Bamsoet Ajak Jadikan Donor Darah Sebagai Gaya Hidup

Bamsoet tak ingin pandemi jadi alasan orang tidak mau melakukan donor darah

MPR
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo bersama Ikatan Alumni SMAN 14 Jakarta dan Palang Merah Indonesia (PMI) DKI Jakarta menyelenggarakan aksi donor darah.
Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua MPR RI Bambang Soesatyo bersama Ikatan Alumni SMAN 14 Jakarta dan Palang Merah Indonesia (PMI) DKI Jakarta menyelenggarakan aksi donor darah. Walaupun pandemi Covid-19 masih melanda, aksi kemanusiaan seperti donor darah tak boleh terhenti. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah menegaskan mendonorkan darah di tengah pandemi Covid-19 tetap boleh dilakukan, selama mengikuti protokol kesehatan.


"Jangan sampai karena alasan pandemi Covid-19, malah tidak ada yang mau donor darah. Akibatnya stok darah di PMI menipis, menyebabkan banyak nyawa tidak tertolong akibat kekurangan darah. Mari kita giatkan aksi donor darah, jadikan sebagai gaya hidup. Karena setiap satu kantong darah yang kita donorkan, bisa menyelamatkan setidaknya tiga nyawa manusia," ujar Bamsoet usai melakukan donor darah di SMA Negeri 14 Jakarta, Sabtu (12/12).

Alumni SMA Negeri 14 Jakarta dan Ketua DPR RI ke-20 ini menjelaskan, selain membantu saudara yang membutuhkan darah, donor darah juga memberikan banyak manfaat bagi si pendonor. PMI menerangkan, dengan melakukan donor darah, seseorang bisa mencegah potensi terjadinya stroke.

"Manfaat lainnya antara lain membantu menurunkan berat badan, membantu membakar kalori, melindungi jantung, meningkatkan sel darah merah, meningkatkan kapasitas paru-paru dan ginjal, serta membantu meningkatkan kesehatan psikologis. Melalui donor darah, kita bisa menjaga kesehatan dengan mudah, tanpa perlu mengeluarkan biaya," jelas Bamsoet.

Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini memaparkan, menurut PMI DKI Jakarta, kebutuhan darah di DKI Jakarta sekitar 1.000 kantong per hari. Karena pandemi Covid-19 dan berkurangnya pendonor, stok darah di PMI terus menipis, bahkan pernah krisis karena hanya tersedia sekitar 300 kantong per hari. Karenanya aksi donor darah harus terus digiatkan.

"Tak hanya di DKI Jakarta, aksi donor darah juga harus digiatkan di skala nasional. Standar WHO, kebutuhan stok darah setidaknya harus 2 persen dari jumlah penduduk. Secara nasional, Indonesia setidaknya membutuhkan stok 5,2 juta kantong darah setiap tahunnya. Sementara ketersediaan stok darah di PMI rata-rata baru mencapai 4,1 juta kantong per tahun. Sehingga masih belum memenuhi standar WHO. Karenanya dibutuhkan gotong royong dari warga untuk giat melakukan donor darah," pungkas Bamsoet. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler