Kondisi di suatu perusahaan bisa baik, bisa juga buruk. Bahkan beberapa perusahaan sering mengalami turnover akibat kekurangan karyawan, baik karena resign, mutasi, ataupun pensiun.
Tentu, kondisi seperti ini dapat menyebabkan ketidakstabilan karena perusahaan tidak punya tenaga kerja yang cukup untuk melaksanakan kegiatan operasional.
Sebagai karyawan, Anda juga merasa kurang nyaman karena kondisi seperti ini otomatis akan menambah job desk. Tugas yang tadinya bukan milikmu, sekarang akan menjadi milikmu sampai perusahaan menemukan penggantinya.
Agar tugas tidak terbengkalai, berikut beberapa tips menghadapi turnover yang bisa Anda terapkan saat situasi seperti ini benar-benar terjadi di perusahaan tempatmu bekerja:
1. Tetaplah Tenang
Hal yang wajar bila Anda merasa panik, terutama bila kondisinya terjadi secara dadakan. Sebab, belum ada satu persiapan pun yang direncanakan untuk menghadapi situasi yang baru. Ditambah lagi Anda juga tidak terlalu banyak tahu tentang pekerjaan rekan yang posisinya ingin digantikan.
Namun, menghadapi perubahan dengan rasa panik tidak akan membuahkan hasil apa-apa. Yang ada situasi akan bertambah kacau, menyebabkan pikiran buyar dalam seketika. Akibatnya, pekerjaan. menjadi terbengkalai.
Cobalah untuk membuang sikap panik ini jau-jauh. Hadapi situasi yang baru dengan tenang karena ini akan membantumu untuk lebih cepat belajar. Alhasil, tugasmu dan tugas tambahan akibat turnover dapat selesai dengan hasil baik.
2. Ketahui Job Desk Baru Secepatnya
Namanya juga bukan job desk-mu, jadi wajar kalau Anda tidak tahu tentang spesifikasi tugasnya secara detail. Namun, bukan berarti diam sambil menunggu diarahkan oleh atasan.
Lebih baik cari tahu tentang job desk terbarumu secepatnya, sehingga Anda bisa meluangkan waktu untuk belajar.
Terlebih lagi bila job desk terbaru yang akan dipegang tergolong sulit. Jadi waktu yang dibutuhkan untuk belajar tentu lebih lama dibandingkan tugas yang levelnya mudah.
Pelajari setiap bagiannya dengan baik, jadi Anda dapat mengurangi kebiasaan tanya sana dan sini yang sejatinya dapat merusak konsentrasi rekan kerja yang lain.
Baca Juga: Biar Tak Menyesal Kemudian Hari, Kenali Sejak Dini 4 Tanda Waktu Terbuang Percuma
3. Mintalah Bantuan, Tapi Disaat yang Tepat
Mengambil alih pekerjaan orang lain memang tidak mudah, namun keadaan memaksamu untuk melakukannya. Apa boleh buat, mau tidak mau harus dikerjakan apalagi kalau sudah diperintahkan oleh atasan.
Namun jangan khawatir, Anda tidak bekerja seorang diri karena ada orang-orang yang siap membantu saat mengalami kesulitan.
Hanya saja, mintalah bantuan disaat yang tepat. Jangan meminta bantuan saat orang lain sedang sibuk mengerjakan tugasnya. Bukan dibantu, yang ada permintaan Anda malah ditolak mentah-mentah.
Jadi, perhatikan situasinya atau coba kerjakan sendiri terlebih dahulu. Nanti kalau ada yang tidak dimengerti, baru bertanya. Cara ini jauh lebih efektif sekaligus melatih kemampuan berpikir.
4. Ingat Job Desk Utama dan Selesaikan
Saat ini, waktu kerja Anda tidak lagi mutlak untuk menyelesaikan job desk sendiri karena harus dibagi untuk mempelajari job desk orang lain. Tidak apa-apa, selesaikan dulu job desk utama sebelum akhirnya beralih ke ke job desk milik orang lain.
Kalaupun nanti job desk orang lain tidak selesai, atasan dapat mentolerir ini karena Anda masih dalam tahap belajar. Tapi, kondisinya bisa kacau kalau yang tidak selesai itu adalah tugas utamamu.
Lain halnya bila tugas yang diambil alih sifatnya mendesak, baru boleh didahulukan. Tapi kalau tidak, fokus saja pada pekerjaan utamamu terlebih dahulu.
5. Hindari Menunda-Nunda Pekerjaan
Sebaiknya jangan pernah menunda-nunda pekerjaan meskipun jatah kerjaan bulan ini lebih sedikit daripada bulan lalu. Sebab, Anda tidak tahu apa yang akan terjadi pada hari-hari berikutnya. Apalagi sekarang ada pekerjaan tambahan yang harus diselesaikan akibat turnover.
Jika ada tugas yang perlu dikerjakan dan kebetulan ada waktu untuk mengerjakan, langsung selesaikan sampai tuntas. Jadi Anda tidak perlu kocar-kacir bila sewaktu-waktu ada kerjaan tambahan, karena pekerjaan utama sudah selesai.
Dan jangan ragu meminta back up rekan kerja apabila pekerjaanmu sangat banyak. Tapi ingat, beri kerjaan yang bisa dimengerti olehnya untuk meminimalisir kesalahan. Sebab ada satu saja yang salah, maka Anda harus cek dan perbaiki satu per satu lagi sampai akhirnya benar.
Baca Juga: Alasan Seseorang Tak Mau Resign Meski Benci Pekerjaannya
6. Coba untuk Lebih Fokus
Bekerja itu akan lebih enak kalau pakai hati, jadi bukan setengah-setengah karena dapat menyebabkan kesalahan yang semestinya tidak terjadi. Misalnya untuk job desk A, Anda tahu kalau penyelesaiannya menggunakan cara B, tapi malah keselip pakai cara A karena kurang konsentrasi saat mengerjakannya.
Apalagi saat turnover ini, jatah kerjaanmu akan semakin banyak. Jadi kalau tidak fokus, yang ada bersalahan semua. Alih-alih ingin cepat dan hasil yang maksimal, tapi nyatanya justru sebaliknya.
7. Lakukan Evaluasi Terhadap Pekerjaan
Job desk saat ini tidak hanya dua atau tiga saja, tapi sudah lima atau malah lebih karena turnover. Meski demikian, hindarilah yang namanya mengeluh karena ini tidak akan memberikan efek apa pun. Daripada mengeluh, lebih baik evaluasi apa yang sudah dikerjakan.
Evaluasi ini akan membantumu untuk mendeteksi adanya kesalahan yang mungkin tidak Anda ketahui di awal. Jadi, hasil kerja yang Anda pertanggung jawabkan kepada atasan nanti sepenuhnya benar.
Hal ini dapat meningkatkan skor penilaian kinerja yang suatu saat akan diapresiasi oleh atasan, misalnya dalam bentuk bonus atau promosi jabatan. Lumayan, kan?
Sikapi Turnover dengan Cara Baik-baik
Turnover mendadak bukan hal yang perlu ditakuti, melainkan hal yang harus disikapi dengan baik untuk mendatangkan hasil baik pula. Semoga tips-tips di atas membantu Anda untuk mengatasi turnover, ya!
Baca Juga: 6 Tips Mencari Kerja untuk Kamu yang Ingin Pindah Karier