Jumat 30 Aug 2024 15:06 WIB

Fenomena Bulan Menjauhi Bumi Terjadi, Durasi Waktu 1 Hari di Bumi Bakal Bertambah?

Setiap tahunnya bulan bergerak 3,5 sentimeter menjauh dari bumi.

Rep: Antara/ Red: Qommarria Rostanti
Bulan (ilustrasi). Bulan secara perlahan menjauh dari bumi. Fenomena ini diprediksi akan berdampak pada durasi waktu dalam sehari di bumi.
Foto: EPA-EFE/HOTLI SIMANJUNTAK
Bulan (ilustrasi). Bulan secara perlahan menjauh dari bumi. Fenomena ini diprediksi akan berdampak pada durasi waktu dalam sehari di bumi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkap sebuah fenomena astronomi yang menarik perhatian para ilmuwan dan masyarakat umum. Melalui penelitiannya, BRIN mengungkapkan bahwa bulan secara perlahan menjauh dari bumi. Fenomena ini diprediksi akan berdampak pada durasi waktu dalam sehari di bumi.

Peneliti Astronomi dan Astrofisika BRIN Thomas Djamaluddin menjelaskan, pergerakan bulan yang menjauhi bumi disebabkan oleh interaksi antara bumi, bulan, dan matahari.

Baca Juga

"Akibatnya rotasi bumi akan melambat, nulan menjauh, dan revolusi bulan melambat atau periodenya makin panjang," kata Thomas saat dikonfirmasi di Jakarta, Jumat (30/8/2024).

Thomas mengatakan, setiap tahunnya bulan bergerak 3,5 sentimeter menjauh dari bumi. Hal ini membuat rotasi bumi melambat 0,002 detik per abad. Dengan kata lain, setiap 100 ribu tahun durasi satu hari di bumi hanya bertambah dua detik.

Sedangkan penambahan waktu satu hari di bumi hingga menjadi 25 jam, Thomas memperkirakan hal tersebut baru terjadi 180 juta tahun mendatang. Oleh karenanya, menurut Thomas dampak pergeseran bulan menjauhi bumi baru terasa oleh manusia dalam jangka waktu yang sangat panjang.

"Dampaknya baru terasa itu miliaran tahun mendatang. Manusia sekarang tidak akan merasakan. Suatu saat nanti, satu hari di bumi sama dengan satu bulan, satu kali bulan mengitari bumi, atau sekitar 48 hari menurut hitungan sekarang," ujarnya.

Beberapa waktu yang lalu, langit Indonesia menampakkan suatu fenomena astronomi unik yakni parade planet, di mana sebanyak enam planet terlihat berada dalam posisi sejajar.

Adapun planet yang bisa disaksikan di langit Indonesia antara lain Jupiter, Mars, dan Saturnus sebagai planet terang. Lalu ada Merkurius yang nampak sebagai planet redup.

"Ada tiga planet terang yang bisa dilihat pagi pukul 05.00 yakni Jupiter, Mars, dan Saturnus. Plus planet redup Merkurius," kata Thomas. Thomas menjelaskan, hanya planet Mars, Jupiter, dan Saturnus yang dapat dilihat dengan mata telanjang.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement