Trump Dilaporkan Segera Umumkan Perdamaian Gaza, Rangkul Hamas, Abaikan Netanyahu

Trump dilaporkan marah dengan sikap arogan dan pendekatan manipulatif Netanyahu.

AP Photo/Evan Vucci
Presiden AS Donald Trump bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih, Washington, Selasa, 4 Februari 2025.
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden AS Donald Trump mempertimbangkan untuk segera mengumumkan sebuah rencana komprehensif terkait Jalur Gaza pada akhir pekan ini. Hal itu dilaporkan oleh media Israel pada Kamis (8/5/2025), dilansir the New Arab, Jumat (9/5/2025).

Baca Juga


Israel Hayom mengutip beberapa pejabat AS dan Israel melaporkan bahwa, proposal Trump bertujuan untuk mengakhiri 18 bulan agresi Israel di Jalur Gaza. Rencana Trump juga memasukkan pengaturan terkait politik dan kemanan di wilayah tersebut.

Pejabat AS mengatakan, bahwa rencana perdamaian Gaza diatur langsung oleh Gedung Putih dengan dukungan sebagian dari pejabat Israel, meskipun proposal itu tidak memenuhi keinginan pemerintahan Benjamin Netanyahu. Jika proposal itu difinalisasi, menurut media Israel, AS bisa disimpulkan mengenyampingkan pemerintah Israel dan menempatkan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dalam posisi sulit lantaran perdamaian di Gaza bisa memicu turbulensi politik di dalam koalisi sayap kanan pemerintahannya.

Menurut sumber yang dikutip Israel Hayom, proposal Trump termasuk jaminan bagi para pemimpin Hamas tidak akan dibunuh dan kepastian partisipasi mereka dalam pemerintahan sipil di Jalur Gaza. Pejabat AS mengatakan kepada Israel Hayom bahwa, Gedung Putih serius atas proposal ini, di tengah kebuntutan militer dan terus berkembangkan kecaman dunia internasional terhadap krisis kemanusiaan di Gaza.

Dalam perkembangan terkait, Axios melaporkan, bahwa Trump pada Kamis bertemu secara rahasia dengan Menteri Urusan Strategis Israel Ron Dermer di Gedung Putih, membicarakan masalah Gaza dan negosiasi nuklir Iran. Pertemuan itu tidak diumumkan secara resmi baik oleh AS dan Israel.


Trump 'marah' kepada Netanyahu

Meski tidak ada keterangan resmi dari Gedung Putih, beberapa laporan media mengungkap bahwa, Donald Trump marah dengan sikap 'arogan' dan pendekatan 'manipulatif' Netanyahu. Trump pun akhirnya terpaksa memotong hubungan komunikasi dengan Netanyahu.

Israeli Army Radio mengutip seorang pejabat senior Israel mengatakan, "Tidak membantu apa yang dikatakan (Ron) Dermer kepada pejabat senior Partai Republik, di tengah sikap arogan (Netanyahu) mendikte apa yang harus dilakukan Trump."

"Orang-orang dekat Trump memberitahu dia bahwa Netanyahu memanipulasi dirinya dan dan tidak ada yang lebih dibenci Trump menjadi seorang yang dilihat naif, atau lebih buruk, sebagai seorang yang dimanipulasi. Sehingga dia memutuskan untuk memotong hubungan. Ini bisa berubah nanti, tapi itulah situasi terkininya," ujar pejabat Israel itu.

Israel Hayom juga melaporkan bahwa, para pejabat Israel yakin Trump tidak bisa merealisasikan kesepakatan program nuklir sipil dengan Arab Saudi jika tidak memuaskan Israel. Salah satu pejabat mengatakan, Trump saat ini kekurangan dukungan dari Senat untuk meloloskan kesepakatan macam itu tanpa ada hubungannya dengan Israel.

Dalam laporan terpisah, Reuters mengutip beberapa sumber yang mengatakan, bahwa AS telah meninggalkan tuntutan normalisasi Saudi-Israel sebagai syarat kerja sama nuklir dengan Riyadh. Sementara Israeli Army Radio juga mengutip sumber politik Israel yang mengatakan, "Mereka (AS) menginginkan hasil... Trump punya waktu satu tahun untuk menunjukkan kepada Saudi. Dia tidak punya waktu untuk menunggu."


BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler