Bea Cukai Banyuwangi Tingkatkan Layanan

Bea Cukai Banyuwangi kini tak hanya berfungsi sebagai koleteral bea dan cukai.

.
Bea Cukai
Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI -- Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, meningkatkan layanan. Awalnya Bea Cukai ini bertipe pratama menjadi madya pabean C, seiring pertumbuhan ekonomi kabupaten tersebut.

"Kami sedang mendorong perekonomian di daerah dengan mengubah layanan bea dan cukai, yang awalnya hanya berfungsi sebagai koleteral (pengumpul) bea dan cukai. Saat ini, paradigmanya kami ubah untuk membuat program yang memberikan pelayanan pada peningkatan perekonomian daerah," kata Direktur Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Heru Pambudi saat meresmikan gedung baru Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai menjadi tipe madya pabean C di Banyuwangi, Sabtu (26/1).

Ia mengatakan, Banyuwangi sebagai salah satu daerah yang diproyeksikan mengalami peningkatan ekonomi, mendapat perhatian dari Ditjen Bea dan Cukai. Salah satunya dengan meningkatkan kualitas layanan di Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Banyuwangi.

"Selain itu, kami tidak hanya akan mendorong pencatatan nilai ekspor yang di Banyuwangi saja. Tapi, kami akan memberikan insentif fiskal bagi para pelaku usaha, baik industri maupun UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) di Banyuwangi," katanya dalam keterangan tertulis Pemkab Banyuwangi.

Bentuk insentif fiskal tersebut, ujar Heru, dengan memberikan kebebasan untuk mengimpor bahan baku industri yang berkembang di Banyuwangi. Dengan adanya insentif tersebut, diharapkan mampu menekan biaya produksi sehingga harganya mampu bersaing di tingkat dunia. Dengan demikian, nilai ekspor dari Banyuwangi pun akan meningkat.

"Untuk bisa mendapat insentif fiskal, tinggal melakukan regestrasi dan permohonan izin di Kantor Bea Cukai Banyuwangi," katanya.

Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengharapkan peningkatan layanan bea cukai tersebut mampu mendorong pencatatan nilai ekspor di daerah yang dipimpinnya. Selama ini, banyak produk ekspor dari Banyuwangi yang tercatat di luar daerah, seperti di Bali, Surabaya dan Jakarta, sehingga tidak memberikan dampak pada perekonomian daerah.

"Banyak barang-barang ekspor dari Banyuwangi yang justru tercatat di Bali, Surabaya, dan Jakarta. Hal ini akhirnya tidak menggambarkan pertumbuhan ekonomi daerah. Sehingga daerah kurang mendapatkan manfaat dari hal tersebut," katanya.

Apalagi, lanjut Anas, potensi ekspor di Banyuwangi akan terus meningkat. Selama ini telah ada galangan kapal dari PT Lundin, pengalengan ikan tuna, dan pada tahun depan akan ada pabrik kereta api dari PT Inka (Persero). Belum lagi dengan potensi UMKM yang selama ini harus diekspor lewat Bali.

"Dengan adanya pelabuhan dan juga penerbangan internasional di Banyuwangi, tentu bukan hal sulit untuk meningkatkan ekspor dari Banyuwangi," ucap Anas.


sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler