Duh, Minat Baca Indonesia di Urutan 60 dari 61 Negara
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Buku dan negara maju menjadi dua hal yang tidak terpisahkan. Wakil Ketua Komite III DPD Fahira Idris mengungkapkan semua negara maju seperti Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Prancis, dan Jerman menjadi negara yang mendominasi penerbitan buku dunia.
Langkah ini kemudian disusul oleh Rusia, Spanyol, Cina, dan India. Bahkan di India, kata Fahira, harga buku dari penerbit internasional dan ternama sekalipun sangat murah karena tidak ada pajak buat penerbitan buku. Hasilnya, India menjelma menjadi salah satu kekuatan dunia.
Fahira mengatakan untuk mendukung perbukuan di Indonesia, DPD sedang menyusun RUU Sistem Perbukuan jadi prioritas pada 2016. RUU ini didorong segera kelar tahun ini karena memang kehadirannya sangat mendesak.
Pada Maret 2016 lalu, Most Literate Nations in the World merilis pemeringkatan literasi internasional yang menempatkan Indonesia berada di urutan ke-60 di antara total 61 negara. Kondisi yang sama juga terjadi pada pemeringkatan tingkat pendidikan Indonesia di dunia yang memang dari tahun ke tahun belum beranjak dari papan bawah dalam berbagai survei internasional. Salah satunya World Education Forum di bawah naungan PBB menempatkan Indonesia di posisi 69 dari 76 negara.
“Buku menjadikan mereka menguasai ilmu pengetahuan. Bukankah Jepang menjadi penguasa teknologi dunia karena sejak dulu pemerintahnya punya program menerjemahkan berbagai buku dari dunia barat kemudian dijual dengan harga yang cukup murah? Ini semua bisa terjadi karena mereka sudah punya sistem perbukuan," kata Fahira, Kamis (28/4).
Menurut Fahira, semua negara maju di dunia menyadari bahwa kebijakan sistem perbukuan adalah syarat mutlak dalam upaya menghidupakan dunia penerbitan. Kebijakan perbukuan juga mampu mengembangkan minat baca, pemberantasan buta aksara, pencerdasan kehidupan bangsa dan muaranya kemajuan bangsa.