Rabu 08 Jul 2020 02:32 WIB

Ilmuwan Tegaskan Uji Coba Vaksin Covid tak Bisa Buru-Buru

Solusi tergesa-gesa bisa membahayakan proses dan standar pembuatan vaksin.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
Vaksin (ilustrasi)
Foto: AP Photo/LM Otero
Vaksin (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Sekelompok ilmuwan India menegaskan peluncuran vaksin Covid-19 untuk penggunaan publik tidak bisa dilakukan dalam waktu cepat. Akademi Ilmu Pengetahuan India memperingatkan bahwa solusi tergesa-gesa dapat membahayakan proses dan standar ilmiah yang ketat dalam pembuatan vaksin.

Dewan Penelitian Medis India (ICMR) mengatakan pihaknya 'membayangkan' vaksin yang akan diluncurkan pada 15 Agustus, yang merupakan Hari Kemerdekaan India. Namun ICMR kemudian mengklarifikasi bahwa tanggal itu bukanlah batas waktu.

Baca Juga

Dilansir di BBC, Selasa (7/7) dijelaskan, kontroversi pertama kali muncul setelah surat yang ditulis oleh kepala ICMR, Balram Bhargava, ke 12 lembaga yang dipilih untuk melakukan uji coba manusia untuk vaksin, bernama Covaxin, dibagikan secara luas di media sosial.

Di dalamnya, Bhargava telah mengarahkan mereka untuk mempercepat uji coba manusia, sehingga vaksin dapat diluncurkan pada 15 Agustus dengan melacak cepat semua persetujuan yang terkait dengan hal ini. Surat itu memperingatkan, ketidakpatuhan akan diperlakukan sangat serius.

Menambah polemik, sebuah pernyataan oleh Kementerian Sains dan Teknologi menghapus garis dari pernyataan sebelumnya yang mengatakan bahwa tidak mungkin ada vaksin yang sedang dikembangkan di negara ini, termasuk Covaxin, kemungkinan siap untuk digunakan publik sebelum 2021.

Hal ini menyebabkan badai protes dan kritik, dengan banyak yang mengatakan bahwa tenggat waktu 15 Agustus hanya akan merusak kredibilitas India.

Prof Partha P Majumder, presiden Akademi Ilmu Pengetahuan India, mengatakan bahwa tidak pernah terdengar adanya masa percobaan sebulan yang diumumkan oleh ICMR. "Hal ini memberikan nama buruk untuk industri penelitian biomedis dan obat-obatan," tambahnya.

Namun, ICMR sejak itu berusaha untuk mengklarifikasi komentarnya, dengan mengatakan bahwa tanggal 15 Agustus bukan tenggat waktu dan hanyalah upaya untuk memotong birokrasi. ICMR mengatakan hal ini bukan upaya untuk berkompromi pada uji coba keselamatan.

Vaksin biasanya membutuhkan waktu bertahun-tahun, jika tidak beberapa dekade, untuk dikembangkan. Namun, para peneliti di seluruh dunia berharap untuk mencapai jumlah pekerjaan yang sama hanya dalam beberapa bulan.

Sebagian besar ahli berpendapat bahwa vaksin untuk covid-19 kemungkinan akan tersedia pada pertengahan 2021. Ini adalah jangka waktu sekitar 12-18 bulan setelah virus Sars-CoV-2, pertama kali muncul. Bahkan itu akan menjadi prestasi ilmiah besar dan tidak ada jaminan hal ini akan berhasil.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement