Wakil Ketua MPR Ingin Pancasila Jadi Pelajaran
Penerus bangsa wajib tahu asal-usul bangsa, terutama ideologi Pancasila.
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Ahmad Basarah menginginkan Pancasila dihadirkan kembali sebagai mata pelajaran bagi siswa SD hingga perguruan tinggi.
"Kami menyampaikan ke pemerintah untuk menghadirkan kembali mata pelajaran Pancasila kepada seluruh pendidikan mulai SD sampai perguruan tinggi. Mata pelajaran itu harus sampaikan sejarah pembentukan Pancasila dan tidak boleh ada manipulasi atau distorsi," kata Basarah ketika menjadi pembicara dalam Sarasehan Kebangsaan 'Dirgahayu 639 tahun Bhinneka Tunggal Ika dan Bulan Soekarno' di Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, Senin (25/6).
Basarah menjelaskan, dihadirkannya kembali Pancasila sebagai mata pelajaran agar penerus bangsa mengetahui asal-usul bangsa terutama Pancasila sebagai ideologi negara. Menurutnya, akan menjadi kecelakaan sejarah jika para pemuda tidak tahu sejarah Pancasila yang sebenarnya.
Kembalinya Pancasila sebagai mata pelajaran agar fakta tentang Pancasila bisa disampaikan secara jujur dan obyektif kepada generasi muda agar bisa menjadikannya suri tauladan. Basarah mencontohkan, perubahan tujuh kata dari Ketuhanan dengan menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa itu adalah titik temu untuk golongan Islam dan kebangsaan dan para ulama. Menunjukkan kiai pada waktu itu sudah memberikan contoh mencintai bangsa merupakan bagian dari iman.
"Ini pelajaran bernegara yang sangat baik dari para pendiri bangsa dan tidak pernah diajarkan di kurikulum pendidikan kita. Oleh karena itu kita meminta pemerintah menghadirkan kembali mata pelajaran Pancasila dengan menghadirkan sejarah pembentukan Pancasila, kesepakatan para pendiri bangsa yang patut kita suri tauladani," ujarnya.
Dia juga meminta tradisi memperingati Juni sebagai bulan Bung Karno ini sebagai sesuatu yang harus dilakukan oleh kelompok masyarakat yang lainnya agar bangsa Indonesia tahu sejarah bangsanya, tahu pahlawannya dan asal usul bangsanya.