Syiar Sunan Gunung Jati Masih Relevan di Masa Sekarang
REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid bersilaturahim di Kasepuhan Cirebon, Senin (22/8). Kehadiran Hidayat disambut Arief Natadiningrat Sultan Sepuh Kasepuhan Cirebon.
Kepada Hidayat Nur Wahid, Sultan Cirebon mengatakan kasepuhan memiliki sejarah peradaban yang panjang. Kasepuhan itu didirikan oleh Sunan Gunung Jati. Selain membangun kasepuhan, Sunan Gunung Jati menurut Sultan Cirebon ditugasi untuk menyebarkan Islam di Jawa bagian kulon.
Bangunan di kasepuhan telah ada sejak 600 tahun yang lalu. Kasepuhan berdiri di atas lahan seluas 25 hektare. Kasepuhan Cirebon menurut pria yang pernah menjadi anggota DPD itu masih original.
"Bangunan keraton dan masjid masih asli," ungkapnya.
Sultan juga mengungkapkan bagaimana Gunung Jati menyebarkan Islam semasa masih hidup. Tidak ada peperangan, menghormati kebudayaan masyarakat bahkan menggunakan budaya yang ada, gamelan, untuk mensyiarkan Islam.
Dalam kesempatan itu, Hidayat Nur Wahid menyatakan apa yang dilakukan Sunan Gunung Jati yaitu menyebarkan Islam secara damai masih relevan dengan kondisi sekarang. Sunan Gunung Jati menyebarkan Islam dengan tetap mempertahankan budaya masyarakat bahkan Sunan Gunung Jati mampu menyelesaikan masalah yang ada seperti kemiskinan, kebodohan, dan ketertinggalan.
"Menyebarkan Islam secara damai tetapi tidak kehilangan jati diri," ujarnya.
Sunan Gunung Jati menyebarkan Islam sampai Banten dan Jakarta bahkan mengusir penjajah Portugis dari Sunda Kelapa. Hingga akhirnya mengganti nama Sunda Kelapa menjadi Jakarta. Menurut Hidayat Nur Wahid, Islam disebarkan secara damai, mampu mengakomodasi segala kebaikan yang ada di masyarakat dan tetap mengkomunikasikan yang serius tetapi tetap menghadirkan damai, tak menghadirkan konflik dan permusuhan. Apalagi radikalisme dan terorisme.