Israel Bunuh Bayi Dua Tahun di Gaza

Korban agresi lanjutan Israel kebanyakan anak-anak.

AP Photo/Jehad Alshrafi
Seorang wanita membawa jenazah seorang anak ke rumah sakit Al-Ahli menyusul serangan udara Israel semalaman di Jalur Gaza, di Kota Gaza, Selasa, 18 Maret 2025.
Red: Fitriyan Zamzami

REPUBLIKA.CO.ID,GAZA – Serangan pesawat tak berawak Israel telah menewaskan seorang bayi Palestina berusia dua tahun di Asdaa, sebelah barat Khan Younis di Jalur Gaza selatan. Sejauh ini, nak-anak menjadi korban terbanyak dalam agresi Israel selepas gencatan senjata.

Baca Juga


Menurut kantor berita WAFA, pesawat tak berawak itu melukai kepala Omar Qassem Talab Abu Sharqiyya yang berusia dua setengah tahun. Abu Sharqiyyah dilarikan ke Rumah Sakit Kuwait di negara tetangga Rafah, di mana petugas medis menyatakan dia meninggal tak lama kemudian. 

Israel mengakhiri gencatan senjata di Gaza dan melanjutkan perangnya di Gaza pada hari Selasa, melakukan gelombang serangan udara yang telah menewaskan ratusan warga Palestina, termasuk anak-anak.

Menurut Kementerian Kesehatan, setidaknya 436 orang yang syahid dalam serangan Israel telah dibawa ke rumah sakit sejak Israel kembali melancarkan serangannya ke Gaza. Di antara para syuhada termasuk 183 anak, 125 pria, 94 wanita, dan 34 orang lanjut usia.

Komite Palang Merah Internasional (ICRC) memperingatkan bahwa petugas medis kesulitan menangani peningkatan tajam jumlah korban selama 36 jam terakhir akibat berlanjutnya serangan Israel di Jalur Gaza. “Karena penangguhan bantuan kemanusiaan ke Gaza baru-baru ini, stok pasokan medis telah menurun secara signifikan dan yang lebih parah lagi, staf rumah sakit berjuang untuk mengatasi peningkatan tajam jumlah korban,” kata ICRC dalam sebuah pernyataan. Israel telah memblokade Gaza selama dua minggu menjelang dimulainya kembali serangannya, sehingga warga Palestina hanya memiliki sedikit persediaan penunjang kehidupan.

Petugas medis menceritakan kepada Aljazirah, melihat tubuh orang-orang yang terpotong-potong di dalam sebuah kendaraan di Rafah setelah terkena serangan Israel semalam. “Kami menerima telepon tentang pemboman di area Dowar Khebat Al-Adas, di depan Mal Al-Yasmeen,” Sofian Ahmed, yang bekerja sebagai bagian dari tim pertahanan sipil. 

“Saat kami tiba di lokasi kejadian, kami terkejut saat mengetahui bahwa sasarannya adalah mobil atau kendaraan umum yang mengangkut warga sipil dari satu tempat ke tempat lain.” Dia menambahkan: “Kami ngeri melihat ada lima orang yang mati syahid di dalam kendaraan, dibakar dan terpotong-potong. "Inilah yang dialami Rafah sepanjang waktu. Rafah tetap menjadi tempat berbahaya di mana pemboman terjadi setiap hari di wilayah perbatasan. Selain itu, sasaran dan tembakan terus berlanjut tanpa henti."

Warga negara Bulgaria yang bekerja untuk PBB juga dilaporkan gugur dalam serangan terbaru Israel di Gaza, Kementerian Luar Negeri Bulgaria telah mengkonfirmasi. “Menurut informasi awal yang diterima Kementerian Luar Negeri, seorang warga negara Bulgaria yang bekerja di sistem PBB meninggal di Gaza hari ini,” tulis kementerian itu dalam sebuah pernyataan.

“Informasi tambahan akan tersedia pada tahap selanjutnya, setelah pihak Bulgaria diberitahu tentang hasil penyelidikan mengenai keadaan seputar insiden tersebut oleh pihak yang berwenang.” Lima orang terluka dalam serangan itu. Jorge Moreira da Silva, kepala Kantor Pelayanan Proyek PBB, mengatakan penyebab ledakan masih belum jelas namun sebuah bom “dijatuhkan atau ditembakkan”.

Militer Israel mengatakan eskalasi yang sedang berlangsung di Gaza dimaksudkan untuk menciptakan “penyangga sebagian” di wilayah tersebut. Dalam sebuah postingan di X, militer menulis bahwa selama 24 jam terakhir, pasukannya “telah memulai operasi darat terfokus di tengah Jalur Gaza dan di selatan dengan tujuan memperluas wilayah keamanan dan menciptakan penyangga parsial antara utara dan selatan Jalur”. 

Mereka menambahkan bahwa sebagai bagian dari operasi tersebut, pasukan Israel merebut kembali kendali Koridor Netzarim, yang telah mereka tarik pada bulan Februari berdasarkan gencatan senjata fase pertama. Koridor yang didirikan Israel memisahkan Gaza utara dari selatan. Warga Palestina sekali lagi terpaksa meninggalkan rumah mereka.

Sementara kecaman terhadap aksi Israel terus mengalir. Presiden Prancis Emmanuel Macron telah membahas serangan baru Israel di Gaza dalam konferensi pers bersama dengan Raja Abdullah dari Yordania di Paris. “Dimulainya kembali serangan udara Israel merupakan langkah mundur yang dramatis, yang sekali lagi menjerumuskan rakyat Gaza ke dalam teror pemboman,” katanya, seraya menekankan perlunya gencatan senjata segera. 

“Penting bagi semua pihak untuk kembali ke meja perundingan di bawah kepemimpinan internasional, terutama Amerika Serikat,” kata Macron. Presiden juga mengatakan solusi politik adalah satu-satunya jalan ke depan bagi Gaza dan wilayah yang lebih luas, dan menyatakan dukungannya terhadap inisiatif yang dipimpin Arab untuk membangun kembali Gaza dan menciptakan struktur pemerintahan baru.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler