Sabtu 02 May 2020 12:52 WIB

Kemendikbud Minta Guru Lakukan Inovasi Pembelajaran

Selama pembelajaran jarak jauh, tidak semua murid miliki akses internet dan listrik.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ratna Puspita
Siswa kelas 3 Sekolah Dasar (SD) mengikuti kegiatan belajar mengajar di rumah melalui siaran televisi TVRI.
Foto: ANTARA/ yulius satria wijaya
Siswa kelas 3 Sekolah Dasar (SD) mengikuti kegiatan belajar mengajar di rumah melalui siaran televisi TVRI.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) meminta para guru melakukan inovasi memberikan materi pelajaran selama pandemi virus corona SARS-CoV2 (Covid-19). Sebab, tidak semua murid memiliki akses internet hingga listrik.

Menurut Plt. Direktur Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar, dan Menengah Kemendikbud Hamid Muhammad, tidak semua anak-anak memiliki akses internet, tv, hingga listrik di rumahnya bisa menjadi kendala murid dalam menerima pelajaran. "Inilah yang paling kami pikirkan. Karena itu, guru perlu melakukan inovasi pembelajaran," ujarnya saat video conference bertema Inspirasi Para Pejuang Pendidikan pada Masa Pandemi Covid-19, di akun youtube saluran Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sabtu (2/5).

Baca Juga

Ia menyontohkan, pembelajaran yang mungkin diberikan kepada murid bisa secara manual misalnya menggunakan radio komunitas. Ia meminta para guru memberikan pelajaran dengan menyesuaikan menurut kondisi masing-masing. 

Kendati demikian, ia meminta yang dilakukan guru saat memberikan pelajaran harus sesuai dengan empat hal yang harus diterapkan saat kegiatan pembelajaran sesuai dengan surat edaran mendikbud nomor 4/2020. "Pertama medorong pembelajaran secara dalam jaringan (daring), baik interaktif maupun tidak," ujarnya.

Namun, ia tidak memungkiri banyak anak tidak bisa melakukannya karena tidak didukung dengan infrastruktur dan teknologi. Namun, pembelajaran dengan metode itu tetap harus dilakukan. 

Karena itu, ia meminta para tenaga pendidik memilih materi esesial yang perlu dilakukan muridnya di rumah. Kendati demikian, ia meminta para guru tidak menargetkan harus mengejar taret pencapaian kurikulum.

Kedua, ia meminta guru memberikan anak-anak pendidikan kecakapan hidup kontekstual sesuai kondisi rumah masing-masing utamanya mengenai pengertian Covid-19. Ia meminta guru juga harus menjelaskan ke anak-anak mengenai karakteristik virus seperti apa, cara menghindarinya, hingga jangan sampai terjangkit virus itu.

"Ketiga pembelajaran di rumah harus disesuaikan dengan minat dan kondisi masing-masing, jadi jangan disamarakatan karena harus memperhatikan situasi termasuk kondisi dan akses murid," ujarnya.

Keempat, ia meminta guru-guru tidak menilai tugas seperti biasanya. Ia menyebutkan penilaian murid bisa lebih banyak bersifat kualitatif

dan memberikan motivasi ke anak. 

"Empat hal ini menjadi patokan guru memberikan pelajaran ke anak," katanya.

Hamid menyebutkan sebenarnya ada tiga kelompok besar pembelajaran yang dilakukan sekolah. Pertama penuh menerapkan daring dan terbiasa memberikan program secara online yang bisa diakses seperti ruang belajar, ruang guru, sekolahmu. 

Ia menambahkan, sekolah-sekolah yang menerapkan metode ini tidak akan merasa kesulitan memberikan pembelajaran Covid-19. Kedua, sekolah yang menerapkan pembelajaran semi online yang menerapkan pengumpulan tugas lewat whatsapp. 

Terakhir, ia menyebutkan pembelajaran yang diberikan pihak sekolah masih sangat manual karena terbatasnya akses internet hingga listrik. "Ini yang kami pikirkan," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement