Pertahanan Kelautan di Indonesia Masih Lemah
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wilayah laut Indonesia menjadi bagian yang merupakan kekayaan bangsa sekaligus sangat rentan penyalahgunaan wilayah atau penyusupan oleh negara asing. Wakil Ketua Badan Pengkajian MPR RI TB. Hasanuddin mengatakan kekuatan laut yang kuat bagi sebuah negara seperti Indonesia adalah hal yang mutlak ada.
Nenek moyang bangsa sejak jaman kerajaan seperti kerajaan Sriwijaya dan Majapahit sangat memperhatikan soal kekuatan laut. Karena itulah wilayah kekuasaan Sriwijaya dan Majapahit sangat luas. Jika ditarik garis sejarah kebelakang terutama saat masa perjuangan, kata dia, Indonesia dikenal dengan kekuatan lautnya yang sangat kuat. Bahkan Irian Barat direbut kembali masuk kepangkuan NKRI dengan kekuatan laut.
Tapi, seiring perjalanan sejarah, kekuatan laut Indonesia banyak dianggap ringan oleh negara asing terutama negara tetangga ditambah dengan kekuatan diplomasi internasional yang juga kurang, maka terjadilah kasus Sipadan dan Ligitan yang mengoyak-ngoyak wilayah NKRI. "Kekuatan laut dalam konteks Indonesia kini makin dibutuhkan dan harus makin diperkuat mengingat visi dan misi negara kita sebagai negara kepulauan yang concern ke laut," ujarnya, dalam diskusi interaktif 'Dialog Empat Pilar MPR RI' dengan media massa nasional, dengan tema sentral ' Menjaga Kedaulatan Laut NKRI dari Visi Pertahanan dan Budaya', Senin ( 22/6 ).
Menyinggung soal kasus Sipadan dan Ligitan, dia menegaskan bahwa selain kekuatan diplomasi luar negeri diperkuat, kekuatan militer laut juga harus diperkuat. Show of force kekuatan lauat Indonesia bisa berfungsi sebagai elemen penguat diplomasi internasional terutama menyangkut wilayah perbatasan.
"Selama ini kita lemah di kekuatan laut. Sebagus apapun diplomasi di atad meja, akan disepelekan jika kekuatan laut kita tidak kuat, sejarah membuktikan itu," katanya.
Hal tersebut diamini pakar hukum internasional Hikmahanto Juwana. Indonesia, menurutnya sering dilecehkan negara asing bahka dilecehkan negara tetangga seperti Australia pada kasus pengungsi Rohingya. "Coba bayangkan kabar yang beredar, kapten-kapten kapal pengungsi disuap Australia untuk mengarahkan kapal pengungsi ke wilayah Indonesia. Bahkan, Australia pernah memasukkan para pengungsi ke kapal-kapal sekoci oranye lalu dilarungkan langsung ke laut Indonesia. Inilah fakta betapa lemahnya pengawasan laut kita sehingga dimanfaatkan negara asing," katanya.