Semua Hak Beragama Diakomodasi di Indonesia
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keberagaman adalah fakta yang tidak bisa dimungkiri di Indonesia. Namun, tidak ada maypritas dan minoritas lantaran semua hal di Indonesia bisa berpadu secara harmonis. Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid, saat berbincang dengan 15 orang yang tergabung dalam delegasi Simakrama Deevali Nasional 2015, Jumat ( 26/6 ).
Menurut dia, Indonesia adalah sebuah negara yang mengayomi hak warga negaranya dalam segala bidang termasuk soal keagamaan. Agama adalah hak mendasar setiap warga negara yang betul-betul harus dilindungi. Perayaan keagamaan setiap agama baik Islam, Kristen, Hindu, Budha dan Konghucu di Indonesia sudah mendapatkan tempat dan diakomodir menjadi hari libur nasional termasuk Hindu.
Jika ada salah satu perayaan keagamaan Hindu yang memang mendapatkan pengakuan dari pemeluk agama Hindu baik di Indonesia dan internasional, dan membutuhkan pengakuan dari negara secara nasional dan resmi, itu adalah hak dan perlu ada komunikasi dengan pemerintah Indonesia.
Ketua Umum Simakrama Deevali Nasional 2015 A.S. Kobalen mengatakan bahwa Deevali adalah hari raya umat Hindu India dan seluruh dunia termasuk Indonesia. Deevali adalah semacam lebarannya umat Hindu yang hampir terlupakan di Indonesia hampir selama 250 tahun. Setelah sukses melakukan acara Deevali Nasional pada tahun 2013. Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo waktu itu, mengeluarkan kebijakan memberikan libur fluktuatif untuk hari raya Deevali tahun 2013 khusus wilayah DKI Jakarta, kebijakan tersebut diikuti Gubernur DKI Jakarta selanjutnya Basuki Thahaja Purnama di ahun 2014.
Harapan umat Hindu Indonesia, perayaan Deevali masuk dalam hari libur perayaan agama di Indonesia. Untuk itulah, panitia melakukan bermacam sosialisasi terutama kepada pimpinan-pimpinan lembaga-lembaga negara termasuk MPR RI.
Di tahun 2015 ini, mereka berencana akan mereyakannya di Jakarta di Hotel Sahid pada bulan November 2015 nanti, dengan tema persatuan dan kebhinekaan. Sekitar 100 tokoh nasional akan diundang termasuk Hidayat Nur Wahid. Diundangnya tokoh-tokoh nasional ini dimaksudkan untuk membuka citra publik bahwa perayaan ini tidak eksklusif, tidak hanya komunitas Hindu saja, tapi semua elemen bangsa lintas agama pun kami undang merayakan.