Melestarikan Wayang Tradisional di 'Bumi Wali'
REPUBLIKA.CO.ID, TUBAN -- MPR RI bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Tuban 'Bumi Wali' menyelenggarakan pergelaran wayang kulit. Pergelaran wayang ini adalah salah satu bentuk metode Sosialisasi Empat Pilar MPR RI (Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara, UUD NRI Tahun 1945 sebagai konstitusi negara, NKRI sebagai bentuk negara dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara).
MPR menyelenggarakan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI yang dikemas dalam bentuk pagelaran seni budaya wayang kulit di lapangan Desa Sendang Jl. Letnan Sucipto Kec. Senori, Kab. Tuban, Jawa Timur dengan dalang Ki Sigid Ariyanto yang menampilkan lakon “Tumuruning Wahyu Tri Margo Joyo”. Pagelaran wayang kulit ini ditonton oleh ratusan masyarakat yang berdatangan dari berbagai daerah Kabupaten Tuban dan sekitarnya.
Pagelaran Wayang ini dihadiri oleh anggota MPR RI yaitu Anna Mu’awanah (Fraksi PKB), Wasesjen MPR RI Selfi Zaini dan pemerintah daerah hadir Sekretaris Daerah Kabupaten Tuban Budi Wiyana beserta jajarannya, Ketua DPRD Tuban Muhammad Miyadi, Kapolres, Dandim, Tokoh masyarakat dan ratusan warga dari berbagai pelosok Kabupaten Tuban.
MPR RI Selfi Zaini mengatakan wayang ini untuk melakukan reaktualisasi terhadap nilai-nilai Pancasila, dalam rangka Internalisasi pemahaman terhadap Empat Pilar MPR RI kepada masyarakat. "Sosialisasi melalui pagelaran seni budaya adalah salah satu bentuk apresiasi dan langkah konkret MPR RI dalam upaya melestarikan warisan budaya, khususnya wayang kulit yang telah menjadi kekayaan intelektual bangsa Indonesia," ujar dia, Jumat (4/11).
Sekretaris Daerah Kabupaten Tuban Budi Wiyana mewakili Bupati Tuban dalam sambutannya mengucapkan sosialisasi Empat Pilar MPR RI melalui acara pagelaran wayang kulit merupakan bentuk kepedulian terhadap pelestarian kekayaan seni budaya bangsa. Ini juga mengobati kerinduan masyarakat Tuban terhadap kesenian wayang yang sudah lama tidak bisa menikmati pagelaran semacam ini karena masalah dana.
“Sosialisasi yang dikemas dalam bentuk wayang kulit diharapkan bisa menjadi asas dan rambu-rambu dalam menyelesaikan segala permasalahan bangsa,” ujar Budi Wiyana .