Bea Cukai Kudus Bongkar Pengepakan Rokok Ilegal di Jepara

Bea Cukai berhasil menyelamatkan potensi kerugian negara sebesar Rp 587.232.000

Bea Cukai
Bea Cukai Kudus kembali menindak pengepakan rokok ilegal di Kecamatan Welahan, Kabupaten Jepara, Selasa (15/9).
Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS -- Terus berupaya menghentikan peredaran rokok ilegal, Bea Cukai Kudus kembali menindak pengepakan rokok ilegal di Kecamatan Welahan, Kabupaten Jepara, Selasa (15/9).

Kepala Kantor Bea Cukai Kudus, Gatot Sugeng Wibowo, mengungkapkan kronologis penindakan yang berawal dari informasi masyarakat bahwa terdapat sebuah bangunan yang terindikasi melakukan kegiatan ilegal. Kemudian, tim penindakan Bea Cukai Kudus bergegas menuju ke lokasi yang dimaksud untuk melakukan pemeriksaan.

“Ketika tim sampai di lokasi, kegiatan pengepakan rokok ilegal sedang berlangsung di dalam bangunan tersebut. Tim langsung melakukan pemeriksaan bangunan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan dengan ketat,” ujarnya.

Pada saat tim melakukan pemeriksaan dalam bangunan tersebut, tim menemukan rokok jenis sigaret kretek mesin (SKM) siap edar sebanyak 887.680 batang dari tiga merek yang diduga tergolong sebagai rokok ilegal karena diproduksi tanpa izin dan dilekati pita cukai diduga palsu serta tanpa dilekati pita cukai.

“Atas penindakan terhadap rokok ilegal senilai Rp 906.793.600 tersebut, tim berhasil menyelamatkan potensi kerugian negara sebesar Rp 587.232.000. Seluruh barang hasil penindakan dibawa ke Kantor Bea Cukai Kudus untuk dilakukan pengamanan dan keperluan pemeriksaan lebih lanjut," jelas Gatot.

Selain itu, tim juga mengamankan keping pita cukai diduga palsu jenis SKM seri III tahun 2020 sebanyak total 4.320 keping pita cukai dari berbagai tarif rokok, dan 20 buah alat pemanas yang diduga digunakan dalam proses pengepakan rokok ilegal tersebut.

“Bahaya dan kerugian yang terjadi jika masyarakat mengonsumsi dan mengedarkan rokok ilegal akan terus kami sosialisasikan. Dengan hilangnya rokok ilegal di masyarakat, akan tercipta perekonomian yang sehat dan penerimaan negara mengalami kenaikan,” pungkas Gatot.

Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler