Investor Diminta Gunakan Tenaga Kerja Lokal
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Investor luar negeri seperti Cina cukup antusias untuk berinvestasi di Indonesia. Sayangnya, investasi itu sekaligus diiringi dengan masuknya pekerja kasar dari negara tirai bambu.
Hal itu pun menimbukkan keprihatinan bagi beberapa pihak, termasuk Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI. Ketua Komite II DPD RI Parlindungan Purba mengatakan, kebijakan itu akan memiliki dampak negatif bagi masyarakat.
"Angka pengangguran di daerah masih tinggi," katanya kepada Republika.co.id, Selasa (8/9).
Oleh karena itu, jika investor tidak menggunakan tenaga kerja dari dalam negeri namun justru menggunakan pekerja kasar atau buruh impor, maka hal ini berpotensi meningkatkan angka pengangguran di Indonesia.
Ia mengatakan, jika tenaga yang diimpor merupakan tenaga ahli, maka hal itu masih dapat diterima karena mungkin jumlah tenaga ahli di Indonesia masih terbatas. Namun, jika yang diimpor adalah buruh, maka hal ini akan sangat ironis mengingat masih banyaknya masyarakat kelas menengah ke bawah di Indonesia yang kesulitan mendapat pekerjaan.