Ke Mojokerto, Gus Jazil Dorong Santri Terus Mengaji

Gus Jazil menyebut saat ini minat masyarakat untuk mengaji sangat tinggi

MPR
Kehadiran Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid di Pondok Pesantren El Siq Tabarokkarrahman, Jl. Sooko, Kota Mojokerto, Jawa Timur (14/11) disambut dengan rebana oleh para santri. Pimpinan pesantren, KH. Ahmad Khusnul Hakim; dan yang santri yang ada, merasa bahagia dengan kehadiran Jazilul Fawaid. Pesantren El Siq merupakan pesantren yang berbasis mempelajari Al Quran.
Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID, MOJOKERTO -- Kehadiran Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid di Pondok Pesantren El Siq Tabarokkarrahman, Jl. Sooko, Kota Mojokerto, Jawa Timur (14/11) disambut dengan rebana oleh para santri. Pimpinan pesantren, KH. Ahmad Khusnul Hakim; dan yang santri yang ada, merasa bahagia dengan kehadiran Jazilul Fawaid. Pesantren El Siq merupakan pesantren yang berbasis mempelajari Al Quran.


Saat bertatap muka dengan para santri di aula pesantren, Jazilul Fawaid menyatakan dirinya merupakan alumni dari Pesantren El Siq. “Pesantren ini digagas oleh KH. Ahmad Khusnul Hakim”, ujarnya. Dikatakan Pesantren El Siq banyak berdiri di kota-kota di Indonesia dengan konsentrasi mempelajari dan menghafal Al Quran, “Sekaligus untuk mensyiarkan Islam”, papar pria yang akrab dipanggil Gus Jazil itu.

Kelebihan Pesantren El Siq menurut pria kelahiran Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, itu adalah pesantren yang melatih kemandirian santri dengan memperkuat mental dan gaya hidup.

Menurut politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu, keberadaan Pesantren El Siq perlu didukung sebab keberadaannya memperkuat ummat Islam di Indonesia lewat spirit Al Quran. Diungkapkan, bangsa Indonesia yang mayoritas beragama Islam terkenal dengan keramahan. Untuk itu ditegaskan agar ummat islam selalu memperkuat pengetahuan, hafalan, dan menjadikan Al Quran sebagai pedoman utama.

Alumni PMII itu mendorong kepada para santri untuk terus mengaji sebab saat ini minat masyarakat untuk mengaji semakin tinggi. Di mana-mana tumbuh kelompok pengajian. Tingginya minat masyarakat untuk mengaji dikatakan sebagai hal yang luar biasa. “Gerakan masyarakat untuk mengaji semakin tinggi”, ujar pria yang menjadi Koordinator Nasional Nusantara Mengaji itu. Banyaknya masyarakat yang mengaji akan bermakna dan bermanfaat bagi bangsa dan negara. “Banyaknya kelompok mengaji di masyarakat, dibentuk dari kelompok-kelompok pengajian yang awalnya kecil”, paparnya.

Dikatakan kepada mereka bahwa santri harus mau belajar di mana saja. Untuk mendapatkan ilmu yang banyak dan bermanfaat, fasilitas fisik pendidikan yang ada tak perlu lengkap dan mewah. “Kalau ada santri yang mau mondok di pesantren yang sederhana berarti ia mempunyai gaya hidup sederhana”, tuturnya. 

Diakui ada orangtua yang memilih menyekolahkan anaknya pada sekolah atau pesantren yang memiliki standar tertentu. Paling penting menurut Jazilul Fawaid adalah santri semakin hari semakin tambah ilmunya sebab dengan bertambah ilmu maka hidup akan semakin mulia. 

“Santri itu tampilannya tawaddhu dan sederhana”, ujarnya. Mulia di mata Allah menurut Jazilul Fawaid lebih utama sebab sekarang ada yang mengukur orang itu kaya dengan hitungan jumlah mobil, rumah, dan jenis kekayaan lainnya. Ia memuji Pesanren El Siq merupakan pesantren tradisional namun cara berpikirnya modern dan kontektuals.

Ahmad Khusnul Hakim dalam kesempatan itu menuturkan, Pesantren El Siq mempunyai komitmen untuk mendidik anak bangsa. “Kita ingin mendidik ummat Islam sebagai Muslim moderat yang hafal Al Quran”, ujarnya. Hal demikian dilakukan demi kemajuan ummat Islam tidak hanya di Indonesia namun juga di dunia. “Mudah-mudahan kita menghadirkan sosok-sosok ummat Islam yang bisa dihandalkan”, harapnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler