Pengakuan Perwira Israel: Tidak Jelas Kemenangan Seperti Apa yang Dijanjikan kepada Kami di Gaza
Israel terus lakukan serangan intensif di Jalur Gaza
REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV— Channel 14 Israel mengutip seorang perwira cadangan yang mengatakan tentang kondisi riil perang di Gaza yang mereka jalani.
“Tidak jelas kemenangan total seperti apa yang kita bicarakan, kita belum mencapai kemenangan total atas Hamas, dan kita belum memulihkan semua sandera di Gaza,” kata perwira tersebut, dikutip dari Aljazeera, Senin (19/5/2025).
Sebuah laporan dari saluran televisi yang mendukung Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengklaim bahwa para perwira di militer Israel sangat marah setelah pengumuman perundingan untuk mengakhiri pertempuran di Gaza.
Hal ini karena mereka menganggap hal itu sebagai penyerahan diri kepada musuh dan pengabaian tujuan perang di Gaza.
Oude Tana, seorang perwira cadangan yang telah bertugas selama lebih dari 450 hari dalam pertempuran di Gaza menambahkan setelah satu setengah tahun pertempuran tanpa ada resolusi atau pemulihan tahanan. “Tidak jelas kemenangan penuh yang dijanjikan kepada kami."
"Manuver militer berhenti di tengah-tengah setiap kali, dan tentara dikirim berulang kali untuk merebut kembali wilayah yang sama dan kemudian menarik diri dari sana," katanya, seraya menyerukan manuver yang tegas dan jelas yang bertujuan untuk menghancurkan Hamas, mengembalikan Gaza ke Zaman Batu, dan mendorong penduduknya untuk beremigrasi.
BACA JUGA: Negara Islam yang Ditakuti Israel Ini Peringkat ke-4 Hasil Tes IQ Tertinggi Dunia
Masalah fundamental
Laporan terbaru mengungkapkan masalah yang dihadapi tentara pendudukan Israel di Jalur Gaza.
Ini terkait dengan ketakutan tentara untuk bertempur yang mendorong mereka untuk melarikan diri atau bunuh diri dan perselisihan politik yang menghalangi perpanjangan perintah pemanggilan cadangan.
Menurut Israel Broadcasting Corporation (IBC), partai-partai koalisi gagal untuk ketiga kalinya meloloskan versi Komite Urusan Luar Negeri dan Keamanan (FASC) untuk merekrut para pejuang cadangan.
Otoritas mengindikasikan bahwa ada perbedaan pendapat antara Menteri Pertahanan Yisrael Katz dan MK Amichai Halevy dalam sebuah sesi Komite Urusan Luar Negeri dan Keamanan.
Ditambahkan bahwa MK Halevi mengatakan kepada Menteri Kat rencana operasi militer di Gaza buruk, dan menuntut agar blokade penuh diberlakukan di Jalur Gaza sebelum masuknya tentara.
BBC mengutip sumber-sumber militer yang mengatakan bahwa tentara Israel telah meminta para komandan mereka untuk tidak kembali bertempur di Jalur Gaza.
Sumber-sumber tersebut mengatakan bahwa para komandan militer mengancam 11 tentara dengan hukuman penjara karena tidak mematuhi perintah militer setelah mereka menolak untuk kembali ke Gaza.
BACA JUGA: Pakistan: Negara Islam dengan Nuklir Terbesar ke-7 Dunia, Israel Nafsu Ingin Hancurkan
Pada bulan Mei, sebuah penelitian yang disiapkan oleh tim peneliti dari Universitas Tel Aviv, Israel, mengungkapkan bahwa sekitar 12 persen tentara cadangan Israel yang berpartisipasi dalam genosida di Jalur Gaza menderita gejala gangguan stres pasca-trauma yang parah yang membuat mereka tidak layak untuk kembali ke dinas militer.
Sejak 7 Oktober 2023, Israel, dengan dukungan Amerika Serikat, telah melakukan kejahatan genosida di Gaza, menyebabkan lebih dari 174 ribu warga Palestina menjadi martir dan terluka, sebagian besar anak-anak dan perempuan, dan lebih dari 11 ribu orang hilang, serta ratusan ribu orang mengungsi.
Sementara itu, tentara pendudukan Israel menyerang rumah sakit Indonesia di Beit Lahia pada Ahad (18/5/2025) malam beberapa jam setelah mengumumkan dimulainya operasi darat berskala besar di bagian utara dan selatan Jalur Gaza, dalam kampanye baru yang dijuluki "Kereta Gideon".
Sementara serangan-serangannya telah menewaskan 500 orang dalam tiga hari.
Koresponden Aljazeera mengatakan bahwa kendaraan-kendaraan Israel bergerak menuju Rumah Sakit Indonesia dan ditempatkan di dekat pintu gerbang utara. Mereka menembaki rumah sakit tersebut secara langsung.
Dia menambahkan bahwa buldoser penjajah mulai menghancurkan tembok utara rumah sakit.
Koresponden Aljazeera juga melaporkan bahwa komunikasi dengan staf medis dan para korban luka di dalam rumah sakit terputus.
Serangan terhadap rumah sakit Indonesia terjadi di tengah-tengah intensifikasi serangan udara dan serangan darat yang belum pernah terjadi sebelumnya ke Gaza, meskipun negosiasi sedang berlangsung di Doha untuk mencapai gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran tahanan.
Hal ini juga terjadi setelah para pejabat di Kementerian Kesehatan di Gaza mengkonfirmasi bahwa semua rumah sakit umum di Jalur Gaza utara tidak beroperasi.
Sementara itu, di lokasi terpisah, Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) menyampaikan bahwa Rumah Sakit (RS) Indonesia dan Wisma Joserizal yang terletak di Beit Lahia, Gaza Utara, kembali terdampak serangan udara tanpa henti yang dilancarkan oleh penjajah Israel.
Ketua Presidium MER-C, Dokter Hadiki Habib menyampaikan, kondisi RS Indonesia memprihatinkan, dengan kaca-kaca jendela dan plafon yang berjatuhan ke lantai, mengganggu berbagai layanan medis penting seperti ruang ICU, ruang gawat darurat, ruang operasi, hingga poliklinik dan koridor rumah sakit.
"Getaran kuat dari bom yang dijatuhkan di sekitar area rumah sakit dirasakan sangat dahsyat oleh warga, bahkan seperti gempa bumi, beberapa alat medis dilaporkan tertimpa reruntuhan akibat getaran tersebut," kata Hadiki dalam siaran pers, Ahad (18/5) malam.
Info terbaru dari staf lokal MER-C di RS Indonesia pada Ahad 18 Mei 2025, tentara penjajah telah mengepung RS Indonesia dengan quadcopter. Mereka berada sekitar 500 meter di sebelah utara dan selatan RS Indonesia dan tidak mengizinkan ada aktivitas di sekitar RS Indonesia.
Penyerangan terencana dan tanpa peringatan terhadap tenaga medis dan fasilitas kesehatan adalah pelanggaran berat dari hukum humaniter internasional. RS Indonesia selalu berfungsi sebagai tempat pelayanan kesehatan untuk warga Gaza.
MER-C Indonesia terus mendukung pelayanan medis dan renovasi rumah sakit meski di tengah keterbatasan dan kerusakan akibat agresi penjajah Israel sejak Oktober 2023.
MER-C menginformasikan, saat ini masih tersisa sekitar 20 staf di dalam rumah sakit Indonesia.
Bersama relawan lokal MER-C, mereka berusaha membersihkan bagian dalam rumah sakit di tengah serangan dan keterbatasan makanan. Terdapat 20 jenazah harus dipindahkan ke Rumah Sakit Kamal Adwan untuk dilanjutkan pengurusan fardu kifayahnya.
MER-C Indonesia terus mendesak penjajah Israel agar segera menghentikan serangan militer di dalam Gaza dan tidak membuat kerusakan lebih jauh terhadap bangunan RS Indonesia. MER-C mendesak Israel membuka blokade makanan untuk Gaza agar staf medis dapat menerima bantuan yang dibutuhkan.
Serangan darat
Sebelumnya hari ini, tentara pendudukan Israel mengumumkan dimulainya operasi darat di beberapa daerah di Jalur Gaza, sebagai bagian dari apa yang mereka sebut sebagai "Operasi Kereta Gideon".
Bertepatan dengan dimulainya operasi tersebut, tentara Israel memperingatkan penduduk di tujuh wilayah dan lingkungan di Khan Younis (selatan) dan Deir al-Balah (tengah) untuk mengungsi sebagai persiapan untuk menyerang mereka.
Radio militer Israel mengutip sebuah sumber keamanan yang mengatakan bahwa mereka telah memulai serangan simultan di beberapa daerah di utara dan selatan Jalur Gaza.
Juru Bicara IDF Efi Devrin mengatakan bahwa tim-tim ini bekerja untuk menyerang sistem komando dan kontrol Hamas.
Dia menambahkan bahwa kali ini tentara tidak akan meninggalkan tempat-tempat yang dikuasainya di Jalur Gaza, dan Hamas tidak akan diizinkan untuk kembali ke sana.
Sebelum pengumuman ini, tentara penjajah Zionis melakukan serangan di beberapa titik, terutama di Rafah dan sekitar Khan Younis di selatan, serta di lingkungan timur Gaza dan sekitar Beit Lahiya dan Beit Hanoun di utara.
Pembantaian baru
Sementara itu, pasukan penjajah kembali melakukan pembantaian hari ini terhadap warga sipil di beberapa wilayah di Jalur Gaza, terutama di bagian utara dan tengah.
Sumber-sumber medis mengatakan kepada Aljazeera bahwa 144 orang Palestina telah menjadi martir dalam serangan udara Israel sejak subuh hari ini, 69 di antaranya di Kota Gaza dan Jalur Gaza utara.
Koresponden Aljazeera melaporkan bahwa 8 orang menjadi martir dan yang lainnya terluka dalam serangan yang menargetkan warga Palestina ketika mereka sedang mempersiapkan sumur air di daerah Al-Saftawi, sebelah barat Jabalia di Jalur Gaza utara.
Sebelumnya, reporter melaporkan bahwa 15 warga Palestina gugur syahid dan hilang dalam serangan terhadap sebuah rumah di daerah yang sama.
Pasukan penjajah juga mengintensifkan serangan udara dan artileri mereka di daerah Tal al-Zaatar di kamp pengungsi Jabalia, yang mengakibatkan syahidnya 5 orang Palestina dan melukai beberapa orang lainnya akibat penembakan sebuah rumah di sekitar rumah sakit al-Awda.
Warga Palestina di Gaza berduka atas tewasnya 30 syuhada, termasuk wanita dan anak-anak, yang terbunuh pada waktu fajar hari ini dalam serangkaian serangan terhadap rumah-rumah di Kota Gaza dan Gaza utara.
Koresponden Aljazeera melaporkan bahwa satu keluarga telah dihapus dari catatan sipil akibat serangan tersebut.
Di timur Kota Gaza, seorang warga Palestina terbunuh dan beberapa lainnya terluka dalam penembakan Israel di sekitar pasar Jumat di lingkungan Shujaiya.
Di bagian tengah, seorang wanita Palestina gugur syahid malam ini dan beberapa lainnya terluka dalam pemboman Israel yang menargetkan sebuah tenda yang menampung para pengungsi di Jalan Al-Baraka di Deir Al-Balah.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan bahwa 20 orang gugur syahid akibat pemboman yang terus menerus di daerah pusat.
Di bagian selatan, pesawat tempur Israel kembali membom tenda-tenda pengungsi di daerah Mawasi di sebelah barat Khan Younis dan kota-kota di sekitar kota tersebut, yang mengakibatkan banyak korban gugur dan luka-luka.
Juru bicara Pertahanan Sipil Gaza mengatakan kepada Aljazeera bahwa ratusan keluarga terhapus dari catatan sipil akibat pemboman Israel, dan menambahkan bahwa lebih dari 200 orang masih hilang di bawah reruntuhan dan tidak dapat dijangkau oleh tim pertahanan sipil.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan Gaza mengumumkan bahwa jumlah korban agresi di Jalur Gaza telah meningkat menjadi 53.339 orang yang gugur dan 121.344 orang terluka sejak 7 Oktober 2023.
Israel melanjutkan agresinya terhadap Gaza pada tanggal 18 Maret, setelah berbalik menentang perjanjian gencatan senjata.
Selama periode ini, pengeboman mengakibatkan kematian sekitar 3.200 warga Palestina dan hampir 9.000 orang terluka, sementara puluhan ribu orang mengungsi dari daerah mereka.