'Filosofi Kebangsaan Bisa Tangkal Terorisme dan Organisasi Radikal'

Antara
Ratusan siswa SD terlibat dalam pencucian bendera secara massal di Solo, Jateng, Sabtu (13/8). Kegiatan tersebut bertujuan meningkatkan nilai nasionalisme siswa sekaligus menyambut datangnya HUT RI ke-66 pada 17 Agustus mendatang.
Rep: Yulianingsih Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -  Lemahnya karakter kebangsaan dan rasa persatuan dan kesatuan membuat usaha terorisme dan organisasi radikal masuk ke Indonesia . Padahal yang mereka lakukan  hanya untuk kepentingan golongan tertentu. 


 

Hal itu dikemukakan Mantan Kepala Bais dan Mantan Kepala Staf TNI  Angkatan Darat Jenderal TNI (Purn) Tyasno Sudarto pada wartawan usai beraudiensi dengan Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X di Kepatihan Yogyakarta, Rabu (25/3).  

 

Untuk melawan dan menangkal terorisme, organisasi radikal, sparatis dan semacamnya, saran Tyasno, masyarakat perlu makin meneguhkan karakter kebangsaan. Secara filosifi nasional, Pancasila menjadi dasar dan tameng. 

 

"Sehingga  kalau ada usaha mengajak organisasi yang radikal, seperti ISIS,yang sparatis, ekstrimis, kita sudah terjaga, karena hal itu tidak sesuai dengan agama, filosifi dan kepribadian bangsa yang adiluhung," kata tokoh Tamansiswa ini. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler