DPD: Lindungi Jamaah Haji dari Virus MERS!

DPD
Farouk Muhammad
Red: Maman Sudiaman

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua DPD, Farouk Muhammad, meminta pemerintah melalui kementerian kesehatan dan misi kesehatan haji Indonesia agar serius mengantisipasi dan melindungi jamaah haji dari terjangkit virus sindrom pernafasan Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus atau MERS-CoV.

Antisipasi termasuk menyangkut kedatangan para jamaah haji ke Tanah Air. "Jangan sampai jamaah haji terserang virus mematikan tersebut," ujar Farouk dalam siaran persnya yang diterima Republika.co.id, Ahad (20/9).

Menurut Senator asal NTB ini, saat berada di Saudi Arabia, tim kesehatan haji Indonesia harus melakukan sosialisasi intensif kepada jamaah haji untuk menjaga kesehatan, waspada agar tak terjangkit virus. Termasuk deteksi dini kondisi kesehatan jamaah jika ada yang terjangkit penyakit.

“Pengawasan ketat harus dilakukan terhadap jamaah rentan atau berisiko tinggi karena sedang sakit. Mereka harus diingatkan untuk tertib mengkonsumsi obat agar tidak drop,” ujarnya.

Tim kesehatan haji, lanjut Guru Besar PTIK-UI ini, juga harus proaktif mengingatkan jamaah agar menjaga kesehatan dengan banyak minum air, berperilaku bersih, mencuci tangan, banyak istirahat, hindari kerumanan dan interaksi yang terlalu sering dengan warga asing serta selalu menggunakan masker.

“Penggunaan masker seyogyanya diwajibkan bagi jamaah untuk mencegah penularan virus,” katanya.

Menurut Farouk Muhammad, penjagaan dan pengawasan ekstra tersebut terus dilakukan hingga saat hendak kembali ke tanah air. Di bandara, tim kesehatan haji bekerja sama dengan tim kesehatan di Saudi Arabia perlu meningkatkan monitoring untuk mewaspadai masuknya penderita yang diduga pengidap MERS  dan meningkatkan deteksi terhadap jamaah yang dicurigai untuk pengambilan tindakan yang tepat.

Menurut Doktor lulusan Florida State University AS ini, kegagalan dalam mengantisipasi sehingga masuk seorang penderita MERS risikonya sangat besar, bukan saja korban jiwa dan kesehatan tetapi juga kerugian ekonomis, seperti yang dialami Korea Selatan beberapa waktu yang lalu. Masuknya virus MERS ke Korsel menyebabkan 36 warganya meninggal dunia dan ratusan lainnya positif terjangkit. Sementara lebih dari 2.600 orang dikarantina (Data Juli 2015).

MERS juga menyebabkan ekonomi Korsel turun drastis. Korsel sampai harus menyuntikkan dana USD 19,8 miliar untuk membantu bisnis yang terkena dampak wabah MERS serta 30 juta won untuk memancing kembali turis asing. Jangan sampai hal itu terjadi di Indonesia.
“Oleh karena itu kewaspadaan dan kesiapsiagaan pemerintah khususnya tim kesehatan haji sangat penting.  Ini semua dilakukan semata-mata untuk melindungi rakyat dari bahaya MERS dan potensi penyebarannya masuk ke Indonesia," ujarnya.


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler