REPUBLIKA.CO.ID, RALEIGH -- Sebagian orang tua mungkin pernah bermasalah dengan sikap anak yang pemilih terhadap makanan. Orang tua perlu menyikapi kondisi ini dengan tepat agar anak tidak menjadi semakin pemilih.
Kecenderungan anak menjadi pemilih makanan atau picky eater biasanya mulai tampak ketika memasuki usia empat tahun. Sikap pemilih ini tidak mudah berubah setelahnya. Oleh karena itu, intervensi yang tepat perlu dilakukan lebih dini.
"Intervensi perlu dimulai sejak usia yang lebih dini," ujar profesor di bidang psikiatri dari Duke University Nancy Zucker dan profesor associate dari Baylor College of Medicine Sheryl Hughes dalam sebuah laporan studi, seperit dilansir di CNN, Rabu (27/5).
Dalam studi ini, sekitar 15 persen anak-anak yang menjadi partisipan masuk ke dalam kategori sangat pemilih terhadap makanan. Anak-anak ini sangat sering menolak sayuran atau merasa gugup ketika diberikan makanan baru.
Anak-anak ini kemungkinan menjadi sangat pemilih terhadap maknaan karena memiliki banyak ingatan buruk mengenai makanan. Ingatan buruk ini bisa terbentuk oleh cara orang tua memperkenalkan makanan pada anak saat kecil.
"Jangan paksa anak-anak untuk membersihkan isi piringnya. Jangan membuat mereka duduk di meja makan sampai mereka makan makanan dalam jumlah tertentu, dan hindari membujuk dengan makanan," kata ahli perkembangan dan perilaku anak dari Michigan Medicine CS Mott Children's Hospital dr Megan Pesch.
Studi menyebut, kecenderungan menjadi pemilih makanan tidak berkaitan dengan kondisi sosial ekonomi. Akan tetapi, studi menemukan cukup banyak anak-anak pemilih makanan yang memiliki kesulitan untuk mengatur emosi. Mereka lebih rentan terhadap perubahan suasana hati dan lebih mudah marah.
Ada beberapa kiat yang bisa dilakukan untuk mencegah anak menjadi pemilih terhadap makanan. Berikut ini adalah tujuh di antaranya:
1. Waktu yang tepat
Salah satu hal penting yang perlu dilakukan orang tua adalah memperkenalkan makanan baru di waktu yang tepat. Waktu terbaik untuk memperkenalkan makanna baru adalah ketika bayi mulai bisa mengonsumsi makanan padat di usia enam bulan. Ketika anak sudah memasuki usia enam bulan, orang tua sebaiknya menawarkan berbagai variasi makanan kepada anak hingga dia mencapai usia balita.
"Biarkan bayi mencondongkan badannya dan membuka mulutnya ketika dia ingin makan. Jangan memaksa anak makan atau memainkan permainan (menyuap dengan sendok) seperti pesawat terbang, itu tidak membantu," kata penulis bukuWhat to Feed Your Baby, dr Tanya Altmann, ini.
2. Tidak mudah menyerah
Ketika anak menunjukkan penolakan sekali terhadap suatu makanan, orang tua tak boleh langsung menyerah. Coba untuk kembali memperkenalkan makanan tersebut beberapa kali sampai anak menunjukkan ketertarikan untuk mencoba.
Studi menunjukkan, anak-anak mungkin membutuhkan hingga 12 kali terpapar untuk bisa tertarik pada makanan. Terpapar dalam hal ini adalah melihat makanan baru, bukan memakan makanan tersebut.
3. Jadi contoh
Pesch mengatakan orang tua dan kakak juga perlu menjadi contoh bagi anak. Sebagai contoh, orang tua dan kakak bisa memperlihatkan kepada si anak mereka menikmati makan wortel ketika mereka sedang memperkenalkan wortel kepada si anak.
4. Libatkan anak
Ketika sedang berbelanja, libatkan anak untuk memilih satu atau dua sayur untuk disantap. Bila memungkinkan, ajak pula si anak untuk mempersiapkan makanan bersama-sama. Pengalaman seperti ini dapat membuat anak merasa lebih terhubung dengan makanan tersebut sehingga tercipta hubungan yang baik antara si anak dan makanan.
5. Beri opsi
Bila anak tidak menyukai satu jenis sayuran, orang tua bisa memperkenalkan berbagai opsi sayuran lain yang mungkin disukai anak. Jangan biarkan anak hanya bisa menyantap satu jenis sayuran saja.
6. Buat menyenangkan
Ciptakan pengalaman makan bersama yang menyenangkan tanpa distraksi dari televisi atau ponsel. Orang tua bisa mengisi kegiatan makan bersama ini dengan berbagi cerita, menanyakan bagaimana hari sang anak berlangsung, hingga memutarkan musik yang ceria. Suasana ini akan memberikan kesan bahwa makanan merupakan bagian dari aktivitas yang menyenangkan dan membawa kebersamaan.
7. Jangan membuatkan makanan terpisah
Saat memasak untuk satu keluarga, jangan membuatkan makanan yang terpisah untuk anak hanya karena ada bahan tertentu yang tak disukai si anak dalam masakan. Buat masakan yang bernutrisi dan bisa disantap oleh semua anggota keluarga tanpa membeda-bedakan.