Sabtu 18 Jul 2020 06:25 WIB

Begini, Foto Matahari Jika Dilihat dari Dekat

Ilmuwan mengambil gambar matahari dari dekat dengan pesawat Solar Orbiter.

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Gambar mengungkap bahwa matahari ditutupi oleh ledakan yang relatif kecil seperti suar api, yang oleh para ilmuwan dijuluki sebagai api unggun.
Foto: esa
Gambar mengungkap bahwa matahari ditutupi oleh ledakan yang relatif kecil seperti suar api, yang oleh para ilmuwan dijuluki sebagai api unggun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Pesawat ruang angkasa Solar Orbiter menangkap gambar terdekat dari Matahari. Foto-foto menakjubkan yang diambil sebagai bagian dari misi kolaboratif NASA dan Badan Antariksa Eropa (ESA) dapat merevolusi pemahaman tentang Matahari.

Gambar-gambar terbaru diambil ketika pesawat ruang angkasa membuat pendekatan terdekat ke Matahari dalam orbit elips saat ini, pada jarak sekitar 48 juta mil (77 juta km).

Baca Juga

Dalam gambar baru, tampak bahwa matahari ditutupi oleh ledakan yang relatif kecil seperti suar api, yang oleh para ilmuwan dijuluki sebagai api unggun. Api unggun tampak sebagai letusan miniatur yang cerah, setidaknya jika dilihat dari jauh.

Pada kenyataannya mereka masih sangat besar. Belum jelas apa sebenarnya api unggun itu. Namun, menurut para ilmuwan misi, mereka tampaknya adalah 'sepupu' dari semburan api matahari yang lebih besar yang telah diketahui meletus dari permukaan Matahari. Semburan ini memiliki potensi untuk secara serius mengganggu teknologi modern di Bumi.

Ada kemungkinan bahwa api unggun tersebut diciptakan dengan cara yang sama seperti terbentuknya api Matahari, suatu proses yang melibatkan medan magnet Matahari, meskipun pada skala jutaan kali lebih kecil. Selain itu, dapat juga ini didorong oleh proses yang sama sekali baru yang saat ini tidak diketahui oleh ilmu pengetahuan.

Tim peneliti saat ini menunggu data dari Solar Orbiter's Spectral Imaging of Coronal Environment (SPICE), yang akan memberikan pengukuran yang tepat dari suhu api unggun. Dengan informasi ini akan mungkin untuk memperkirakan berapa banyak mereka berkontribusi pada fenomena pemanasan koronal. Instrumen lain di atas pesawat akan memasuki masa jayanya di misi, ketika pesawat ruang angkasa menggeser orbitnya lebih dekat ke Matahari.

Dari gambar yang dirilis, tim ilmuwan juga dapat menjelaskan misteri tentang suhu korona dan permukaan Matahari yang terlihat memiliki suhu terik sebesar 20.000 ° F (11.093 ° C). Secara logis, seseorang akan berasumsi bahwa atmosfer Matahari akan sedikit lebih dingin daripada permukaan.

Namun, pengamatan menunjukkan bahwa ini bukan masalahnya. Korona diperkirakan memiliki suhu lebih dari satu juta derajat Celcius, menjadikannya 200 hingga 500 kali lebih panas daripada permukaan bintang ini.

Sifat berlawanan dari korona telah membingungkan para ilmuwan selama beberapa dekade. Itu setara dengan langit menjadi jauh lebih panas ketika Anda melangkah lebih jauh dari api yang membara.

Solar Orbiter diluncurkan tahun ini pada 10 Februari lalu, dengan misi untuk mengungkap rahasia bintang induk Bumi menggunakan seperangkat enam instrumen ilmiah.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement