Rabu 29 Apr 2020 11:01 WIB

Bisa Serang Semua Organ, Covid-19 Dijuluki 'Imitator Hebat'

Virusnya bisa menyerang banyak organ, Covid-19 bukan penyakit pernapasan biasa.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Ilustrasi virus corona dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat. Covid-19 yang disebabkan oleh infeksi virus corona tipe baru dinilai bisa masuk ke dalam daftar penyakit yang dijuluki sebagai imitator hebat karena virusnya mampu menyerang banyak organ.
Foto: CDC via AP, File
Ilustrasi virus corona dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat. Covid-19 yang disebabkan oleh infeksi virus corona tipe baru dinilai bisa masuk ke dalam daftar penyakit yang dijuluki sebagai imitator hebat karena virusnya mampu menyerang banyak organ.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Semakin dipelajari, semakin jelas terlihat bahwa Covid-19 bukan sekedar penyakit pernapasan biasa. Penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 ini bisa tampak seperti berbagai penyakit lain.

Dalam beberapa kasus, Covid-19 bisa tampak seperti penyakit saluran pencernaan yang memiliki gejala diare dan nyeri perut. Dalam kasus lainnya, Covid-19 bisa menjelma seperti demam dan flu.

Baca Juga

Hingga saat ini, Covid-19 diketahui bisa memicu munculnya beragam gejala selain batuk, demam, atau kesulitan bernapas. Beberapa gejala tersebut adalah mata merah, hidung berair, hilangnya kemampuan indra perasa atau penciuman, nyeri otot, kelelahan, diare, kehilangan nafsu makan, mual dan muntah, ruam di seluruh tubuh hingga bengkak atau kemerahan di beberapa bagian tubuh.

Dalam kasus yang berat, dokter juga menemukan pasien Covid-19 yang mengalami masalah irama jantung, gagal jantung, kerusakan ginjal, kebingungan , serta nyeri kepala. Ada pula yang mengalami kejang, sindrom Guillain-Barre, pingsan, serta masalah kontrol gula darah.

"Ini merupakan perkembangan penyakit yang belum pernah kami lihat sebelumnya pada kasus infeksi mana pun yang bisa kami pikirkan. Dan kami telah berpengalaman di bidang ini selama dua dekade," ungkap spesialis penyakit menular dari Yale School of Medicine Joseph Vinetz MD, seperti dilansir Medscape.

Ada sebuah mekanisme yang memungkinkan Covid-19 bisa menyerang berbagai organ di dalam tubuh sehingga memunculkan gejala-gejala yang menyerupai penyakit lain. Ketika partikel virus mengenai mata, hidung atau mulut, "paku-paku" protein dari virus tersebut akan terhubung dengan reseptor bernama ACE2. Ketika sudah terhubung dengan reseptor yang ada di permukaan sel tubuh ini, SARS-CoV-2 bisa masuk ke dalamnya.

Reseptor ACE2 bisa ditemukan di semua organ yang ada di dalam tubuh manusia. Ketika SARS-CoV-2 berhasil masuk, virus ini akan membuat sel yang diinfeksi menjadi sebuah "pabrik" untuk memperbanyak diri hingga berjuta-juta kali lipat.

Agar tidak mudah terdeteksi, virus corona ini juga melakukan upaya untuk mencegah agar sel yang diinfeksi tidak mencari pertolongan. SARS-CoV-2 akan memotong protein sinyal marabahaya yang biasanya dihasilkan sel-sel tubuh ketika mendapatkan serangan, seperti serangan virus. Virus ini juga mampu menghancurkan komando antivirus di dalam sel yang diinfeksi.

Kemampuan ini memberikan SARS-CoV-2 cukup banyak waktu untuk memperbanyak diri dan menginfeksi area-area di sekitarnya. Oleh karena itu, virus ini bisa menyebar sebelum respons imun, seperti demam muncul.

Banyak dari pasien Covid-19 yang hanya menunjukkan gejala ringan atau bahkan tanpa gejala sebelum kondisi mereka memburuk. Pasien-pasien ini kemungkinan hanya mengalami gejala saluran pernapasan atas yang merupakan tempat pertama mereka terinfeksi.

Akan tetapi, ketika tubuh tak mampu untuk menghancurkan virus di pintu masuk tersebut, partikel virus bisa masuk lebih dalam lagi ke tubuh. Saat masuk lebih dalam, virus bisa mengambil beberapa jalan.

Sebagian mungkin masuk lebih dalam ke paru, sebagian lainnya mungkin masuk ke saluran pencernaan, atau ada pula kondisi di mana virus masuk lebih dalam ke paru dan saluran pencernaan.

Ketika virus sudah masuk lebih dalam di tubuh, virus ini akan mulai menyebabkan penyakit yang lebih berat. Di sinilah, serangan langsung pada organ-organ yang memiliki reseptor ACE2 bisa terjadi. Beberapa organ tersebut adalah otot jantung, ginjal, pembuluh darah, serta hati.

Saraf dan sistem saraf pusat seperti otak juga berpotensi untuk mendapatkan serangan langsung dari SARS-CoV-2. Peneliti menilai ada banyak jalur yang bisa dilalui oleh SARS-CoV-2 untuk menyerang sistem saraf pusat. Akan tetapi, hal ini masih dipelajari lebih jauh.

Kondisi inilah yang membuat Covid-19 bisa memunculkan gejala yang sangat beragam. Kemampuan ini membuat Covid-19 dinilai bisa masuk ke dalam daftar penyakit-penyakit yang dijuluki sebagai "imitator hebat".

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement