Rabu 17 Jun 2020 18:41 WIB

China Tunda Peluncuran Satelit Navigasi Beidou

Penundaan satelit naviasi Beidou disebabkan karena masalah teknis.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih
satelit (ilustrasi)
satelit (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China menunda peluncuran setelit navigasi global Beidou. Peluncuran terakhir Beidou Navigation Satellite-3 (BDS-3) direncanakan pada Selasa (16/6) waktu Beijing. Namun, peluncuran ini harus tertunda karena masalah teknis dengan roket.

“Roket pembawa Long March-3B yang akan digunakan untuk meluncurkan satelit BDS-3 ditemukan memiliki masalah teknis selama pengujian pra-peluncuran, menurut Kantor Navigasi Satelit China,” demikian dilaporkan Xinhua sekitar dua jam sebelum jadwal peluncuran dibuka, seperti yang dilansir dari Space, Rabu (17/6).

Baca Juga

“Peluncuran yang sebelumnya dijadwalkan untuk Selasa telah ditunda dan waktu peluncuran baru akan ditentukan,” ujarnya.

China biasanya membuat pengumuman peluncuran setelah satelit berhasil ditempatkan di orbit. Satelit BDS-3 terakhir seharusnya berangkat dari Pusat Peluncuran Satelit Xichang, yang terletak di provinsi Sichuan barat daya.

Sumber-sumber berita China sebelumnya mengatakan menemukan tanggal peluncuran yang cocok sulit musim hujan di daerah pegunungan. Musim hujan dapat menciptakan kondisi peluncuran yang menantang karena cuaca berubah dengan cepat di daerah tersebut.

Xinhua mengatakan dalam laporan lain dari Mei, bahwa peningkatan sistem BDS dimulai pada 2009. Setelah selesai, BDS-3 diharapkan mencakup 30 satelit (sekarang ada 29 satelit operasional) untuk aplikasi mulai dari pemosisian presisi tinggi hingga komunikasi pesan singkat.

BDS-3 telah beroperasi sejak 2018, tetapi peluncuran terbaru ini diharapkan dapat meningkatkan kekuatan sinyal dan jangkauan untuk pengguna di seluruh dunia. Satelit navigasi seperti yang ada di BDS-3 berfungsi dengan mentransmisikan sinyal yang ambil oleh penerima di telepon pintar dan perangkat yang diaktifkan dengan Global Positioning System (GPS).

Sinyal satelit mencakup informasi seperti waktu pesan dikirim, serta posisi orbit satelit. Navigasi dapat dilanjutkan ketika pengguna menerima informasi akurat dari setidaknya empat satelit.

Keterlambatan China dalam menyelesaikan jaringan BDS-3 terjadi ketika Amerika Serikat menghadapi tantangan dalam meluncurkan satelit baru untuk memodernisasi jaringan navigasinya sendiri, GPS. Pandemi virus corona baru memaksa peluncuran satelit GPS III berikutnya tertunda setidaknya 30 Juni dari rencana peluncuran April .

Satelit GPS III memiliki akurasi navigasi tiga kali lipat dan peningkatan hingga delapan kali lipat pada kemampuan anti-gangguan di jaringan GPS II. Jaringan GPS diatur untuk ditingkatkan sepenuhnya pada 2023.

Ada dua sistem navigasi global lain yang bersaing dengan China. Rusia meluncurkan satelit navigasi Glonass-M ke orbit pada Maret, menyediakan layanan untuk militer Rusia di darat, udara dan laut. Menurut Badan Antariksa Eropa, Sistem Galileo Eropa mulai beroperasi pada 2016 dan diperkirakan akan menambah satelit terakhirnya pada akhir 2020.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement