Bea Cukai Tindak Pengiriman Rokok Ilegal Senilai Rp 450 Juta
Ratusan ribu batang rokok ilegal senilai Rp 450 juta diselundupkan lewat bus
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Tim patroli darat Kantor Wilayah Bea Cukai Jatim I dan Bea Cukai Madura berhasil menggagalkan upaya pengiriman ratusan ribu batang rokok ilegal yang tidak dilekati pita cukai senilai Rp 450 juta di Kota Surabaya, Jawa Timur, pada Senin (26/07).
Kepala Seksi Hubungan Masyarakat Kanwil Bea Cukai Jatim I, Trimulyo Cahyono, mengungkapkan kronologis penindakan ini berawal dari informasi yang disampaikan oleh masyarakat bahwa akan ada pengiriman rokok ilegal di wilayah pengawasan Kanwil Bea Cukai Jatim I.
Setelah dilakukan pendalaman informasi, petugas Bea Cukai kemudian langsung melakukan pengejaran dan memeriksa bus yang mengangkut rokok ilegal tersebut di Jalan Raya Hang Tuah Kecamatan Semampir Kota Surabaya pada Senin (26/07) pukul 11.00 WIB.
Trimulyo menyampaikan, pada bus tersebut didapati rokok yang tidak dilekati pita cukai sebanyak 28 karton atau 448 ribu batang, terhadap barang bukti dan saksi dibawa ke Kanwil Bea Cukai Jatim I untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
“Total nilai rokok ilegal yang diamankan dari hasil penindakan ini sebesar Rp 450 juta dengan potensi kerugian negara yang berhasil diselamatkan sebanyak Rp 235 juta,” ujar Trimulyo.
Trimulyo menjelaskan bahwa proses penindakan ini merupakan bagian dari upaya Bea Cukai untuk mengurangi peredaran rokok ilegal yang akan merugikan penerimaan negara di bidang cukai. Adapun dasar hukum dari kegiatan penindakan tersebut merupakan pelanggaran pidana yang diduga melanggar pasal 54 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007 tentang Cukai yang berbunyi, setiap orang yang menawarkan, menyerahkan, menjual, atau menyediakan untuk dijual barang kena cukai yang tidak dikemas untuk penjualan eceran atau tidak dilekati pita cukai atau tidak dibubuhi tanda pelunasan cukai lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling singkat satu tahun dan paling lama lima tahun dan/atau pidana denda paling sedikit dua kali nilai cukai dan paling banyak 10 kali nilai cukai yang seharusnya dibayar.
“Penindakan ini menunjukkan bahwa masih ada pihak yang memanfaatkan situasi pandemi Covid-19 untuk melakukan tindakan yang melanggar hukum. Bersama ini, kami tegaskan kembali bahwa seluruh jajaran Bea Cukai tetap konsisten melakukan penegakan hukum di bidang cukai di dalam situasi dan kondisi apapun," tutur Trimulyo.