Peneliti: Besar Peluang Cakada Dinasti Politik Menang

Ada 2 faktor alasan parpol pilih calon kepala daerah yang terafiliasi dinasti politik

Republika/Putra M. Akbar
Direktur Eksekutif Nagara Institute Akbar Faizal.
Rep: Febrianto Adi Saputro Red: Agus Yulianto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Nagara Institute Akbar Faisal menilai peluang sejumlah calon kepala daerah (cakada) dinasti politik untuk menang dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2020 besar kemungkinannya. Meskipun hal tersebut sulit dipastikan, namun jika dilihat dengan menggunakan parameter yang ada, maka polanya akan terlihat.


"Contoh di Solo, hampir bisa dipastikan Gibran akan memenangkan pertarungan," kata Akbar dalam konferensi pers terakit temuan dinasti politik pada Pilkada 2020, Senin (12/10). 

Alasannya, kata Akbar, pertama: sebagian besar partai telah mendukung putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) tersebut. Kedua, unsur kedekatan masyarakat dengan informasi juga menentukan.

"Tentu saja kita tahu bahwa masyarakat kita sekarang itu unsur kedekatan dengan informasi yang membuat kita terbawa mindset kita itu besar sekali terjadi seperti itu," ujarnya.

Begitu juga jika melihat peluang Bobby Nasution di pemilihan calon wali kota Medan 2020. Tidak ada bisa memastikan bahwa Bobby Nasution akan terpilih. Namun jika melihat pola di atas maka peluang Bobby untuk menang juga besar.

"Tentu saja tidak ada yang bisa memastikan sampai dengan tanggal 9 Desember 2020 yang akan datang," ucapnya. 

Selain itu, mantan anggota Komisi III DPR tersebut mengatakan, ada dua faktor alasan partai politik memutuskan untuk memilih calon kepala daerah yang terafiliasi dinasti politik. Pertama soal popularitas calon kepala daerah tersebut, kedua karena faktor kemampuan modal untuk membiayai proses-proses pilkada. 

"Jadi hubungan antara para pihak dengan elit-elit yang melakukan penentuan apakah seseorang diusung atau tidak ada dua faktor tadi," ucapnya. 

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler