Tantangan Bangsa Harus Dijawab dengan Ilmu dan Karakter
REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK - Wakil Ketua MPR RI Evert Ernest Mangindaan membuka secara resmi Sosialisasi Empat Pilar MPR RI kerjasama MPR RI dengan DPD Gerakan Anak Muda Kristen Indonesia (GAMKI) Provinsi Kalimantan Barat. Mangindaan mengupas soal tantangan bangsa yang harus dihadapi bangsa Indonesia.
"Tantangan bangsa yang paling berbahaya adalah berasal dari dalam seperti radikalisme dikarenakan pemahaman sempit dan primodialisme yang juga sempit. Contohnya, masih banyak masyarakat yang hanya memilih kepala daerahnya yang berasal satu daerah dengannya. Dia tidak mau memilih kalau tidak satu daerah," ujar dia, Rabu (10/8).
Semestinya, lanjut Mangindaan, primodialisme tidak ada lagi di Indonesia. Semua memiliki kesempatan yang sama tanp membedakan itulah esensi karakter bangsa Indonesia. Hal lainnya yang menjadi tantangan bangsa adalah kurangnya teladan dari pemimpin baik pusat daerah yang berorientasi kepada bangsa dan negara. "Masih saya lihat masih banyak pemimpin baik itu pusat dan daerah yang hanya berorientasi kepada kekuasaan semata," katanya.
Diutarakan Mangindaan, pemimpin yang berorientasi kepada rakyat sangat dibutuhkan sebab masih banyak rakyat Indonesia yang hidup dalam kemiskinan dan kurangnya lapangan pekerjaan. "Untuk itulah generasi muda harus bisa memahami itu dengan baik. Caranya dengan serius belajar dan kuasailah teknologi di segal bidang agar bisa memakmurkan bangsa nantinya. Jika generasi muda pintar dan menguasai teknologi maka masa depan Indonesia akan baik. Itulah tantanganya tantangan bangsa," ujarnya.
Untuk membentuk secara sempurna generasi muda yang baik tersebut, Mangindaan menegaskan harus juga ditanamankan nilai-nilai luhur bangsa. Generas muda harus mengenal bangsanya luar dalam, jangan sampai hal-hal tentang bangsa seperti butir Pancasila, BPUPK, PPKI, hari konstitusi tidak memahami.Acara ini dihadiri sekitar 200 anggota Gamki se Kalimantan Barat.