Ibas Ajak Masyarakat Dukung Pemimpin Terpilih

Semua pemimpin Indonesia memiliki tujuan menegakkan Empat Pilar menuju Indonesia maju

mpr
Anggota MPR RI Fraksi Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas).
Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, PACITAN -- Anggota MPR RI Fraksi Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) mengajak rakyat Indonesia mendukung pemimpin nasional yang terpilih nanti.  Sebab, setiap pemimpin Indonesia saat ini dan siapapun nanti yang terpilih memiliki tujuan yang sama yakni menegakkan Empat Pilar menuju Indonesia maju dan sejahtera.

Hal itu diangkapkan Ibas saat membuak sosialisasi Empat Pilar MPR dengan metode wayang kulit di Pacitan, Jumat (14/12). Ibas menegaskan bahwa nilai-nilai dalam Empat Pilar MPR yakni Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika harus terus dibumikan kembali oleh seluruh rakyat Indonesia.

"Empat Pilar MPR tersebut harus tetap ada dan harus tetap terjaga sebab karena Empat Pilar itulah negara kita tetap berdiri.  Dan untuk saat ini serta ke depan kita harus yakin dengan Empat Pilar bangsa kita akan semakin kokoh dan menjadi bangsa yang besar, maju dan sejahtera," kata dia.

Wayang bercerita tentang lakon Bima Sakti. Lakon yang dibawakan dalang Ki Anom Suroto yakni Bima Sakti mengkisahkan tentang perjalanan ksatria Pandawa Lima, Bima dalam menunaikan tugas dari gurunya mencari tirta perwita untuk mencapai kesempurnaan hidup.

Dalam perjalanannya, Bima bertemu Dewa Ruci yang memberikannya wejangan suci salah satunya adalah bahwa tirta perwita tidak ada dimanapun kecuali ada dalam diri manusia itu sendiri.

Bima memahami wejangan Dewa Ruci yang sesungguhnya adalah representasi dirinya sendiri, yang muncul dan memberi pengajaran kepadanya karena ia telah mematuhi segenap perintah gurunya dengan sepenuh hati.

Setelah Bima mendapat wejangan dari Dewa Ruci, ilmu itu diajarkan atau diturunkannya pada anak-anak muda untuk mengayomi para kawulanya dan untuk menjaga kelestarian negara Amarta dan untuk memperbaiki akhlak raja Astina dan para Kurawanya yang terlanjur parah rusaknya sehingga dikhawatirkan membuat ambruknya negara Astina.

Hal tersebut merupakan cita-cita Pandawa Lima agar anak muda Amarta bisa meneruskan atau melanjutkan perjuangan para pendahulunya yakni para Pandawa untuk negara dan bangsa.  Kisah tersebut sangat sejalan dengan implementasi nilai-nilai luhur bangsa yakni menghormati para pahlawan dan pendiri bangsa serta melanjutkan perjuangan dan cita-cita mereka menuju Indonesia menjadi bangsa yang besar dan sejahtera.


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler