Selasa 31 Mar 2020 00:42 WIB

Kenali 18 Herbal Penguat Sistem Imun

Ketua Program Studi Profesi Apoteker Gadjah Mada menyebut beberapa bahan herbalnya.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yudha Manggala P Putra
Kembang sepatu
Foto: flickr
Kembang sepatu

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Cepatnya penyebaran Covid-19 yang menyebabkan kematian menimbulkan keresahan warga dunia. Berbagai usaha dilakukan demi menangkal virus seperti mengonsumsi multivitamin maupun suplemen untuk meningkatkan imunitas.

Kondisi serupa terjadi di Tanah Air. Selain mengonsumsi multivitamin, tidak sedikit masyarakat yang mengonsumsi empon-empon untuk mencegah virus corona yang intinya merupakan penguatan sistem imun.

Ketua Program Studi Profesi Apoteker, Dosen Departemen Farmakologi & Farmasi Klinik, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, Ika Puspitasari, mengimbau masyarakat menjaga daya tahan tubuh memanfaatkan bahan-bahan alami.

Ika menyebutkan, ada sejumlah cara untuk aktifkan sistem imun. Seperti jaga pola makan dengan gizi seimbang, minum air putih minimal enam gelas per hari, olah raga (30 menit) minimal tiga kali sepekan dan mandi setiap hari.

Tidak kalah penting, kata Ika, mencuci tangan menggunakan sabun atau hand sanitizer setiap kali akan makan atau minum dan ke luar dari kamar mandi. Serta, istirahat atau tidur yang cukup minimal 6-8 jam per hari.

Soal penggunaannya, Ika mengingatkan, konsumsi imunomodulator atau vitamin dan suplemen tidak boleh gantikan gizi seimbang yang dikonsumsi sehari-hari. Artinya, masyarakat tetap dianjurkan jaga pola makan dengan gizi seimbang.

"Ada beberapa herbal yang pernah diteliti baik secara in vitro (pada sel) maupun in vivo pada hewan uji yang bisa mendongkrak imun tubuh," kata Ika, Senin (30/3).

Ia menerangkan, terdapat 18 herbal yang pernah diteliti dan terbukti mampu meningkatkan imunitas. Ada Kembang Sepatu (Hibiscus rosasinensis), Brotowali (Tinospora cordifolia), Teen (Ficus carica) dan Lidah buaya (Aloe vera).

Lalu, Murbei (Morus alba), Jeruk nipis (Citrus aurantifolia), Bawang putih (Allium sativum), Kunyit (Curcuma longa), Orang-aring (Eclipta alba), Mangga (Mangifera indica), Mimba (Azadirachta indica) dan Mengkudu (Morinda citrifolia).

Ada pula Pegagan (Centella asiatica), Cabe Jawa (Piper longum), Echinace (Echinacea pupurea), Meniran (Phyllanti niruri), Keladi tikus (Thyponium flagelliforme) dan Sarang semut (Myrmecodia tuberosa).

Konsumsi bahan-bahan itu bisa dilakukan untuk mendongkrak sistem imun dan sepanjang waktu. Tapi, otoritas pengawas obat di beberapa negara Eropa merekomendasikan waktu penggunaan imunomodulator tidak lebih delapan pekan.

"Agar jika pasien mengalami gangguan kesehatan dapat diketahui, tidak tertutupi efek imunomodulator tersebut. Jika terjadi gangguan kesehatan, maka penderita harus memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan," ujar Ika.

Selain itu, penggunaan imunomodulator tidak direkomendasikan diberikan ke pasien-pasien penyakit kronis. Seperti leukemia, TB, dan penyakit autoimun seperti SLE, Rheumatoid artritis, Idiopatik trombositopeni purpura, dan DM tipe 1.

Ika menegaskan, pola hidup sehat dan pola makan sehat tetap harus jadi prioritas. Hal itu penting karena pengaruh makan dan hidup sehat lebih terpercaya dalam meningkatkan daya tahan tubuh melawan infeksi Covid-19.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement