DPD Minta Proyek Kereta Api di Kaltim Dipercepat

Masih banyak lagi proyek-proyek yang dikerjakan oleh Rusia terutama bauksit.

Republika/Febrianto Adi Saputro
Ketua DPD, Oesman Sapta Odang (OSO) saat memberikan keterangan kepada media terkait keinginannya mundur dari jabatan Wakil Ketua MPR, Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (12/2).
Rep: Ali Mansur Red: Andi Nur Aminah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Oesman Sapta Odang (OSO) menerima kunjungan delegasi Duta Besar Federasi Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva. Pada kesempatan itu, keduanya membahas hubungan kerja sama bilateral antara Indonesia dan Rusia.


OSO menyambut baik kunjungan Duta Besar (Dubes) Federasi Rusia untuk Indonesia. Apalagi telah terjalin hubungan baik dengan Dubes Federasi Rusia yang sebelumnya.

Pastinya hubungan kedua negara akan lebih baik karena banyak memberikan harapan khususnya di bidang ekonomi. "Kami juga menyambut baik kedatangan Presiden Rusia Vladimir Putin berkunjung ke Indonesia untuk investasi," kata OSI dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Selasa (24/4).

OSO berharap pembangun rel kereta api di Kalimantan Timur bisa dipercepat. Masih banyak lagi proyek-proyek yang dikerjakan oleh Rusia terutama bauksit. "Bauksit kita terbesar di dunia. Makanya welcome untuk Rusia. Kita siap membantu bila Rusia mengalami kendala atau masalah," kata dia.

OSI juga berterimakasih bahwa Pemerintah Rusia telah meningkatkan investasi di Indonesia. Lantaran, Indonesia banyak sumber daya yang dapat dikelola. OSI mengatakan hal itu terbuka bagi negera-negara lain. "Apalagi kita tahu Rusia saat ini tengah menggalakkan perekonomiannya. Ke depan kita berharap kerja sama bisa meningkat," ujar senator asal Kalimantan Barat itu.

Dubes Federasi Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva mengaku senang berada di Indonesia terutama keramahtamahan dan persahabatannya. "Kita banyak kesamaan walaupun Indonesia dan Rusia jaraknya sangat jauh," ujar dia.

Lyudmila menjelaskan bahwa Rusia saat ini tengah mengalami invansi dari Amerika Serikat dan sekutunya terutama tuduhan serangan senjata kimia di Douma Suriah oleh Amerika Serikat dan sekutunya. "Tindakan ini juga salah karena sejauh ini tidak ada bukti yang menunjukkan adanya serangan senjata kimia di Douma," kata dia.

Dengan demikian, lanjutnya, Rusia saat ini mengalami perekonomian yang kurang baik. Untuk itu, Rusia tengah meningkatkan kerja sama di Asia khususnya Indonesia. "Memang saat ini kami sedang meningkatkan kerja sama dengan negara-negara lain," kata Lyudmila. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler