih, beberapa laporan media mengungkap bahwa, Donald Trump belakangan marah dengan sikap 'arogan' dan pendekatan 'manipulatif' Netanyahu. Trump pun akhirnya terpaksa memotong hubungan komunikasi dengan Netanyahu.

Baca Juga


Israeli Army Radio dilansir the New Arab, Jumat (9/5/2025), mengutip seorang pejabat senior Israel mengatakan, "Tidak membantu apa yang dikatakan (Ron) Dermer kepada pejabat senior Partai Republik, di tengah sikap arogan (Netanyahu) mendikte apa yang harus dilakukan Trump."

"Orang-orang dekat Trump memberitahu dia bahwa Netanyahu memanipulasi dirinya dan dan tidak ada yang lebih dibenci Trump menjadi seorang yang dilihat naif, atau lebih buruk, sebagai seorang yang dimanipulasi. Sehingga dia memutuskan untuk memotong hubungan. Ini bisa berubah nanti, tapi itulah situasi terkininya," ujar pejabat Israel itu.

Israel Hayom juga melaporkan bahwa, para pejabat Israel yakin Trump tidak bisa merealisasikan kesepakatan program nuklir sipil dengan Arab Saudi jika tidak memuaskan Israel. Salah satu pejabat mengatakan, Trump saat ini kekurangan dukungan dari Senat untuk meloloskan kesepakatan macam itu tanpa ada hubungannya dengan Israel.

Dalam laporan terpisah, Reuters mengutip beberapa sumber yang mengatakan, bahwa AS telah meninggalkan tuntutan normalisasi Saudi-Israel sebagai syarat kerja sama nuklir dengan Riyadh. Sementara Israeli Army Radio juga mengutip sumber politik Israel yang mengatakan, "Mereka (AS) menginginkan hasil... Trump punya waktu satu tahun untuk menunjukkan kepada Saudi. Dia tidak punya waktu untuk menunggu."

Akibat dari kemarahan Trump, Gedung Putih mempertimbangkan untuk segera mengumumkan sebuah rencana komprehensif terkait Jalur Gaza pada akhir pekan ini. Pejabat AS disebut-sebut mengatakan, bahwa rencana perdamaian Gaza diatur langsung oleh Gedung Putih dengan dukungan sebagian dari pejabat Israel, meskipun proposal itu tidak memenuhi keinginan pemerintahan Benjamin Netanyahu.

Jika proposal itu difinalisasi, menurut media Israel, AS bisa disimpulkan mengenyampingkan pemerintah Israel dan menempatkan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dalam posisi sulit lantaran perdamaian di Gaza bisa memicu turbulensi politik di dalam koalisi sayap kanan pemerintahannya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler