MPR RI Gelar Rapid Test Bersama Keluarga Besar Polri
Wabah Covid-19 dapat memicu gejolak sosial yang harus diantisipasi kepolisian
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo bersama organisasi kemasyarakatan Gerakan Keadilan Bangun Solidaritas (GERAK BS), Relawan 4 Pilar, PP Keluarga Besar Putra Putri (KBPP) Polri dan PD KBPP Polda Metro Jaya menyelenggarakan rapid test Covid-19 dan suntik vitamin C kepada anggota Polres Jakarta Selatan dan anggota KBPP Polri.
Rapid test yang diikuti 250 orang ini sebagai upaya mendeteksi dini gejala Covid-19 di internal kepolisian guna meminimalisir penyebaran Covid-19. Sekaligus mempermudah kinerja para anggota Polri yang bertugas di lapangan dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.
"Selama pandemi Covid-19, para anggota kepolisian tak mungkin Work From Home (bekerja dari rumah). Mereka bahkan harus kerja lebih keras memastikan keamanan dan ketertiban masyarakat tetap terlaksana ditengah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Tingginya aktifitas maupun interaksi sosial mereka di lapangan, menjadikan Polisi termasuk kalangan yang rentan terpapar Covid-19," ujar Bambang usai penyelenggaraan rapid test di Lapangan Kantor Polres Metro Jakarta Selatan, Rabu (6/5).
Hadir dalam acara tersebut selain Ketua MPR RI Bambang, Anggota Komisi III DPR RI Masinton Pasaribu, Anggota Komisi VI Evita, Kapolres Jakarta Selatan Budi S, Ketua PP KBPP Bimo, Ketua Motor Besar Indonesia Rio Castela serta Ketua Umum dan Wakil Ketua Umum Gerak BS Aroem Alzier dan Amriyati Amien.
Mantan Ketua DPR RI ini memaparkan data terbaru Singapore University of Technology and Design (SUTD) yang semula memprediksi wabah Covid-19 di Indonesia berakhir pada 6 Juni 2020, mundur menjadi 23 September 2020. Sementara negara tetangga seperti Singapura, diprediksi keluar dari wabah Covid-19 pada 12 Juni 2020. Sedangkan Malaysia pada 16 Juli 2020.
"Prediksi menggunakan artificial intelligence (AI) ini memang bukan menjadi patokan pasti. Namun setidaknya bisa menjadi peringatan kepada kita, apabila tidak disiplin menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), tak menutup kemungkinan penyelesaian wabah Covid-19 di Indonesia akan mundur kembali. Semakin berlarutnya Covid-19, akan semakin membawa banyak dampak terhadap kehidupan kesehatan, sosial, hingga ekonomi masyarakat. Salah satunya, kepolisian dituntut ekstra keras mewaspadai potensi tindakan kriminal akibat kesulitan ekonomi yang dihadapi masyarakat," jelas Bambang.
Tak lupa, Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini mengingatkan kembali masyarakat agar tak mencibir, mendiskriminasi, apalagi mengucilkan hingga mengusir kalangan yang rentan terpapar Covid-19. Semisal, dokter, tenaga kesehatan, ataupun aparat kepolisian. Mereka sejati pahlawan yang merelakan dirinya berada di gugus depan dalam perang melawan Covid-19
"Semangat dan doa dari seluruh warga justru akan menjadi penguat bagi aparat kepolisian, dokter, tenaga kesehatan maupun saudara-saudara kita yang terkena virus Covid-19. Penyebaran virus ini tak mengenal status sosial, ekonomi, pendidikan maupun hal lainnya. Siapapun dalam kondisi apapun rentan terpapar," tutur Bambang.
Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila dan Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini juga menekankan perlunya digalakan kolaborasi sosial gotong royong seluruh elemen bangsa. Apalagi dampak Covid-19 tak hanya pada kesehatan, namun juga pada kondisi sosial ekonomi.
"Bantulah sekecil apapun yang kita bisa. Minimal, dengan disiplin berdiam diri di rumah dan menjaga jarak serta memakai masker jika harus bepergian ke luar rumah," kata Bambang.