REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - - Jupiter menjadi salah satu planet yang memiliki badai gas berputar dan telah memukau banyak orang di Bumi, yang mengamati melalui lensa teleskop. Belakangan, Saturnus juga mencuri perhatian dengan keunikan serupa.
Dilansir Syfy, Saturnus memiliki segi enam misterius di bagian kutub utara planet ini. Pesawat ruang angkasa seperti Voyager 1 maupun Cassini tidak dapat terjun sedalam itu untuk menyelidiki lebih lanjut.
Ilmuwan dari Harvard University, Rakesh Yadav dan Jeremy Bloxham mencari tahu apakah yang menyebabkan fenomena aneh tersebut. Keduanya menyakini bahwa pusaran terjadi di kutub utara Saturnus karena aliran atmosfer jauh di dalam raksasa gas.
Pusaran kemudian mengenai jet horizontal yang intens di dekat khatulistiwa, membuat badai berubah menjadi segi enam. Pola aliran heksagonalpada Saturnus inilah yang menjadi contoh mencolok dari pengaturan turbulensi tersebut.
"Namun, mekanisme pembentukan dan kedalamannya masih belum jelas," ujar pernyataan bersama Yadav dan Bloxham dalam sebuah penelitian yang baru-baru ini dipublikasikan.
Voyager 1 pertama kali melihat turbulensi aneh ini pada tahun 1981. Cassini juga melihatnya sekilas, tetapi tidak ada pesawat ruang angkasa yang dirancang menyelidiki cukup dalam tentang asal usul segi enam.
Salah satu menunjukkan bahwa segi enam adalah formasi dangkal yang disebabkan aliran gas. Zona lapisan Saturnus yang belum dijelajahi ini dianggap sangat bertekanan tinggi dan memiliki temperamen yang jauh lebih tidak stabil. Artinya, rotasi planet dan mungkin fitur-fiturnya lainnya hanya memicu badai di tempat di mana tekanannya puluhan ribu kali lebih besar daripada di lapisan atas.
Tidak ada pesawat ruang angkasa yang dapat melihat sesuatu yang disembunyikan oleh awan Saturnus. Sinar matahari tidak menembus terlalu jauh, setidaknya ini bisa menjelaskan mengapa meski Cassini memang membantu para ilmuwan memahami apa yang ada di balik aliran gas di permukaan, itu tidak bisa melangkah lebih jauh.
Ketika gas jauh di dalam Saturnus dipanaskan dan menyimpang lebih jauh, dibutuhkan semua energi panas bersamanya. Ini memaksa lapisan gas di atas untuk mengembang, kehilangan kepadatan, dan naik.
Di Bumi, itu adalah bentuk konveksi, kekuatan yang menyebabkan tornado dan angin topan. Yadav dan Bloxham membuat simulasi komputer 3D dari sebuah fenomena yang dikenal sebagai konveksi kompresi turbulen. Gas-gas dapat dengan mudah dikompresi karena sebagian besar volumenya adalah ruang kosong, dengan partikel-partikel melayang jauh.
Tekanan tinggi akan mendorong partikel-partikel itu lebih dekat bersama-sama, meninggalkan lebih sedikit ruang di antara mereka. Tekanan semakin dalam di Saturnus.
Para peneliti menunjukkan bahwa konveksi yang dapat dipadatkan bergolak di Saturnus diduga terjadi ketika mengaduk gas yang dapat dikompresi. Ini berasal dari zona tekanan tinggi jauh di dalam lapisan luar planet, mengalami konveksi.
Pusaran ini mengenai jet gas Saturnus ke arah timur dan memicu badai ganas dalam bentuk yang tidak terduga. Meski simulasi menghasilkan bentuk sembilan sisi, bukan segi enam yang diharapkan para ilmuwan, tetap ada fakta menarik yang didapatkan oleh Yadav dan Bloxham.
"Segi enam kemungkinan sangat dalam. Model kami secara simultan dan mandiri menghasilkan jet zonal bolak-balik, siklon polar, dan struktur poligonal seperti heksagon yang serupa dengan yang diamati pada Saturnus," jelas Yadav dan Bloxham.