Pacu Ekspor, Bea Cukai Lakukan Asistensi ke Pengusaha Daerah
Kegiatan asistensi lewat CVC kali ini dilakukan oleh jajaran Bea Cukai Jatim II
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-–Kerja sama antara Bea Cukai dengan para stakeholders terus dilakukan untuk mendorong kegiatan ekspor. Lewat kegiatan asistensi yang diusung dalam program customs visit customers (CVC), Bea Cukai berupaya mewadahi para pelaku usaha untuk menggali potensi ekspornya.
“Asistensi ekspor ditujukan untuk mencari tahu kendala yang dialami para stakeholders kami dalam memasarkan hasil produksinya ke luar negeri. Kami juga berupaya untuk memberikan informasi terkait tata laksana ekspor saat proses asistensi,” ujar Tubagus Firman Hermansjah, Kepala Subdirektorat Komunikasi dan Publikasi Bea Cukai.
Kegiatan asistensi lewat CVC kali ini dilakukan oleh jajaran Bea Cukai Wilayah Jawa Timur II. Kunjungan yang diadakan pada 12 dan 13 Oktober 2021 lalu diadakan beberapa perusahaan, antara lain PT Maju Bersama Selamanya, Banyuwangi yang berminat pada skema Kawasan Berikat (KB).
Dengan produk akhir berupa lobster, PT Maju Bersama Selamanya ini direncanakan akan menjadi calon perusahaan penerima fasilitas KB guna menunjang proses produksi dari perusahaan tersebut. “Perusahaan ini memang secara serius akan kami dorong untuk mendapatkan fasilitas Kawasan Berikat, mengingat produk yang dihasilkan memang sudah berkualitas ekspor,” ungkap Firman.
Di Ambon, Bea Cukai juga mengadakan pertemuan dengan PT Sumber Daya Wahana bersama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Maluku membahas rencana ekspor biji coklat langsung dari Maluku.
PT. SDW berkeinginan untuk ekspor biji kakao langsung dari Maluku dan sekaligus konsultasi terkait apa yang harus dipersiapkan nantinya. Dalam kesempatan ini di bahas secara detil teknis pengangkutan dan mekanisme ekspornya seperti apa, karena perlu diketahui bahwa perkebunan cokelatnya terletak di Pulau Seram, salah satu gugusan pulau disebelah utara Pulau Ambon.
Tidak hanya itu di Sidoarjo, Bea Cukai mengadakan diskusi dengan para pelaku UMKM terkait fasilitas kemudahan impor tujuan ekspor. Bea Cukai Sidoarjo memaparkan permasalahan yang jamak dialami oleh para pelaku UMKM yang salah satunya adalah standarisasi produk. Para pengusaha mendapatkan kesulitan memasarkan produknya karena setiap negara memiliki persyaratan dasar/standar yang berbeda, sehingga kesempatan untuk mendapatkan marketshare yang lebih luas menjadi terhambat. Ditambah dengan masih tingginya biaya shipping dan kendala mendapatkan kontainer yang siap pakai.
Bea Cukai memberikan fasilitas fiskal untuk perusahaan KITE IKM berupa pembebasan Bea Masuk, PPN tidak dipungut dan PPnBM tidak dipungut. Fasilitas tersebut diberikan untuk IKM yang melakukan pengolahan, perakitan atau pemasangan bahan baku yang hasil produksinya berorientasi ekspor. Selain itu, Bea Cukai juga membuka klinik ekspor yang memberikan edukasi dan literasi tentang perizinan, pembiayaan, jaminan, akses pasar, jaringan usaha maupun penyediaan fasilitas fiskal lain.