Selasa 28 Apr 2020 03:53 WIB

LIPI: Perubahan Iklim Ancam Siklus Air

Indonesia diperkirakan akan menderita dampak kenaikan muka air laut

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Esthi Maharani
LIPI
LIPI

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seiring dengan perubahan iklim, siklus air diperkirakan juga mengalami perubahan yang signifikan dan berdampak pada kehidupan manusia. Hal ini diungkapkan Profesor Riset Pusat Penelitian Limnologi LIPI, Ignasius Dwi Atmana Sutapa.

"Setidaknya terdapat lima dampak penting yang terjadi akibat dari perubahan iklim yaitu pencemaran air, hilangnya keanekaragaman hayati, kekurangan air bersih dan sanitasi, kekeringan dan banjir, serta konflik air," kata Ignasius, dalam keterangannya, Senin (27/4).

Akibat perubahan iklim, Indonesia diperkirakan akan menderita dampak kenaikan muka air laut. Ia mengatakan, naiknya permukaan air laut dapat menyebabkan beberapa pulau kecil akan tenggelam dan beberapa kota yang berada di pinggir laut seperti Jakarta, Semarang, dan Surabaya akan menderita banjir.

Ia menjelaskan, untuk menanggulangi dampak perubahan iklim yang terjadi di Indonesia khususnya yang berkaitan dengan ketersediaan air bersih, pemerintah terus menambah pembangunan waduk. Waduk bisa berfungsi untuk menampung kelebihan air di musim hujan.

"Kelebihan air yang telah ditampung di waduk dapat dimanfaatkan pada musim kemarau yang saat ini terjadi dengan ekstrim. Selain untuk pemenuhan kebutuhan akan air bersih, waduk juga dapat menopang perekonomian masyarakat diantaranya untuk pengairan," kata dia menambahkan.

Apabila air tidak dikelola dengan baik maka suatu saat akan terjadi bencana. Ia menegaskan, air adalah sumber daya alam yang sangat penting sehingga harus dikelola dengan serius.

"Jumlah air tetap akan tetapi kebutuhan akan air semakin meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan kualitas air yang semakin menurun dari waktu kewaktu yang disebabkan oleh aktifitas manusia,"

Lebih lanjut, ia menyampaikan 97 persen air di bumi berada di lautan yang merupakan air asin. Sementara itu, hanya 3 persen saja yang merupakan air tawar. Oleh karena itu, ia berpesan agar masyarakat semakin menggunakan air dengan bijaksana.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement